Mohon tunggu...
Yusuf Adi
Yusuf Adi Mohon Tunggu... Human Resources - Deep Thinker, Educator, Endless Learner, Positive Contributor

Terus belajar hal baru untuk berbagi dan berkontribusi positif kepada lingkungan dan masyarakat di sekitar saya. Terima kasih sudah membaca dan memberi dukungan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Champion's Spirit: The Reason Only 1% People Succeed

19 Juni 2020   13:19 Diperbarui: 19 Juni 2020   13:32 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap dari kita ada dalam kompetisi kehidupan.

Khususnya hari-hari ini, saat-saat ini. Semua orang, masyarakat, organisasi bahkan pemerintah membutuhkan dan merindukan orang-orang yang memiliki semangat dan karakter juara, bukan karakter pecundang yang lari dari masalah, lari dari kompetisi dan hanya mengacungkan jari telunjuknya kepada orang lain.

Tahukah Anda, dalam sebuah penelitian dimana sekelompok masyarakat diminta untuk melakukan sesuatu dan mencoba beberapa kali, ternyata:
48% - hampir separuh responden - menyerah pada percobaan yang pertama...
20% yang lain menyerah pada percobaan kedua dan tidak mau mencoba lagi...
7% lainnya mencoba hingga tiga kali, lalu akhirnya menyerah...
5% lainya empat kali mencoba baru menyerah...
Nah, sisanya adaiah 20% yang terus berusaha, terus berusaha, dan berusaha..

Sampai  tersisa hanya 1% dari orang-orang yang terus mencoba akhirnya melihat hasil dari yang mereka lakukan..
Wow.. Kenapa 99% lain gagal (minimal tidak mendapatkan hasil yang diharapkan) dalam proses ini? 

1% ini saya sebut orang-orang yang memiliki Champion's Spirit.

Ada 5 semangat seorang champion yang harus ada dalam diri kita.

1. BELIEVE IN YOURSELF

Anda harus PERCAYA DENGAN DIRI ANDA, kalau Anda sendiri tidak percaya dengan dirimu, bagaimana ORANG LAIN bisa percaya dengan Anda?

Waktu Anda ingin melakukan sesuatu, biasanya orang-orang di sekelilingmu akan menghina, menyangsikan idemu, mengatakan itu semua akan gagal. Kalian tidak akan berhasil. Tetapi satu hal yang Anda perlu tahu adalah SIAPA DIRI ANDA TIDAK DITENTUKAN OLEH ORANG LAIN.


Winner Lane & Loser Lane

Pada tahun 1958, seorang ayah di Harlem, New York, bernama Robert Lane, menamai anaknya yang baru lahir dengan nama Winner Lane.
Tiga tahun kemudian, lahir kembali seorang anak ke tujuh dan terakhir, laki-laki dari keluarga Lane. Dan diberi nama Loser Lane.

Winner Lane dan Loser Lane, kakak beradik ini, keduanya kemudian dibesarkan bersamaan di lingkungan keluarga yang sama yaitu di daerah Bronx. 

Namun nasib keduanya berbeda, Loser sejak bersekolah dan di lingkungan masyarakatnya memang sering dicemooh, dibully karena namanya (Guru dan orang-orang lainnya memanggilnya dengan nama 'Lou' karena merasa tidak enak memanggilnya 'Loser'), tetapi Lou Lane tidak peduli dengan itu semua. Dia terus mengembangkan bakatnya, fokus dengan tujuan dan impiannya. Lou punya bakat atlet baseball, dan mencapai banyak hal di lapangan. Dia akhirnya mendapatkan Beasiswa, kuliah di Lafayette College, lalu menjadi polisi dan kini menjadi seorang detektif (impian Loser Lane dari sang Ibu).

Bagaimana dengan Winner Lane? Dia menjadi kriminal. Winner pertama kali ditahan waktu berusia 19 tahun. Setelah itu 5 tahun kemudian dia kembali ditangkap karena kasus pencurian di Long Island. Total Winner Lane ditahan lebih dari 31x dengan banyak sekali kasus dan tuduhan mulai dari pencurian rumah, pencurian mobil, kekerasan dalam rumah tangga, melawan saat ditangkap, melanggar aturan di subway dan di April 1999 Winner Lane ditangkap lagi untuk kesekian kalinya atas pencurian mobil hingga mendapat hukuman dua tahun penjara, setelah bebas, dia hidup gelandangan di New York.

Dari mereka kita bisa belajar, kita bisa melepaskan segala stigma, masa lalu, background, tuduhan, dan lainnya, yang kita perlu lakukan untuk menciptakan masa depan kita adalah untuk menetapkan pilihan bijak setiap saat dan kitalah yang menentukan nasib kita seperti kata William Shakespeare: 

"Bukan para bintang di langit yang memegang nasib kita, tapi di dalam diri kitalah"  

2. OBEDIENCE

Ketaatan sangat dibutuhkan untuk membuat Anda menjadi seorang champion! Seorang champion bukan seorang yang sok-sok an merasa paling kuat dan paling hebat sehingga merasa tidak perlu taat atau mengikuti siapapun. 

Taat terhadap apa dan siapa?
Taat kepada PELATIH. Biasanya memang pemain jauh lebih hebat dari pelatih. Jauh lebih kuat. Tetapi pemain akan gagal, jatuh dan tidak akan menjadi pemenang jika dia tidak mengikuti arahan dari Pelatih. Kenapa harus taat terhadap pelatih? Pelatih memiliki PENGALAMAN dan dapat melihat BLINDSPOT dari diri si pemain! Siapa pelatih ANDA? Pimpinan langsungmu, orang tuamu dan orang-orang yang perlu Anda dengarkan untuk menjadi mentormu.
Taat kepada aturan. FOLLOW THE RULE. Aturan main sepak bola dengan basker BEDA. Pemain harus beradaptasi dengan aturan. Saat ini pemerintah banyak memberikan himbauan supaya kita segera lepas dari pandemi dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). IKUTI. Begitu juga waktu Anda ada dalam sebuah organisasi, ikuti aturan di dalamnya, jangan kerja semaumu, Anda tidak akan sukses!


Sir Alex Ferguson - David Beckham - Christiano Ronaldo

Tahukah Anda Sir Alex Ferguson? Pelatih tersukses Manchester United. Berkat Sir Alex, MU dibawanya menjadi klub sepakbola dunia yang sangat disegani. Tidak main-main selama 26 tahun melatih MU, dia sudah berhasil memenangkan 38 trofi, termasuk 13 gelar juara Premier League, 5 FA Cups, and 2 gelar juara Champions. Sir Alex banyak melatih pemain hebat dunia, dia juga memiliki pendekatan yang keras dalam memimpin timnya. Sir Alex terkenal dengan 'hair dryer treatment', dimana dampratan dan teguran keras tidak segan diberikan kepada siapapun pemain MU, bahkan dia memiliki prinsip yang tidak boleh dilanggar bahkan oleh pemain terbaik di klubnya: 

"At the minute a player thought he was bigger than the manager (coach), he had to go!"

David Beckham adalah salah satu pemain terhebat yang pernah dimiliki oleh MU. Beckham termasuk dalam 'The Class of 92', tim MU generasi emas terhebat  MU hingga saat ini. Dia juga sangat terkenal karena wajah tampannya apalagi setelah dia menikah dengan Victoria (personel girl band Spice Girls) di tahun 1999, maka Beckham menjadi semakin terkenal bukan hanya karena karir sepakbolanya tapi juga menjadi artis. Dan ini tidak disukai oleh Sir Alex, karena Beckham lebih memikirkan  hair style dan life style sebagai artis dibandingkan dengan kinerja di lapangan bola. Puncaknya, di final Piala FA Februari 2003, permainan jelek Beckham membuat Ferguson marah dan naik pitam, Beckham tidak terima dan membalas kata-kata Pelatihnya, Sir Alex semakin emosi dan menendang sepatu didekatnya hingga terkena pelipis Beckham sampai berdarah, pertengkaran hebat terjadi. Juni 2003 (4 bulan setelahnya) Manchester United menjual bintang mereka David Beckham ke klub raksasa Spanyol Real Madrid. Tetapi setelah itu karir Beckham meredup dan semakin menghilang, kemampuannya menurun dan akhirnya dia berakhir menjadi pemain bola 'hanya' di Liga Amerika.

Christiano Ronaldo. salah satu talenta terbaik yang direkrut MU oleh Sir Alex, tidak lepas Hair dryer treatment dari Sir Alex Ferguson bahkan Ronaldo sampai menangis. Di ruang ganti dan di depan teman-teman sesama pemain United lainnya. Fergie marah dan mendamprat  Ronaldo karena terlalu bermain individu ketika MU kalah melawan Benfica. "Kamu pikir kamu siapa? Mencoba bermain sendiri? Kamu tidak akan pernah menjadi pemain bagus jika terus melakukan ini," kata Guillem Balague, menceritakan momen tersebut dalam bukunya Cristiano Ronaldo: The Biography. Waktu itu Ronaldo masih sangat muda baru berusia 20 tahun, masih sangat individual dalam bermain dan suka pamer waktu memainkan bola. Setelah itu, Ronaldo ditinggalkan sendirian oleh Pelatih dan rekan-rekannya sampai dia menangis.  Tetapi satu hal yang hebat dari Ronaldo adalah dia bangkit, dia memperbaiki dirinya, dia mengikuti teguran dari Pelatihnya. Hari ini, berkat didikan keras Sir Alex, Ronaldo sudah menjadi pemain terbaik dunia 5x. 

Apakah kalian seperti David Beckham atau Christiano Ronaldo? 


3. DOBRAK dan ATASI KELEMAHAN.

Rekor ada untuk dipecahkan. Seorang champion diciptakan untuk mengalahkan rekor. Tidak suka yang biasa-biasa saja. Follow the rule and break the limit! Seseorang yang memiliki jiwa pemenang akan terus mendaki gunung 'rekor'. Banyak orang merasa rekor tidak bisa dipecahkan, ini salah!. Anda boleh lemah, gagal, tapi ingat untuk terus bangkit dari kelemahan dan kegagalan, atasi itu, dobrak kelemahanmu dan jadilah juara!


Tembok 4 Menit

Sebelum tahun 1954, ada mitos dalam dunia atletik (lomba lari) yang mengatakan bahwa manusia memiliki keterbatasan biologis dimana untuk menempuh jarak 1 mil tidak akan pernah bisa lebih cepat dari 4 menit.  

Pendapat ini dikuatkan juga oleh Pelatih tim olimpiade Inggris pada tahun 1903 yang mengatakan"rekor lari satu mil adalah 4 menit 12,75 detik. Rekor ini tidak mungkin dapat dipecahkan". Pada saat itu para dokter membuat analisis jika seorang pelari berusaha menembus batas waktu itu, maka pelari tersebut paru-parunya akan hancur dan jantungnya tidak dapat berdenyut lebih cepat lagi. 

Ada seorang atlit bernama Roger Bannister yang tidak percaya akan hal itu. Bannister yakin bahwa ia bisa menembus batas waktu tersebut, dengan keyakinan yang positif ini ia mulai mencari berbagai cara dan strategi untuk melampaui batas waktu tersebut.

Olimpiade tanggal  6 Mei 1954 menjadi saksi sejarah. Roger Bannister membuktikan kepada dunia bahwa mitos itu salah! Bannister berhasil menempuh 1 mil dengan waktu 3 menit 59 detik. Tetapi bukan hal ini yang luar biasa. Yang menjadi catatan sejarah luarbiasa adalah catatan pelari lainnya setelah 6 Mei 1954, menyatakan bahwa ada 32 orang yang telah mampu berlari melampaui mitos 4 menit! dalam 1 tahun berikutnya tercatat ada 300 orang telah melampaui mitos 4 menit! Dan saat ini ada lebih dari 20,000 pelari yang berhasil melampaui mitos 4 menit bahkan pelari mahasiswa menjadikan waktu 4 menit ini sesuatu yang normal.

Apa yang membedakan setelah 6 Mei 1954 dan ratusan tahun sebelumnya? Yang berbeda hanya SATU. Mindset dan Keyakinan.  

Barrier dan limit hanya ada di otakmu, di buku catatan, tetapi bukan untuk kehidupanmu. Bahkan Charles Rorick mengatakan: 

"Maybe sometimes people need to see someone do it so the can to it themselves"


4. TEKUN 

Tekun Berlatih akan membawa Anda menjadi seorang champion. Semakin banyak anda melakukan, maka semakin ahli anda. Menguasai dan mengendalikan diri untuk terus berlatih. Latihlah diri Anda untuk melawan ketakutan, kegagalan, batas Anda, dan ini semua diawali di tempat latihan, bukan di pertandingan nyata sebenarnya. Dalam latihan, anda bebas melakukan kegagalan, kesalahan dan mencoba apapun, jadi semakin banyak latihan yang Anda lakukan, maka akan semakin banyak cara untuk menang yang Anda temukan. Latihan memang membosankan. Bahkan Mohammad Ali pun benci dengan latihan, dengan mengatakan: 

"I hated every minute of training but i said to myself, 'Don't quit. Suffer now and live the rest of your life as a champion'".


Salah satu alasan kenapa orang KALAH adalah karena mereka TIDAK CUKUP MENCOBA & BERHENTI MEMPRAKTEKKAN TERUS. Alasan orang tidak cukup tekun mencoba adalah karena mereka TIDAK YAKIN dengan KEBERHASILAN mereka. Jadi karena itu terus lanjutkan. Anda akan semakin kuat, semakin bijaksana,  semakin tangguh setelah melalui proses latihan. Faktor yang sering kali mempengaruhi keberhasilan yaitu ketakutan akan kegagalan. Manusia seharusnya tidak boleh trauma atau negatif terhadap kegagalan. Bahkan ada yang mengatakan "you have to scare with failure if you want to love success". Saya tidak setuju dengan pendapat ini karena kegagalan bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dihadapi dan dikalahkan. Ingat hanya 1% orang yang berhasil, tetapi ini sama sekali tidak menunjukkan peluang keberhasilan Anda hanya 1%, mungkin bisa jauh lebih kecil atau mungkin juga jauh lebih besar peluang Anda untuk berhasil.

2 Hal penting yang harus terus Anda latih dalam kehidupan ini yaitu MINDSET & SKILLSET. Tanpa mindset dan skillset yang tidak terlatih maka Anda akan terus kalah dalam pertarungan kehidupan yang sebenarnya. Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.

Bayangkan jika Michael Jordan takut gagal dalam menembak dan memasukkan bola ke ring basket sebanyak 10.000x setiap harinya, maka hari ini tidak akan ada sejarah tentang Michael Jordan. 


5. Chasing a dream. Not trophy

Apa motivasimu dalam menjadi juara? Seorang juara sejati (real champion) tidak hanya mengejar troph. Jika seorang atlit ingin menjadi juara hanya untuk trophi atau piala saja, maka bisa saja dia akan menghalalkan segala cara untuk menjadi juara. Atau minimal dia tidak akan senang dengan keberhasilan orang lain.

Pertanyaan terakhir yang selalu ditanyakan seorang juara sejati kepada dirinya sendiri adalah apakah saya sudah melakukan yang terbaik dalam perlombaan ini? Apakah perjuanganku ini membawa dampak dan makna di dalam kehidupan orang lain atau hanya untuk diriku sendiri? Saat materi, jabatan dan uang yang menjadi tujuan anda, maka jangan heran anda tidak akan mendapatkan kebahagiaan.  

James (Jim) Braddock adalah seorang yang luarbiasa dan bisa menjadi contoh kita semua. Dia adalah petinju Amerika yang pensiun di tahun 1929 dan jatuh miskin karena krisis ekonomi The Great Depression di Amerika pada masa itu. Tahun 1935 Jim, kembali ke ring tinju karena terpaksa. Ia adalah ayah dan suami yang punya harga diri, tapi menyadari dirinya tak sanggup menghidupi istri dan keluarganya. Jim terpaksa menerima pinjaman dari dinas sosial dan ia menengadahkan tangannya di klub tempatnya berlatih hanya untuk melunasi tagihan listrik dan gas dirumahnya. Dan atas perjuangannya lepas dari belenggu kemiskinan untuk bangkit dan kembali bertanding, orang-orang yang sama senasib sepenanggungan, mereka memberikan julukan kepadanya: Cinderella Man, pria yang mampu bangkit dari keterburukan dan menghadirkan mimpi bahwa harapan akan selalu ada ditengah segala kesulitan hidup. Jim kembali ke ring tinju bukan hanya untuk mengejar trophi dan uang, tapi ada sesuatu yang jauh lebih besar dari itum yaitu keluarganya.

Sebagai penutup, saya menyadari situasi sekarang ini sangat tidak mudah. Banyak orang berusaha untuk keluar dari resesi dan krisis yang melanda. Yang perlu Anda lakukan hanya satu yaitu: "Never never never Give Up". Semuanya akan berakhir waktu Anda menyerah dengan kehidupan ini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun