Lalu, apakah semua amalan yang dikerjakan itu mendatangkan pahala atau justru sebaliknya?
Secara konsep, saat belajar ilmu dunia, itu boleh otodidak, belajar dari materi apapun, dan media yang bervariasi. Mau menggunakan buku, bisa, mencari di media online juga bisa.
Berbeda dengan ilmu agama, dari guruku sendiri pernah berkata, kalau ilmu agama itu ya didapatkan dari gurunya, bukan hanya katanya, katanya X begini.Â
Maksudnya, sebelum beramal, terutama yang menyangkut ibadah kepada Alloh, harus mengkaji dan memahami ilmunya.Â
Sebagai contoh, saat zaman Khalifah Umar, beliau melarang setiap orang yang berdagang di pasar, apabila belum memahami ilmunya, mana yang transaksi halal, haram, riba, dan sebagainya.
Betapa perhatian sekali, tujuan beliau agar satu-satunya orang tidak terjerumus ke jurang neraka.Â
Ali bin Abi Thalib, di dalam riwayat Ibnu Majah, pernah berkata "barang siapa yang menghendaki dunia, maka wajib mempunyai ilmu, barang siapa yang menghendaki akhirat, maka wajib mempunyai ilmu dan barang siapa yang menghendaki keduanya, wajib mempunyai ilmu".
Baca Juga :Â Tak Akan Melarat Orang yang Hidup Sederhana, Tak Akan Rugi Orang yang Sedekah
Sungguh, ilmu itu benar-benar sangat diperlukan. Ketika beramal tanpa ilmu, ya boleh saja, tak ada yang akan melarang. Akan tetapi, mendapatkan pahala dari Allah atau tidak, kita tak akan tahu.
Sebagai penutup, beramal itu bukanlah sesuatu rutinitas. Akan tetapi, kebutuhan yang harus dipenuhi. Jikalau mau masuk surga, mendapatkan derajat yang tinggi, ya harus semangat. Disini, kita saling mengingatkan, agar kita bisa sama-sama masuk surga selamat dari neraka.
Rasulullah pernah bersabda "barang siapa beramal dengan amalan yang tidak ada dalam perkaraku (Nabi), maka amalan itu ditolak" (Bukhori).