Mohon tunggu...
Yusuf Adi
Yusuf Adi Mohon Tunggu... Human Resources - Deep Thinker, Educator, Endless Learner, Positive Contributor

Terus belajar hal baru untuk berbagi dan berkontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat di sekitar saya. Terima kasih sudah membaca dan memberi dukungan!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Remis Happy Ending Dewa Kipas Vs Irene Kharisma

23 Maret 2021   13:59 Diperbarui: 29 Maret 2021   15:16 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Happy Ending! Kisruh Dewa Kipas sejak awal Maret melalui pembukaan 'opening game' dengan kisah akun Dadang Subur a.k.a Dewa Kipas diblokir oleh chess.com. Ini dilanjutkan dengan ‘permainan inti’ atau ‘permainan tengah’ surat terbuka Irene Kharisma Sukandar untuk meluruskan isu yang dianggap merugikan citra atlet catur Indonesia di mata dunia Internasional. Memasuki 'ending game' yaitu ditutup dengan pertandingan terbuka dimana Dewa Kipas menantang Irene untuk adu bidak secara langsung.

Tantangan yang awalnya ditolak oleh Irene karena tidak diberi ijin oleh PERCASI, akhirnya benar-benar terwujud dengan difasilitasi oleh Master (bukan gelar pemain catur yaa…) Deddy Corbuzier di channel YouTube-nya yang ditonton secara live mencapai 1,25 juta viewers, menjadi trending #1 YouTube dan total penonton mencapai lebih dari 8 juta hingga artikel ini ditulis, and still counting on… WoW!!

Tantangan Dewa Kipas tentunya bukan main-main. Lawan tandingnya adalah pecatur Indonesia pertama yang berhasil menyandang gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW) sejak Desember 2008, ini gelar tertinggi untuk pecatur wanita level dunia. Apalagi tantangan ini dilakukan secara live disaksikan jutaan viewers di Indonesia dan dunia. Tekanan besar tentu di pihak Irene untuk membuktikan kualitas dan gelarnya sebagai pecatur GMIW internasional dan atlet nasional Indonesia. Dukungan mengalir deras kepada Dewa Kipas, seolah-olah ini peperangan David vs Goliath. Tokoh David-nya yaitu Dewa Kipas, pecatur antah berantah yang mendadak tenar karena merasa terdzolimi oleh chess.com dimana akunnya diblokir karena sepak terjangnya di catur online-nya. ‘Goliath’-nya tentu Irene dengan segudang prestasi dan gelar di level internasional.

22 Maret pukul 15.00, pertandingan dimulai. Publikasi media online yang masif, dengan dipromotori Deddy Corbuzier berlangsung proper layaknya pertandingan profesional, namun dikemas dengan santai membuat laga ini menyedot jutaan penonton. Bumbu penyegar pertandingan catur yang biasanya menegangkan, berubah menjadi menyenangkan dan asyik ditonton. Penyebabnya menurut saya karena kehadiran komentator cantik Chelsie Monica, yang memberikan analisa pertandingan yang mudah dipahami oleh penonton, tetapi juga wajah menyenangkan sehingga penonton tidak bosan diperhadapkan papan catur terus menerus. Ini ditambah juga komentar-komentar dari chat box para netizen Indonesia yang gokil dan kreatif abis membuat ngakak. Sampai-sampai saya sering teralihkan fokusnya bukan menonton pertandingannya tapi komentar dari netizen.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan telak Irene 3-0. Dewa Kipas dibuat tak berkutik dengan pembukaan yang terstruktur, pertahanan yang kokoh, serta serangan yang cantik dari Irene membuat  Dewa Kipas tidak berkutik sampai blunder beberapa kali. Permainan posisional namun kadang menghentak dan unpredictable dari Dewa Kipas dihadapi dengan tenang dan kalem oleh Irene. Dewa Kipas menyerah dan mengakui kekalahan dari Irene. Pertandingan berakhir dengan happyending karena keduanya tetap mendapatkan hadiah, 200 juta untuk Irene dan 100 juta untuk Dewa Kipas.

Saya setuju ini akhir yang (semoga) menyenangkan dari semua pihak.

IreneKharisma, atlet profesional dengan Surat Terbuka-nya menggunakan bahasa yang sangat tegas dan lugas selayaknya sedang bermain catur, ingin menunjukkan bahwa kisruh ini menggelinding dengan tidak benar dan membesar, namun berdampak negatif karena mencoreng dunia catur Indonesia khususnya di mata dunia internasional, dan ini yang sedang dia bela. 


Surat Terbuka Irene Kharisma kepada Deddy Corbuzier
Surat Terbuka Irene Kharisma kepada Deddy Corbuzier

Saya kagum dengan profesionalisme Irene yang berani membela profesinya walaupun harus dibully netizen di dunia maya, namun sekali lagi responnya sangat bagus menunjukkan kualitas cara berpikir, bukan dengan emosi sesaat namun strategi pemilihan kata-katanya dapat dipahami dengan tepat.

"Saya ini atlet, bukan artis. Justru karena saya atlet, yang saya tuju adalah prestasi, bukan sensasi. Jadi, panggung saya adalah panggung keolahragaan,"

Irene juga menerima tantangan Dewa Kipas bukan dengan menganggap remeh. Dia tahu apa yang dia sedang pertaruhkan. Nama besar dan gelar di dunia olahraga yang sudah 20 tahun dia tekuni. Namun, Irene tetap tenang dan menghadapi Dewa Kipas dengan profesional bahkan mempersiapkan pertandingan ini dengan sangat serius seolah-olah ini Olimpiade Internasional.

Mertua saya hobi catur mengatakan levelnya Irene memang masih terlalu jauh dengan lawannya. Kakak Ipar saya yang juga pernah menang Piala Walikota Surabaya untuk Kompetisi Catur berkata, “Kuatnya Teori dan Permainan Pembukaan Hindia Menteri yang ditunjukkan oleh Irene di Game ke-2, bagi yang paham strategi catur, pasti tahu bahwa Dewa Kipas kalah segalanya dari Irene”.
Namun sikap dan gaya bicara Irene tidak menunjukkan kesombongan dan keangkuhan. Dia tetap meladeni Dewa Kipas dengan sangat serius. Bahkan, selepas menang bertanding pun pesan dari Irene sangat menyejukkan.

“….. setelah ini saya mohon jangan ada yang menghujat atau membully Pak Dadang. Kalau saya dengan Pak Dadang, dengan adanya pertandingan seperti ini, kita menjaga persahabatan, kita menjaga silaturahmi. Ini bukan ajang pembuktian, ini untuk menjaga persahabatan”.

Sungguh satu sikap yang sangat baik sebagai pemenang, kalau pepatah Jawa mengatakan “menang tanpa ngasorake” yang berarti menang tanpa merendahkan orang lain.

Bagi saya dengan sikap, statement di media sosial , attitude hingga keberhasilan menang telak melawan Dewa Kipas, Irene  telah sukses menjadi representatif Pecatur atau atlet profesional catur yang sebenar-benarnya. Ini kesuksesan hakiki yang ditunjukkan oleh Irene melebihi hadiah uang yang didapatkan. 

DewaKipas sebagai pihak yang kalah pun merespon akhir pertandingan ini dengan sikap ksatria, berbesar hati mengakui kekalahan dan mengakui kekuatan Irene dengan tulus. Meskipun dimulai dengan sakit hati karena dituduh mempermalukan percaturan Indonesia karena melakukan kecurangan dalam pertandingan catur online, Dadang ingin menyelesaikan ini dengan pertarungan catur, sesuatu yang menjadi pokok permasalahan sedari awal.

Penyelesaian yang baik menurut saya, bukan dengan saling melempar hujatan di sosial media, bukan dengan kekerasan, bukan dengan mengerahkan buzzers atau playing victim untuk mendapatkan simpati publik, namun langsung pada inti permasalahan. Yuk, main catur bareng!
Tujuan utamanya tentu bukan uang (meskipun hadiahnya juga besar sihhh…), tapi menyelesaikan masalah dengan dewasa, baik-baik dan langsung pada inti permasalahan. Ini pembelajaran yang sangat penting dalam peristiwa ini. 

Tentunya, meskipun kalah Dewa Kipas juga tetap happy karena punya pengalaman bertanding dengan GM beneran, bukan cuma lewat online, dan dia sudah menjadi figur serta daya tarik masyarakat Indonesia untuk bermain catur.

Satu hal positif kata Dadang yaitu dimana-mana papan catur habis terjual! Orang Indonesia yang notabene hobinya main bulutangkis dan sepakbola, tiba-tiba jadi hobi main catur! Hebat kan! Kalau tidak ada Dewa Kipas, mungkin dunia catur akan tetap sunyi senyap hingga hari ini.

Terakhir, yang paling happy juga tentunya Deddy Corbuzier. Pertarungan ini tidak akan terjadi tanpa Deddy melihat peluang menarik untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan sense of entrepreneur-nya dia sangat cepat menangkap peluang. Kecerdikannya juga termasuk mengundang Dadang dan Irene terlebih dahulu di channel YouTubenya, ditambah pemilihan komentator yang menyegarkan mata si Chelsie, plus penawaran hadiah ratusan juta membuat pertandingan ini menjadi semakin menarik untuk ditonton. Akhirnya, Deddy dapat viewers puluhan juta untuk live streaming, iklan berlimpah ruah, apalagi duitnya dari monetize isu ini. Belum lagi citra positif yang dibangun yaitu “Demi Catur Indonesia”, meyakinkan saya bahwa Deddy bukan sekedar entertainer terkenal, tetapi juga entrepreneur handal.

Dalam dunia percaturan, khususnya di 'ending game', ada satu istilah yang dikenal yaitu remis atau bahasa umumnya draw, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Namun dalam hal ini, saya lebih setuju masalah ini berakhir remis yaitu semuanya menang dan tidak ada yang kalah!

Selamat Bermain Catur!

Sumber:

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/16/171600065/kronologi-kasus-dewa-kipas-yang-viral-setelah-diblokir-chess.com?page=all

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210322171032-178-620609/irene-sukandar-usai-tekuk-dewa-kipas-jangan-bully-pak-dadang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun