Mohon tunggu...
Yusuf Sagoba
Yusuf Sagoba Mohon Tunggu... lainnya -

Direktur Karya Pemuda Palu (KPP)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pembangunan Grand Mall “Tidak Logis”

17 Juli 2012   13:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:52 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13425307501586047491

[caption id="attachment_194682" align="alignright" width="107" caption="Ashar Yahya"][/caption]

PALU – Mantan Anggota DPRD Kota Palu periode 2005/2009, Ashar Yahya menyatakan, pembangunan grand mall yang ditandai dengan, peletakan batu pertama, pada jumat (6/7) pekan lalu, di Taman Ria, wilayah Kecamatan Palu Barat, “tidak logis”. Karena penilaiannya, belum layak pembangunan mall di Kota

Palu, sebab keberadaan mall tatura, yang saat ini beroperasi belum dapat memberikan kontribusi apapun pada peningkatan APBD Kota Palu. “Pemerintah kita ini, juga tidak jelas,” kata dia pada media ini, kemarin.

Dia juga menjelaskan, keberadaan mall tatura yang dibangun, dengan menggunakan dana hutang, melalui salah satu Bank di Kota Manado, beberapa tahun yang lalu, dengan jumlah hutang kurang lebih Rp50 miliyar, sampai saat ini belum selesai pengembaliannya. Yang menjadi jaminan dalam pengambalian, dana

hutang tersebut menggunakan anggaran APBD Kota Palu, yang sudah diperkirakan akan selesai pada tahun 2015 mendatang.

Sehingga Pemerintah Kota Palu, pemilik saham di mall tatura tersebut, sebanyak 98 persen dan dibagi sisa saham lainnya, adalah pembesar di Kota Palu sendiri. Sementara mall tatura yang diperkirakan, dapat terisi full dengan para penyewa alias pedagang, ternyata tidak sesuai denga harapan, karena sampai saat inipun, m

asih banyak kaplingan yang basih kosong dilantai III dan IV, sebutnya.

“Itu menandakan, bangunan mall tatura itu, masih dalam pembenahan terus,” kata dia lagi.

Menurut dia, kondisi Kota Palu dengan saya beli masyarakatnya masih dibawah rata-rata, jika Pemkot Palu sudah mengizinkan lagi pembangunan mall lain, dengan kapasitas yang lebih besar, maka akan mengurangi pendapatan bagi mall tatura. Kondisi itu nantinya, akan menjadikan mall tatura, sebagai pusat hiburan masyarakat semata, sebab karakter pembeli masyarakat Kota Palu, belum tinggi, karena tingkat kebutuhan masyarakat sendiri juga belum mendesak, seperti di Kota-kota besar lainnya.

Dia mencontohkan kondisi tersebut, dengan bangunan karaoke yang sudah menjamur di Kota Palu, sebelumnya tempat karaoke menjadi tempat istimewa bagi masyarakat untuk, refresing (hiburan) bersama keluarga. Namun dengan bertambahnya tempat karaoke lainnya, membuat tempat karaoke lainnya semakin sunyi, karena karakter masyarakat yang suka dengan suasana baru, dan mencoba serta sekaligus dijadikan tempat untuk bersantai.

“Saya tidak optimis, tapi kondisi ini perlu diperhatikan Pemkot Palu,” jelasnya.

Lanjutnya, pada tahun sebelumnya, saat dirinya masih berstatus anggota DPRD Kota Palu, Walikota Palu, Rusdi Mastura, pernah menyatakan sikap untuk tidak mengizinkan, pembangunan mall lain, sebelum dana hutang yang dipergunakan untuk pembangunan mall tatura tersebut, selesai dilunasi. Karena pada tahun sebelumnya, juga pernah ada investor yang datang meminta izin pembangunan mall, namun tidak diberikan izin oleh Pemkot Palu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun