Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Surat ke-109 Al Kafirun (Orang-Orang Kafir) Dalam Kehidupan di Dunia

16 Maret 2024   18:16 Diperbarui: 16 Maret 2024   19:20 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sementara itu dalam hal kesadaran mereka terhadap sebuah kebenaran, adapula kategori "fasik", yaitu mereka yang sudah faham mana yang benar dan mana yang salah, tapi tetap saja mereka melanggar perjanjian dengan Allah SWT, memutuskan tali silaturahiim dsn melakukan kerusakan di muka bumi (Al-Baqarah ayat 26 dan 27).

2.
Arab-latin: l a'budu m ta'budn
Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah

3.
Arab-latin: wa l antum 'bidna m a'bud
Artinya: dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah

4.
Arab-latin: wa l ana 'bidum m 'abattum
Artinya: dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah

5.
Arab-latin: wa l antum 'bidna m a'bud
Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

Arti ayat 2 sd 5 Surat Al Kafirun ini, secara umum adalah perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk mengatakan kepada kaum kafir Quraisy yang datang kepadanya dan mengusulkan kompromi tentang ketauhidan, bahwa aku (Muhammad) sekarang hingga masa datang tidak akan pernah menyembah apa yang sedang kamu sembah. Dan kamu juga tidak akan menjadi penyembah-penyembah apa yang sedang aku (Muhammad) sembah.

Ayat-ayat tersebut juga menjelaskan bahwa, aku (Muhammad) tidak pernah menjadi penyembah dengan cara penyembahan kamu dan kamu pun tidak akan pernah menjadi penyembah-penyembah dengan cara penyembahanku.

Dalam sejarah Islam, tokoh kafir kaum Quraisy pernah menawarkan kepada Rasulullah SAW tentang kesepakatan dalam penyembahan Tuhan, yaitu 1 tahun mereka mengikuti menyembah Tuhan orang muslim, 1 tahun berikutnya giliran orang muslim mengikuti menyembah berhala-berhala mereka.

Suatu tawaran yang memperolok dan mempermainkan agama serta merusak aqidah Islam. Perbuatan yang menjerumuskan umat Islam ke dalam perbuatan syirik. Naudzubillahi mindzalik, tentu saja Rasulullah SAW menolak keras dan tegas hal tersebut. Inilah asbabul nuzul (asal usul turunnya), Surat Al Kafirun.

Di ayat selanjutnya, menjelaskan bahwa, aku tidak pernah menjadi penyembah dengan cara penyembahan kamu dan kamupun tidak akan menjadi penyembah-penyembah dengan cara penyembahanku.

Antara kaum beriman dan kaum kafir adalah sangat berbeda secara nyata tentang apa yang disembah dan bagaimana tata cara dalam melakukan penyembahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun