Identitas sosial adalah salah satu konsep penting dalam sosiologi yang membantu kita memahami bagaimana individu dan kelompok membentuk, memaknai, dan mempertahankan keberadaan mereka dalam masyarakat. Setiap orang tidak hanya memiliki identitas pribadi, tetapi juga identitas sosial yang dipengaruhi oleh keanggotaan dalam kelompok tertentu, seperti etnis, agama, pekerjaan, atau budaya. Identitas ini menjadi cerminan bagaimana seseorang dilihat dan dikenali dalam masyarakat..
      Dalam artikel ini, kita akan membahas identitas sosial secara mendalam. Dimulai dari pengertiannya, selanjutnya, teori-teori identitas akan diperkenalkan dan akhirnya, kita akan mengeksplorasi bagaimana cara menjaga identitas sosial agar tetap relevan dan harmonis di tengah peribahan sosial yang dinamis.
Pengertian Identitas Sosial
      Identitas sosial adalah bagian dari diri individu yang dikaitkan dengan keanggotaan dalam kelompok atau kategori sosial tertentu, seperti etnis, agama, pekerjaan, atau budaya. Identitas ini mengambarkan bagimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagai bagian dari kelompok, sekaligus bagaimana ia dikenali masyarakat berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Identitas sosial terbentuk melalui interaksi sosial yang sering kali memengaruhi cara seseorang bertindak, berpikir, dan berhubungan dengan orang lain.
      Dalam literatur sosiologi, identitas sosial sering didefinisikan sebagai kesadaran seseorang akan dirinya sebagai anggota kelompok tertentu dan perasaan keterikatan yang muncul dari keanggotaan kelompok tersebut.
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "identitas" berarti ciri-ciri, tanda-tanda, sedangkan "sosial" berarti sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau kehidupan bersama. Dengan demikian, identitas sosial dapat dimaknai sebagai jati diri atau ciri-ciri seseorang yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat dan hubungannya dengan kelompok sosial tertentu.
Identitas Sosial Menurut Para Ahli
- Menurut Selo Soemarjan (1962)Â
Identitas sosial adalah pengakuan terhadap peran dan posisi individu dalam struktur masyarakat yang lebih luas. Hal ini ditentukan oleh hubungan timbal balik antara individu dan kelompok tempat ia berada.
- Menurut Henri Tajfel (1979)
Identitas sosial dalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari keanggotaan mereka dalam suatu kelompok sosial, dikombinasikan dengan nilai emosional dan signifikansi  yang berkaitan dengan keanggotaan tersebut.
- Menurut Koenjaraningrat (1980)
Identitas sosial adalah ciri khas individu atau kelompok yang ditentukan oleh kebudayaan dan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok tertentu. Identitas ini mencakup nilai-nilai, tradisi, dan simbol-simbol yang membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya.
- Menurut Soerjono Soekanto (1982)
Menurut Soerjono Soekanto, identitas sosial adalah jati diri individu yang terbentuk melalui proses sosialisasi, dimana individu belajar nilai, norma, dan peran sosiaL dari kelompok masyarakatnya.
- Menurut Anthony Giddens (1991)
Anthony Giddens mendefinisikan identitas sosial sebagai aspek diri seseorang yang berasal dari interaksi sosial dengan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Identitas sosial membantu individu memahami posisi mereka dalam struktur sosial yang lebih luas.
Ciri-ciri Identitas Sosial
- Bersifat Kolektif
Identitas sosial selalu berhubungan dengan keaggotaan dalam kelompok atau kategori sosial tertentu, seperti etnis, agama, pekerjaan, atau budaya. Hal ini menekankan sifat kolektif dari identitas sosial yang membedakan individu berdasarkan kelompoknya.
- Dibentuk Melalui Interaksi Sosial
Identitas sosial tidak muncul secara alami, melainkan terbentuk melalui proses sosialisasi dan interaksi antara individu dengan masyarakat. Proses ini melibatkan pertukaran nilai, norma, dan simbol yang menjadi ciri khas kelompok sosial.
- Bersifat Dinamis dan Kontekstual
Identitas sosial dapat berubah seiring waktu dan bergantung pada konteks sosial tertentu. Misalnya, seseorag dapat lebih menonjolkan identitas agama dalam situasi keagamaan, atau identitas etnis dalam konteks kebudayaan tertentu.
- Mengandung Dimensi Emosional
Identitas sosial tidak hanya mencakup fakta keanggotaan dalam suatu kekompok, tetapi juga melibatkan rasa meimliki (sense of belonging) dan keterikatan emosional terhadap kelompok sosial tersebut.
- Dipengaruhi Oleh Faktor Sosial dan Budaya
Identitas sosial dapat dipengaruhi oleh norma, nilai, tradisi, dan budaya kelompok yang diikuti. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti bahasa, pakaian, adat, dan simbol-simbol lainnya.
- Berpengaruh Pada Perilaku Sosial
Identitas sosial memengaruhi cara seseorang berinteraksi atau bertindak dan berhubungan dengan orang lain. Misalnya, individu cenderug lebih solid dengan anggota kelompoknya dan mungkin memiliki sikap tertentu terhadap kelompok lain.
Teori-teori Identitas Sosial
- Teori Identitas Sosial (Henri Tajfel dan Jhon Turner 1979)
Teori ini menjelaskan bahwa identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri individu yang berasal dari keanggotaannya dalam kelompok sosial tertentu. Prosesnya meliputi:
- Kategosisasi sosial: Membagi dunia sosial menjadi kategori kelompok (in group vs outgroup)
Identifikasi sosial: Individu mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tertentu.
Perbandingan Sosial: Membandingkan kelompok sendiri dengan kelompom lain, yang sering kali memunculkan bias kelompok.
- Teori Pengelompokan Diri (John Turner 1987)
Teori ini menjelaskan bahwa individu mengelompokan diri ke dalam kategori sosial tertentu untuk memahami posisi mereka dalam masyarakat. Pengelompokan ini bersifat fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan konteks sosial.
- Teori Identitas Budaya (James A. Banks 1981)
Teori ini berfokus pada identitas yang terbentuk melalui budaya. Identitas budaya mencakup aspek-aspek seperti bahasa, tradisi, dan norma yang diwariskan dari generasi ke generasi.
- Teori Identitas Ganda (Berry 1990)
Teori ini membahas bagaimana seseorang dapat memiliki dua identitas sosial atau lebih, terutama dalam konteks masyarakat yang multikultural. Seseorang dapat mempertahankan identitas sosialnya sambil mengadopsi identitas baru dari kelompok lain.
- Teori Dominasi Sosial (Jim Sidanius dan Felicia Pratto 1999)
Teori ini menjelaskan bagaimana hierarki sosial memengaruhi identitas sosial. Kelompok yang lebih dominan cenderung memengaruhi norma sosial yanng mendefinisikan identitas kelompok minoritas.
Cara-cara Menjaga Identitas Sosial Pada Diri atau Kelompok
- Memahami dan Menghargai Nilai Inti Kelompok
Berdasarkan Teori Identitas Sosial (tajfel & Turner), identifikasi dengan nilai dan norma kelompok adalah kunci dalam mempertahankan identitas sosial. Mempertahankan tardisi, menggunakan bahasa dari kelompok sosial tersebut, dan atau menggunakan simbol-simbol yang mencermikan keanggotaan diri dari suatu kelompok sosial tersebut.
- Menjaga Keterlibatan Aktif Dalam Kelompok
Menurut teori pengelompokan diri (Turner), terlibat aktif dalam kegiatan keompok seperti pertemuan komunitas, organisasi, atau acara sosial dapat memperkuat rasa memiliki terhadap kelompok.
- Menyesuaikan Identitas Tanpa Kehilangan Nilai Inti
Teori identitas ganda (Berry), menunjukan bahwa seseorang dapat mengadopsi identitas baru tanpa mengorbankan identitas asalnya. Adaptasi dengan lingkungan baru sambil tetap mempertahankan elemen penting dari identitas sosial merupakan proses menyesuaikan lingkungan baru dengan identitas sosial yang berbeda, tanpa meninggalkan  identitas asli pada diri kita.
- Meningkatkan Kesadaran Budaya dan Pendidikan
Menurut teori Banks, pemahaman budaya dapat memperkuat identitas sosial. Belajar lebih dalam tentang sejarah, tradisi, dan nilai nilai kelompok untuk tetap menjaga identitas budaya pada suatu individu.
Kesimpulan
      Identitas sosial adalah bagian penting dari konsep diri individu yang terbentuk melalui keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu. Identitas ini tidak hanya memberikan rasa memiliki, tetapi juga memengaruhi cara seseorang berpikir, berperilaku, dan berinteraksi  dengan orang lain.
      Berbagai teori, seperti teori identitas sosial, teori pengelompokan diri, dan teori identitas ganda, menunjukan bagaimana identitas sosial berperan dalam kehidupan individu.
      Ditengah perubahan sosial yang cepat, menjaga identitas sosial membutuhkan kombinasi antara penghormatan terhadap warisan budaya, keterbukaan terhadap perubahan, dan interaksi yang positif dengan kelompok lain. Dengan cara ini, identitas sosial tidak hanya tetap relevan, tetapi juga dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun hubungan sosial yang harmonis dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H