Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Surat ke-109 Al Kafirun (Orang-Orang Kafir) Dalam Kehidupan di Dunia

16 Maret 2024   18:16 Diperbarui: 16 Maret 2024   19:20 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6.
Arab-latin: lakum dinukum wa liya din
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Ayat terakhir Surat Al Kafirun menegaskan bahwa dalam ajaran  Islam tidak boleh ada paksaan bagi seseorang dalam memilih keyakinan dan memeluk suatu agama. Agama dan keyakinan adalah hak azasi yang paling hakiki bagi seorang manusia dalam menyembah Tuhan dan melaksanakan segala aturan, tata cara ibadah dari agama yang dianutnya.

Dalam Islam, adalah Hak Allah memberikan hidayah Iman dan Islam kepada seseorang yang dikehendaki-Nya melalui berbagai cara, sebab dan perantara dengan firman-Nya "Kun Fayakun."

Hidayah itu datang bisa melalui ayat-ayat kebesaran Allah antara lain kitabiyah (Al Qur'an), kauniyah (alam semesta), nafsiyah (penciptaan manusia), getaran suara adzan dan lain sebagainya. Hanya Allah yang bisa membuka akal dan hati manusia untuk bisa menerima nur Islam.

Sejarah Islam mencatat bagaimana Rasulullah berdoa kepada Allah memohon agar paman Beliau, Abu Thalib yang setia membela Rasulullah dalam mendakwahkan Islam kepada kaum Quraisy, diberikan Allah SWT hidayah Islam.

Abu Thalib adalah paman Nabi Muhammad SAW yang mengasuh dan mendidik Rasulullah dengan penuh rasa cinta serta kasih sayang hingga dewasa. Sebelumnya Rasulullah SAW pernah diasuh oleh kakek Beliau, Abdul Muthalib. Abu Thalib adalah orang yang amat terpandang dan disegani di kalangan kaum Quraisy.

Sejak awal Nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang Nabi dan menyebarkan agama Islam, Beliau sering mendapatkan kecaman, ejekan, bantahan, dan bahkan ancaman pembunuhan dari para kafir Quraisy. Abu Thalib lah satu-satunya orang yang dengan tegar dan berani maju paling depan untuk membela Rasulullah SAW dan tak segan-segan menghunuskan pedangnya.

Namun sayang sekali, hingga akhir hayatnya, Abu Thalib, tidak mau memeluk Islam karena akal dan hatinya belum sempat mendapat hidayah dari Allah SWT.

Ayat terakhir Surat Al Kafirun menjelaskan mengenai, Rasulullah diperintahkan oleh Allah SWT untuk memberikan kebebasan bagi orang-orang kafir untuk menyembah apa yang mereka yakini dan mengamalkan ajaran agama sesuai kepercayaannya. Menghargai dan menghormati orang-orang kafir dalam menjalankan aktivitas ibadahnya. Mereka juga harus berani mempertanggungjawabkannya kelak di pengadilan akhirat.

Begitu pun Rasulullah SAW bersama kaum muslimin bersedia mempertanggung jawabkan agamanya, yaitu Islam di yaumil hisab, serta menerima ganjaran dari Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun