Mohon tunggu...
Mohamad Yusuf Fauzi
Mohamad Yusuf Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat Sipil Biasa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Diduga Depresi Seorang Ibu di Kediri Habisi Nyawa Kedua Anaknya

3 September 2024   19:34 Diperbarui: 3 September 2024   19:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa pagi 3/9 warga kelurahan Manisrenggo kota Kediri gempar, pasalnya pagi itu telah terjadi kasus pembunuhan 2 orang anak yang diduga dilakukan oleh ibunya sendiri.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber, kasus ini melibatkan seorang ibu yang diduga mengalami gangguan jiwa. Saat ditemukan, korban yang duduk di bangku kelas 2 MTs dan kelas 1 MI dalam kondisi berlumuran darah dengan kepala terluka.

Peristiwa pembunuhan terhadap dua anak kandung tersebut merupakan kasus yang sangat kompleks dan membutuhkan analisis yang mendalam dari berbagai perspektif.

Jika benar pelaku mengalami gannguan jiwa artinya tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap kedua anak kandungnya merupakan manifestasi dari kondisi psikologis yang tidak stabil. Berikut ini beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu, antara lain:
1. Gangguan mental: Depresi, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dapat menyebabkan halusinasi, delusi, dan impulsivitas yang berujung pada tindakan kekerasan.
2. Tekanan hidup: Masalah ekonomi, keluarga, atau sosial yang berkepanjangan dapat memicu stres kronis dan memicu gangguan mental.
3. Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar dapat memperparah kondisi mental seseorang dan membuatnya merasa terisolasi.

Kasus ini memiliki implikasi yang sangat luas, baik dari perspektif psikologis maupun sosial. Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan adalah:
1. Trauma psikologis: Keluarga korban mengalami trauma yang mendalam dan membutuhkan dukungan psikologis jangka panjang.
2. Stigma terhadap gangguan mental: Kasus ini dapat memperkuat stigma negatif terhadap gangguan mental di masyarakat.
3. Pentingnya deteksi dini: Kasus ini menyoroti pentingnya deteksi dini terhadap gangguan mental dan intervensi yang tepat.

Untuk memahami kasus ini secara komprehensif, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai ahli, seperti:
1. Psikiater: Untuk melakukan evaluasi psikologis terhadap pelaku dan keluarga korban.
2. Psikolog: Untuk memberikan konseling dan terapi kepada keluarga korban.
3. Sosiolog: Untuk menganalisis faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kasus ini.
4. Hukum: Untuk menyelidiki kasus secara hukum dan memberikan sanksi yang sesuai. Namun jika benar pelaku alami gangguan jiwa sesuai undang-undang negara kita, pelaku dibebaskan dari segala tuntutan

Berdasarkan analisis di atas, beberapa rekomendasi yang mungkin dapat diajukan adalah:
1. Peningkatan akses layanan kesehatan mental: Perlu adanya upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas.
2. Kampanye destigmatisasi: Melakukan kampanye untuk mengurangi stigma negatif terhadap gangguan mental.
3. Penguatan sistem perlindungan anak: Memperkuat sistem perlindungan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
4. Peningkatan kerjasama lintas sektor: Membangun kerjasama yang lebih baik antara sektor kesehatan, sosial, dan hukum dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak.

Kasus pembunuhan anak di Kediri merupakan tragedi kemanusiaan yang menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan perlindungan anak. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kasus serupa dapat dicegah di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun