Baju lebaran itu tradisi. Kalaupun ada dalilnya, itu hanya anjuran. Tidak wajib. Hanya sunah. Tidak berdosa jika tak ada. Kalaupun di ada-adakan, syukur alhamdulillah karena mampu. Masalah dapat pahala atau tidak, waullahu'alam bisawab.
Gunakanlah pakaian terbaik yang ada pada setiap hari raya, kira-kita seperti itulah intisari dari semua dalil hadits yang diriwayatkan para sahabat Rosulullah Muhammad SAW.
Walau tradisi dan hanya sebuah sunnah yang tidak mengikat, adanya baju lebaran atau memakai baju baru di hari raya, rasanya memang bikin beda. Kurang afdol kalau tak ada. Apalagi mayoritas orang yang merayakannya memakai baju lebaran.
Lebaran, khususnya hari raya Idul Fitri, adalah hari kemenangan. Hari Bahagia. Karena bahagia, banyak orang suka memberi dan diberi. Tumpang tindih. Mengalir begitu saja. Yang penting ikhlas. Termasuk saling memberi dan diberi baju lebaran.
Banyak kejadian, orang yang tak mampu beli baju lebaran, biasanya ada saja yang mebelikannya sebagai hadiah dan sedekah. Hampir pasti. Sehingga, hampir semua yang berhak berhari raya punya baju lebaran.
Masalahnya cuma mau memakai yang baru atau tidak. Baik hasil pemberian atau hasil niat membeli sendiri. Atau cukup merasa, pakai saja yang terbaik diantara yang ada dan dimiliki.
Perkara model, trend baju lebaran, jelas tak ada tuntunannya. Karena, anjurannya sebatas memakai koleksi pakaian yang terbaik dari yang dimiliki. Yakni, setelan baju yang paling layak, disukai, dieman-eman dan jadi gacoan jika bertemu dan berkumpul dengan kerabat. Â
Tapi kalau mau mengikuti model dan trend yang sedang happening, tak ada salahnya. Orang akan memandang kita sang mampu. Apalagi baju itu mahal harganya. Asal padu-padanya layak dikenakan di hari raya dan tidak melampaui batas kepatutan sehingga jadi gunjingan dan "fitnah" bagi yang melihatnya.
"Maskernya, mana?" Nah, ini yang perlu di atensi. Tetap dan harus menggunakan masker. Apapun baju lebaran yang dikenakan. Mengingat pandemic Covid-19 dengan segala varian turunan virusnya belum kelar. Masih perlu diwaspadai akan adanya ledakan wabah, jika protokol kesehatan ditabrak begitu saja saat perayaan lebaran.
Tetaplah gunakan masker. Jangan abai. Jangan egois. Pandemi masih transisi menuju endemi. Musibah ini masih berlangsung walau mulai melandai.
Sesuaikanlah aksentuasi warna masker Anda dengan baju lebaran yang Anda kenakan, jika merasa masker dianggap mengganggu penampilan baju lebaran Anda. Kalau baju lebaran Anda dominan putih, janganlah kenakan masker bercorak polkadot atau loreng tentara. Runyam terlihat nanti. Kenakan saja masker berwarna putih juga atau hitam sekalian.Â
Curi warna masker Anda dari warna yang ada pada outfit baju lebaran Anda. Begitu pesan penata busana dimanapun. Untuk lebih jelasnya, bolehlah nonton tutorialnya di youtube dan googling. Banyak.Â
Selamat memilih dan menyiapkan baju lebaran. Jangan lupa, apapun baju lebaran Anda, masker harus tetap dikenakan. Sebagai bagian dari tindakan pencegahan sebaran varian Covid-19 yang tahun ini masih ingin ikut lebaran bersama kita dimanapun.
Jadikan masker sebagai pemanis penampilan kita. Baju lebaran kita. Dan penolong rupa kita yang mungkin "kurang elok" dipandang jika tanpa masker.Â
Selamat jelang lebaran. Mohon maaf lahir dan bathin.Â
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H