Mohon tunggu...
Yusuf arrahman
Yusuf arrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan 2015 :*

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

SISTEM ATAU PELAKUNYA?

12 September 2015   13:31 Diperbarui: 12 September 2015   14:06 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini kita miris jika kita melihat kondisi Negara kita di Zaman modern. Kondisi Indonesia begitu memprihatinkan. Perilaku orang-orang sudah mulai tidak benar dimana Korupsi banyak dilakukan oleh Pejabat tinggi negara yang seharusnya adalah orang yang paling bijaksana dalam memikirkan nasib rakyat, tapi justru merekalah yang menggerogoti uang rakyat untuk kesenangan pribadi mereka .Akibatnya banyak rakyat yang menderita karena kemiskinan dan beban hidup yang semakin berat hari demi hari. Selain itu para pelajar yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa juga sudah mulai melenceng dari kewajibanya belajar dan justru banyak melakukan tindakan asusila, mulai dari asusila kelas ringan hingga kelas berat,seperti mencuri,memperkosa,minum-minuman keras,berjudi ,dll. Tidakan kriminal pun makin merajalela dari pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, penganiyayaan dan sebagainya. Orang-orang yang dulu menjunjung tinggi nilai moralnya pun sekarang mulai berganti menjadi orang-orang yang egois dan lebih memikirkan kepentingan pribadi dan materi.

Apakah anda pernah berpikir siapa sebenarnya yang salah atau siapakah yang seharusnya bertanggung jawab sekarang ini? Pasti dibenak anda akan terpikir sebenarnya kasus belakangan ini apakah kesalahan sistem di Indonesia atau pelaku sistem di Indonesia?

                Negara Indonesia menganut sistem Presidensil yang menganut sistem pemisahan kekuasaan Trias Politica dimana Kepala negara dan kepala pemerintahan di Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden yang berperan sebagai Eksekutif ,DPR ,MPR dan DPD sebagai Legislatif, MA dan MK sebagai Yudikatif. Dimana setiap kedudukan memiliki tugas dan wewenang masing-masing yang satu sama lain saling berkaitan dan ter Integrasi. DPR, MPR dan DPD sebagai legislatif bertugas dalam hal mengurusi pembuatan dan juga amandemen undang-undang. Lalu Presiden sebagai eksekutif bertugas merencanakan dan merealisasikanya dalam kehidupan bernegara, sedangkan MA dan MK sebagai Yudikatif berperan dalam bidang Kehakiman dan mengawasi agar semua itu berjalan dengan benar.

                Semua sistem pemerintahan itu sangat berkaitan dan berkesinambungan satu sama lain, sama sekali tidak boleh ada yang kehilangan peranannya masing-masing. Jika salah satu saja kurang efektif dalam menjalankan peranannya maka yang lain pun akan ikut terhambat dalam menjalankan tonggak pemerintahan. Maka dari itu dibutuhkan orang-orang yang benar-benar cerdas, amanah, dan juga memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk menempati setiap posisi di sistem tersebut, agar dalam proses nantinya dapat terus berjalan lurus sesuai tujuan Bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan tidak tergiur untuk melenceng dari tujuan awal.

Jika salah pilih orang dalam penempatan setiap posisi tersebut maka akibatnya bisa fatal bagi Negara Indonesia, akan banyak penyelewengan diaspek perencanaan, realisasinya dan pengawasanya yang merugikan rakyat, bahkan karena itu dapat juga mempengaruhi sampai penurunan kualitas moral para rakyatnya. Banyak rakyat yang lebih mementingkan materi,dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkanya tanpa mempertimbangkan kebenaran yang ada.

Sistempun akan menjadi rusak yang kemudian juga mempengaruhi orang-orang yang ada didalamnya. Berawal dari system di pusat pemerintahan Negara lalu kemudiaan sedikit demi sedikit akan menjalar ke system yang ada di daerah-daerah. Kemudian perilaku dalam setiap anggota system tersebutpun juga akan berubah, perubahan dalam setiap system yang ada akan merubah setiap orang orang yang berhubungan dengan system tersebut.

Hasilnya dapat kita lihat sekarang ini. Dimulai dari ruang lingkup yang paling kecil, yaitu sekolah, dimana para siswanya seperti sudah terbiasa untuk menyontek, bahkan jika ada seorang siswa yang tidak mau,dia akan dikucilkan dan dibully oleh teman-temanya, padahal kita tau sendiri bahwa mencontek adalah awal yang mengajari mereka untuk berbuat tidak jujur yang jika diteruskan sampai mereka besar bisa saja itu akan membuat mereka menjadi pribadi yang tidak baik. Itu baru dari hal kecil, coba kita lihat ke hal yang lebih besar yaitu system di Negara Indonesia ini. Dewasa ini dapat kita lihat banyak sekali pejabat-pejabat Negara yang melakukan Korupsi, korupsi dilakukan karena adanya kesempatan terbuka untuk melakukannya, ditambah banyak perilaku yang ikut terlibat didalamnya membuat melebarnya jaringan korupsi di Indonesia seperti sudah biasa.

Jika hal seperti ini diteruskan maka pasti akan dampak yang lebih besar pada Negara ini. Sistem yang rusak ini harus segera dihentikan, dengan membersihkan setiap posisi penting dinegara ini,memilih orang-orang yang benar-benar kompeten di bidangnya, agar Rakyat tidak terus menerus mempertanyakan sebenarnya ini salah siapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun