Mohon tunggu...
Yusuf CeKa
Yusuf CeKa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Citizen Journalist

Ghost writer, blogger, trainer, dan web developer pada wiraidenesia.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kredit Mobil untuk Bisnis? Kenapa Tidak!

15 Agustus 2014   18:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:28 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjalankan sebuah bisnis tanpa modal tentunya merupakan hil yang mustahal...eh hal yang mustahil alias imposible. Apalagi di era yang serba uang saat ini, rasanya ibarat mimpi di siang bolong jika ada usaha yang bisa berjalan tanpa modal.  Hal ini pula yang pernah dialami teman saya saat bingung dalam mencari modal usaha untuk menjalankan sebuah bisnis.

Memang ini bukan pengalaman pribadi saya sendiri, namun kedekatan saya dengan teman tersebut membuat saya memahami apa yang mesti dilakukan agar sebuah usaha tetap bisa berjalan. Termasuk dalam menyiasati terbatasnya modal yang ada dengan pantang menolak sebuah peluang yang tak sengaja datang menghampiri.

Beberapa tahun yang lalu, teman saya yang bernama Ucok mendapat tawaran dari sebuah perusahaan yang cukup ternama di Yogyakarta untuk menyediakan jasa rental mobil. Mobil itu terutama dibutuhkan untuk mengantar karyawan perusahaan itu dalam melakukan monitoring ke beberapa daerah di di Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk beberapa kawasan yang masuk wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Saya sendiri kurang paham, mengapa perusahaan itu memilih menggunakan jasa rental ketimbang mengadakan sendiri mobil perusahaan untuk tugas itu. Namun yang sempat saya dengar dari si Ucok, tugas monitoring tidak dilakukan setiap hari melainkan pada saat dibutuhkan. Namun karena kontrak yang ditawarkan cukup lama dengan nilai yang tak kalah menggiurkan, Ucok pun sempat tergiur. Parahnya, dia mengaku tak memiliki modal yang cukup untuk membeli mobil guna memenuhi tawaran tersebut.

Untuk menyiasati peluang itu, beberapa kali Ucok mengajak saya untuk keliling ke tempat beberapa kenalannya yang memiliki mobil. Kalaupun tidak ada mobil, paling tidak cukup kaya untuk diajak kerja sama dalam bisnis baru tersebut. Namun setelah berjalan berdua beberapa hari untuk mencari partner bisnis, tak ada satu pun yang tertarik dengan tawaran tersebut.

Saya sendiri sebenarnya juga tertarik untuk ikut bergabung dalam bisnis rental mobil tersebut jika tak terhalang soal modal pula. Sebab, selain sudah ada kepastian pendapatan untuk tahun pertama dari perusahaan monitoring itu, sebelumnya saya juga pernah bisnis bareng dengan Ucok dalam jual beli motor bekas. Meskipun gagal di tengah jalan karena kurang modal, namun pengalaman bisnis itu cukup berharga bagi saya.

“Kenapa tidak kredit mobil saja,” kata saya mencoba memberikan solusi. Apalagi kabarnya perusahaan yang menawarkan peluang bisnis itu bersedia memberikan sebagian pembayarannya di muka jika kontrak disepakati bersama.

“Wah berat dan ribet. Aku juga bakal gak kuat bayar uang muka maupun cicilannya,” katanya langsung menolak. Penolakannya untuk membeli mobil secara kredit memang bisa saya pahami karena tidak mudah untuk membeli kendaraan dengan cara kredit. Bukan hanya bunganya yang tinggi, agunan yang mesti disiapkan, survei ke rumah yang akan dilakukan pihak leasing atau bank, dan berbagai persyaratan administrasi yang memang ribet bin njlimet.

Namun karena tak ada jalan lain, akhirnya kami pun mencoba mencari informasi ke sebuah perusahaan keasing di Yogyakarta. Ternyata, persyaratan untuk mengajukan kredit mobil tidak serumit yang kami bayangkan sebelumnya. Yang terpenting, ada jaminan atau agunan yang nilainya minimal setara dengan harga mobil yang akan diambil.

Untuk uang mukanya menurut saya juga sangat ringan karena lembaga pembiayaan itu mensyaratkan minimal uang muka 10 persen dari harga mobil dengan waktu cicilan maksimal 5 tahun. Setelah berdiskusi dan menimbang besarnya biaya cicilan bulanan, akhirnya teman saya menemui koleganya yang menawarkan peluang monitoring tersebut.

Alhamdulillah, setelah menceritakan realitas yang ada, permintaan Ucok agar sebagian pembayaran jasa rental mobil itu diberikan dimuka akhirnya disetujui. Singkat cerita, dengan menambah sedikit dari tabungannya, Ucok dapat menyediakan uang muka untuk kredit mobil sebesar 20 persen. Begitu juga untuk agunannya, dia juga telah menyiapkan sertifikat tanah dari rumah yang saat ini ditinggalinya bersama neneknya tersebut.

Dengan berbekal semua persyaratan tersebut ditambah copy KTP dan kartu keluarga, kami pun bertemu lagi dengan perusahaan leasing yang sudah kami temui sebelumnya. Akhirnya, sebuah mobil Toyota Kijang baru mejeng di depan rumah Ucok. Praktis prosesnya hanya memakan waktu tak lebih dari 3 hari, dari sejak pengajuan hingga disetujuinya permohonan kredit.

Ternyata kredit mobil itu sangat mudah, cepat prosesnya, dan bunganya juga relatif murah dengan cicilan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita. Pengajuan kredit mobil lancar, bisnis rental mobil pun bisa jalan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun