Mohon tunggu...
M.Yusuf Alfauzi
M.Yusuf Alfauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

komedi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Periklanan dan Persaingan Tidak Sehat antara Coca-Cola dengan Pepsi

3 Juli 2023   19:07 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:18 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kedua perusahaan menghabiskan banyak uang untuk kampanye iklan mereka, yang pada akhirnya tercermin dalam harga produk yang dibeli konsumen. Hal ini dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi dan pembayaran yang lebih adil kepada konsumen untuk mendanai persaingan periklanan yang tidak sehat.

Lebih baik bagi kedua perusahaan untuk fokus pada keunggulan produk mereka tanpa secara langsung mengesampingkan persaingan. Persaingan yang sehat harus mendorong inovasi dan kepuasan konsumen, bukan menciptakan stres dan kebingungan konsumen. Singkatnya, persaingan periklanan antara Pepsi dan Coca-Cola terkadang melampaui batas yang sehat. Klaim yang berlebihan, perbandingan langsung yang tidak adil, dan biaya iklan yang besar hanya merugikan konsumen. Kami lebih merekomendasikan perusahaan ini

Persaingan iklan yang tidak sehat antara Pepsi dan Coca-Cola dapat berdampak negatif terhadap konsumen dan industri secara keseluruhan. Klaim palsu atau tidak terverifikasi dapat menyesatkan konsumen dan mencegah mereka memilih produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Selain itu, persaingan yang ketat dan penggunaan selebriti untuk mempengaruhi persepsi konsumen juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat di antara bisnis lain dalam industri tersebut.

Dalam jangka panjang, persaingan iklan yang tidak sehat antara Pepsi dan Coca-Cola dapat merugikan industri minuman secara keseluruhan. Ketika perusahaan besar seperti ini terlibat dalam persaingan ketat yang mencakup klaim yang tidak diverifikasi atau serangan langsung, hal itu dapat menciptakan suasana yang tidak sehat dan merusak citra industri minuman. Konsumen mungkin merasa bingung dan tidak yakin akan kebenaran klaim kedua merek tersebut.

Hal ini dapat mengurangi kepercayaan konsumen terhadap merek-merek tersebut dan menyebabkan berkurangnya minat untuk membeli produk mereka. Selain itu, persaingan iklan yang tidak sehat juga dapat merusak citra industri secara keseluruhan, karena menodai industri minuman sebagai lingkungan yang manipulatif dan tidak jujur.

Selain itu, persaingan iklan yang tidak sehat antara Pepsi dan Coca-Cola juga dapat menyebabkan pengeluaran yang tidak efisien dan penggunaan sumber daya yang berlebihan. Kedua perusahaan akan menghabiskan banyak uang untuk kampanye iklan yang agresif dan ofensif, yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya operasi dan mungkin mengurangi keefektifannya.

Dalam hal ini, penting bagi Pepsi dan Coca-Cola, serta perusahaan lain dalam industri minuman, untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari iklan kompetitif mereka. Sebaliknya, mereka dapat berfokus pada inovasi produk, mengembangkan strategi pemasaran yang lebih sehat, dan meningkatkan kualitas produk untuk melibatkan konsumen secara positif. Hanya dengan cara inilah industri minuman dapat tumbuh secara berkelanjutan dan menciptakan lingkungan persaingan yang lebih konstruktif dan sehat.

Jenis persaingan ini juga cenderung mengarah pada klaim yang berlebihan atau tidak akurat. Kedua perusahaan tersebut sering menggunakan selebriti atau selebritas dalam iklannya untuk mempengaruhi persepsi konsumen. Namun, klaim yang dibuat seringkali tidak didukung oleh bukti yang kuat atau dapat diverifikasi secara independen.

Apalagi kompetisi ini berpotensi membuang sumber daya yang berharga. Kedua perusahaan menghabiskan banyak uang untuk kampanye iklan mereka, yang pada akhirnya tercermin dalam harga produk yang dibeli konsumen. Hal ini dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi dan pembayaran yang lebih adil kepada konsumen untuk mendanai persaingan periklanan yang tidak sehat.

Lebih baik bagi kedua perusahaan untuk fokus pada keunggulan produk mereka tanpa secara langsung mengesampingkan persaingan. Persaingan yang sehat harus mendorong inovasi dan kepuasan konsumen, bukan menciptakan stres dan kebingungan konsumen.

Singkatnya, persaingan periklanan antara Pepsi dan Coca-Cola terkadang melampaui batas yang sehat. Klaim yang berlebihan, perbandingan langsung yang tidak adil, dan biaya iklan yang besar hanya merugikan konsumen. Lebih baik bagi perusahaan-perusahaan ini untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas produk dan memberikan nilai yang lebih baik kepada konsumen, daripada terjebak dalam persaingan periklanan yang tidak sehat.

Refrensi: https://voi.id/ekbis/59937/etika-periklanan-dalam-industri-minuman-bersoda-di-indonesia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun