Saya sendiri dipilih menjadi sekretaris Rt. Â Meski awalnya menolak namun apa daya jari telunjuk sudah terarah penuh.
Akhirnya kami berjalan pelan namun pasti menata kehidupan rukun tetangga. Â Lewat pertemuan rutin tiap bulan kami membuat banyak keputusan demi kebaikan bersama. Â
Salah satunya adalah adanya sistem penarkan dana masyarakat melalui jimpitan. Kemudian kami juga berhasil membuat pos ronda sebagai ngumpul dan menjaga keamanan lingkungan.
Kami juga membuat aturan yang jelas dalam hal hak dan kewajiban warga. Â
Fungsi kelembagaan ini sungguh sangat strategis dalam menata kehidupan masyarakat. Berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan warga dapat di selesaikan disini. Â Menjadi tempat warga berkeluh kesah jika terjadi permasalahan. Â Mendorong mereka untuk tidak mengambil tindakan sendiri ketika terjadi problem dengan warga lain.
Meski jabatan RT tak sementereng jabatan layakannya pejabat publik di atas sana, Â kehadiran ketua RT Â setidaknya memilih peran strategis dalam ikut menata kehidupan masayarakatnya. Â Tiap ada riak yang muncul ditengah warganya, Â kahadiran ketua rt bisa meredamkannya.
Jika diperankan dengan baik dan tulus pengabdian menjadi ketua rt  setidaknya akan dikenang warganya.  Rasa hornat dan respek akan mengalir deras kepadanya.  Mungkin bisa dibilang jabatan yang sepi di dunia namun ramai di akhirat.  Jabatan yang bisa menjadi jalan mengalirnya pahala kepadanya jika dilakukan dengan tulus ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H