Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukuplah Citayem sebagai Fashion Week-ku

1 Agustus 2022   14:35 Diperbarui: 2 Agustus 2022   22:47 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut dinding area Citayem Fashion Week di gelar. (Photo: IG, Rani Alfina)

Karena sudah terlalu banyak berita, liputan, konten dan ulasan tentang Citayem Fashion Week, maka tulisan ini pendek saja.

Bagi penulis, cukuplah remaja Citayem dengan gayanya sebagai fashion week-ku.

Yang lain hanya pengekor. Sebagus dan seindah-indahnya ekor, adanya dibelakang. Tetap remaja Citayem-Bojong Gede lah kepalanya. Terdepan.

Walau out-fit mereka murah dan apa adanya, merekalah yang pertama kali dilihat dan diingat orang.  Kepolosan, kelucuan dan keluguan mereka berhasil menciptakan pabrik konten di sebuah bilik jantung kota Jakarta. Dukuh Atas, tak jauh dari Monas.

Remaja Citayem sedang men-Citayem-kan negeri ini. Banyak yang mem-follow cara bocah kampung itu eksis. Mereka membuktikan bahwa social-climbing tak perlu tipu-tipu dan mahal. 

Sebuah prestasi gaya hidup yang tak didisain. Tak dirancang tapi menular begitu saja lewat demam nongkrong dan fashion ala mereka. Yang kemudian diikuti banyak daerah di negeri ini.

Hebat dan selamat!

Kepada Bonge, Jeje, Kurma dan Roy, segera bisikan ke telinga teman-teman kalian. Rapatkan barisan dan atur langkah serta pose nongkrong. Yang sudah terjadi biarkan terjadi. Ambil berkahnya.

"Ssst...! Orang kota dan sosok ternama mulai mendekati kita. Bisa menguntungkan, bisa merugikan. Sebelum dimanfaatkan mereka dan diatur-atur mereka, yuk kita cari tongkrongan lain. Sesuai isi kantong kita. 

Negeri ini terlalu luas untuk dijadikan sekedar tempat nongkrong dan bergaya. Keindahan dan panoramanya beragam. Kita sudah jadi penakluk wilayah. Mari kita taklukan wilayah lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun