Surabaya, Kios tambal ban milik Bapak Achmad Yani atau sering disapa Bang Oni , buka pukul 09.00. Sebab, rutinitas masyarakat tidak lagi normal selama beberapa bulan terakhir akibat pandemic covid-19 .
Lapak Kios tambal ban Bapak Achmad Yani tidak seberapa besar, hanya menggunakan kendaraaan roda tiga dan berada di kios pinggir jalan tanpa bangunan, Â beralaskan karpet dan beratapkan terpal.
Biasanya bengkel Bapak Achmad Yani yang berlokasi di kawasan Surabaya, Jawa Timur ini sudah siaga menyambut pelanggan sejak pukul 08.00 WIB. Ia siap membantu pengendara yang kebetulan apes akibat mengalami ban bocor atau masalah lain pada kendaraan saat bepergian.
Â
Kini Bapak Achmad Yani lebih banyak duduk-duduk santai, sesekali melamun memandangi lalu-lalang kendaraan di Jalan Kombes Pol M.Duryat , Surabaya.
"Sekarang jadi buka lebih siang. Kalau dulu jam Delapan pagi saya sudah siap, sekarang jam sembilan," kata Bapak Achmad Yani sembari mengenakan masker coklat.
Ia mengatakan selama pandemi pengendara makin jarang singgah ke kios untuk menggunakan jasanya, terlebih pada jam padat pagi hari. Bapak Achmad Yani paham saat ini akses masyarakat keluar rumah sudah dibatasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kondisi yang serba 'abnormal' membuat Bapak Achmad Yani sulit memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilan harian tak menentu. Yang jelas, jauh dari rata-rata pendapatan sebelum masa corona.
Beberapa kali dia mengeluhkan penghasilannya yang kini benar-benar tipis seperti ban motor yang kempis karena bocor. Di sisi lain, hanya usaha kios tambal ban ini yang bisa dia kerjakan untuk penghidupannya.
"Kalau ngomongin berapa, ya tidak seberapa lah. Kita ini kan cuma kerja ini. Tapi yang jelas turun jauh, ada kali berkurang lebih dari setengah," kata dia.
"Ya sekarang seperti ini saya lebih banyak menunggu. Ada yang datang saja masih bersyukur," ucap pria asli Ciamis, Jawa Barat itu.
Mendapat bantuan dari pemerintah
Sejauh ini Bapak Achmad Yani mengupayakan bertahan hidup bersama istri dan 1 anaknya dari penghasilan seadanya. Beruntungnya masih ada sang istri dan sang anak yang sedikit membantu untuk mencari uang . dan juga bantuan dari pemerintah..
"Tapi Alhamdulillah masih ada bantuan dari pemerintah, mendapatkan uang 600 ribu selama 3 bulan" ujar Bapak Achmad Yani
Bapak Achmad Yani sangat bersyukur masih mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Bukannya apa, kalau dibilang susah, saya juga susah. Penghasilan saya ini terdampak. Pendapatan hanya dari sini. Tapi ya sudah lah," katanya.
Tapi meskipun demikian , Bapak Achmad Yani lebih memilih pemerintah untuk menyudahi penerapan PSBB. Kata bapak Achmad Yani PSBB kini sudah tak ada artinya, sebab orang lebih banyak mengabaikannya.
"Ya kan banyak, bukannya di rumah ini malah keluyuran. Ada saja itu. Sudah lah buka saja [PSBB] biar beraktivitas seperti semula, tapi harus sadar juga masyarakat untuk pencegahan," kata dia.
Reporter -- Foto: Yusuf Ardyansyah
Editor: Yusuf Ardyansyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H