Mohon tunggu...
Yusuf arrahman
Yusuf arrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan 2015 :*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketentraman Hati dari Sosok Abdi Dalem Keraton Jogjakarta

20 September 2015   22:41 Diperbarui: 20 September 2015   22:41 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIka bicara daerah istimewa Yogyakarta kita tidak dapat lepas dari keraton Jogjakarta yang saat ini masih eksis keberadaanya dan sangat dihormati oleh seluruh rakyat Yogyakarta bahkan rakyat Indonesia.Banyak sekali hal yang menarik jika kita bicara soal keraton Jogjakarta,Abdi dalem adalah salahsatunya.

Mas bekul nem purakso pranoto (44 tahun) adalah nama yang diberikan oleh keraton Jogjakarta kepada bapak Suparno, salah satu abdi dalem Keraton Jogjakarta. Bapak yang telah berumur 44 tahun ini sudah 9 tahun mengabdi di keraton Jogja dan telah menjalani berbagai proses yang panjang dalam mengabdikan dirinya kepada keraton jogja.

Berbagai tahapan telah dijalani bapak Suparno sebagai prosesnya menjadi abdi dalem, antara lain dimulai dari sowan bekti selama satu tahun yaitu proses dimana bapak Suparno dilatih untuk benar-benar siap dan ikhlas untuk menjadi seorang abdi dalem ,lalu setelah itu selama kurang lebih 4 tahun bapak Suparno Magang untuk mendapatkan sertifikat sebagai tanda telah diterima sebagai abdi dalem,lalu Sawekjajar atau pemberian nama baru dari sultan ,dan tahap yang akhir-akhir ini bapak Suparno baru selesai jalani adalah Bekel enom,yaitu pemberian tanda kehormatan berupa keris kepada seorang abdi dalem.

“Mencari ketentraman dan ketenangan diri, dan mengilhami apa arti dari hidup yang sebenarnya” adalah jawaban bapak Suparno saat ditanya motivasinya menjadi seorang abdi dalem keraton Jogjakarta.Alasan tersebutlah yang mendasari bapak Suparno bisa menjalani berbagai proses rumit dan lama yang harus dijalani. Menurut bapak Suparno dia bisa mendapat banyak sekali pelajaran hidup berharga yang tidak bisa didapatnya sebelum menjadi abdi dalem. Mulai dari bagaimana cara mensyukuri nikmat, mempelajari “anggah-ungguh” yang benar,berbicara yang santun, dan cara menjaga dan menghargai budaya.

Pelajaran hidup tersebut memang tidak dapat diukur dengan materi, namun sebagai tanda cintanya kepada budaya Indonesia bapak Suparno sangat senang menjalani profesinya sebagai abdi dalem, karena menurut bapak suparno sebenarnya seorang abdi dalem adalah pembantu sultan dalam melestarikan budaya, menjaga tatanan dan keselarasan antara manusia dengan alam sekitarnya. Bayangkan saja dengan penghasilan kotor Rp.10.000 selama sebulan bapak Suparno bisa tetap tenang dalam membiayayai kebutuhan hidupnya, walaupun bapak Suparno melakukan kerja sampingan 9 hari setiap bulan tapi tetap susah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.Tapi karena rasa cintanya terhadap profesinya bapak Suparno tetap mantep menjalani hidupnya.

                “Coba adek pikirkan bagaimana cara uang Rp.10.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan? Tidak masuk akal kan? Ya,maka itu jangan dipikirkan.” kata bapak suparno yang kemudian disusul dengan gelak tawa kami. “Ya begitulah jadi abdi dalem, walaupun dengan penghasilan Rp.10.000 tapi saya tetap masih bisa bersyukur, karena ketentraman hati dan ketenangan jiwa yang saya dapatkan selama menjadi abdi dalem. Kalo masalah kebutuhan, menurut saya bakal mengikuti pembawaan diri kita. Jika hati kita tentram dan merasa teropenuhi pasti kebutuhan akan bisa terpenuhi, entah dari mana jalanya kebetulan ada saja rezekinya. Kan Allah juga telah mengatur rizki untuk setiap umatnya to…” Jelas bapak Suparno kemudian.

                Jelas sekali sikap kemantapan hati dari bapak Suparno, tidak ada kebimbangan suatu apapun pada setiap kata yang diucapkan pak Suparno. Dari perilakunya dia seperti mengisyaratkan bahwa hidup itu tak harus sepenuhnya dinikmati dengan memiliki materi berlimpah, tapi hidup akan lebih indah jika dijalani dengan ketentraman hati dan pikiran .

Sekarang kehidupan para Abdi dalem sudah lebih sejahtera semenjak adanya honorarium yang sangat membantu mereka, tapi disisi lain itu membuat banyaknya orang-orang awam yang berminat menjadi abdi dalem,padahal mereka tidak tau secara mendalam esensi dari abdi dalem itu sendiri. Alhasil sekarang banyak abdi dalem yang kedisiplinannya patut dipertanyakan. Kehidupan Bapak Suparno juga ikut lebih sejahtera dengan honorarium sekarang, namun dia juga miris dengan kondisi abdi dalem keraton jogja saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun