[caption id="attachment_193039" align="alignnone" width="465" caption="Sumber foto : http://www.metrotvnews.com"][/caption]
Setelah membaca postingan Bunda Siti Swandari yang berjudul “Tina Agustina: Keluarkan Air Mata Berlian?” dan postingan lainnya di Kompasiana yang ditulis M. Rasyid Nur dengan judul “Tina, Air Matamu Berubah Menjadi Intan?”, saya berfikir bahwa fenomena aneh yang sering terjadi di Indonesia ujung-ujungnya hanyalah sebuah popularitas yang tak lain dan tak bukan adalah untuk menghasilkan UANG. Karena setelah berita ini menyebar, konon katanya, Tina bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit (?).
Menurut tempo.co Bandung,
” Air mata Tina Agustina sejak kecil sama seperti orang lain. Tapi sejak September 2011, air mata gadis berusia 19 tahun itu kabarnya bisa berubah menjadi batu kristal. Sejak September 2011, Tina mengaku sudah mengeluarkan 72 butir batu, ditambah sedikitnya 161 butir lagi sejak 23 Mei 2012. Batu kristal itu keluar lewat kelopak dua matanya di bagian bawah.
Fenomena air mata berliannya Tina Agustina ini juga beberapa hari sebelumnya telah menghiasi ramainya dunia televisi. Sebagai orang yang masih waras, saya langsung saja menyimpulkan bahwa telah terjadi rekayasa atas kejadian ini. Begitu pula dengan teman-teman Kompasianer yang lain.
Kasus yang pernah terjadi seperti yang dialami Tina Agustina adalah seorang pasien yang menderita cyctinosisatau penumpukan asam amino cysteine dari berbagai organ tubuhnya. Kasus kedua disebut dacryolith, yaitu terdapatnya batu pada saluran pengeluaran air mata sehingga menimbulkan benjolan di kulit wajah di bawah kelopak mata. Dan kasus ketiga disebut conjunctival lithiasis, merupakan penyakit radang mata yang telah lama dan kronis. Batuannya paling sebesar 3 milimeter berwarna kusam kekuningan.
Namun yang mengejutkan, pada Selasa, 5 Juni 2012 kasus yang dialami Tina Agustina tidak masuk ke dalam tiga jenis kelainan itu. Dari hasil pemeriksaan medis, benda yang disebut air mata kristal dari kelopak mata Tina itu merupakan material sintetis yang telah diproses, dan bukan hasil produksi tubuh manusia.
Masih menurut tempo.co Bandung, Laboratorium Geologi Bandung memakai dua alat untuk menguji kandungan air mata kristal Tina. Menurut Yunus Kusumabrata (peneliti dari Badan Geologi), X-Ray Difraction (XRD) dipakai untuk melihat bentuk kristal. Sedangkan Atomic Spectrum Divice (ASD) guna melihat komposisi bahan. Dari uji material, benda itu mengandung 15,40 persen silika (Si02) dan 2,40 persen kalium (K2O). Sisanya bahan sintetis, di antaranya campuran plastik.
Meskipun Tina membantah telah melakukan rekayasa, namun pihak yang terkait memberikan informasi bahwa benda berbentuk kristal yang keluar dari mata Tina merupakan benda keluaran dari pabrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H