Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Apapun Baju Lebarannya, Masker Pemanisnya

16 April 2022   21:48 Diperbarui: 22 April 2022   03:15 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baju lebaran itu tradisi. Kalaupun ada dalilnya, itu hanya anjuran. Tidak wajib. Hanya sunah. Tidak berdosa jika tak ada. Kalaupun di ada-adakan, syukur alhamdulillah karena mampu. Masalah dapat pahala atau tidak, waullahu'alam bisawab.

Gunakanlah pakaian terbaik yang ada pada setiap hari raya, kira-kita seperti itulah intisari dari semua dalil hadits yang diriwayatkan para sahabat Rosulullah Muhammad SAW.

Walau tradisi dan hanya sebuah sunnah yang tidak mengikat, adanya baju lebaran atau memakai baju baru di hari raya, rasanya memang bikin beda. Kurang afdol kalau tak ada. Apalagi mayoritas orang yang merayakannya memakai baju lebaran.

Lebaran, khususnya hari raya Idul Fitri, adalah hari kemenangan. Hari Bahagia. Karena bahagia, banyak orang suka memberi dan diberi. Tumpang tindih. Mengalir begitu saja. Yang penting ikhlas. Termasuk saling memberi dan diberi baju lebaran.

Banyak kejadian, orang yang tak mampu beli baju lebaran, biasanya ada saja yang mebelikannya sebagai hadiah dan sedekah. Hampir pasti. Sehingga, hampir semua yang berhak berhari raya punya baju lebaran.

Masalahnya cuma mau memakai yang baru atau tidak. Baik hasil pemberian atau hasil niat membeli sendiri. Atau cukup merasa, pakai saja yang terbaik diantara yang ada dan dimiliki.

Perkara model, trend baju lebaran, jelas tak ada tuntunannya. Karena, anjurannya sebatas memakai koleksi pakaian yang terbaik dari yang dimiliki. Yakni, setelan baju yang paling layak, disukai, dieman-eman dan jadi gacoan jika bertemu dan berkumpul dengan kerabat.  

Tapi kalau mau mengikuti model dan trend yang sedang happening, tak ada salahnya. Orang akan memandang kita sang mampu. Apalagi baju itu mahal harganya. Asal padu-padanya layak dikenakan di hari raya dan tidak melampaui batas kepatutan sehingga jadi gunjingan dan "fitnah" bagi yang melihatnya.

"Maskernya, mana?" Nah, ini yang perlu di atensi. Tetap dan harus menggunakan masker. Apapun baju lebaran yang dikenakan. Mengingat pandemic Covid-19 dengan segala varian turunan virusnya belum kelar. Masih perlu diwaspadai akan adanya ledakan wabah, jika protokol kesehatan ditabrak begitu saja saat perayaan lebaran.

Tetaplah gunakan masker. Jangan abai. Jangan egois. Pandemi masih transisi menuju endemi. Musibah ini masih berlangsung walau mulai melandai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun