Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konsep Sistem Pengendalian Banjir Berdasarkan Elevasi Kontur Muka Bumi

11 Maret 2024   10:15 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elevasi kontur muka bumi adalah hasil pengukuran topografi di kawasan tertentu yang dilakukan para surveyor dan tenaga ahli geodesi menggunakan peralatan khusus untuk mendapatkan elevasi muka bumi dan garis kontur. Pengukuran menggunakan metode polygon terbuka atau polygon tertutup. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik elevasi kontur pada ketinggian yang sama.

Di bangku kuliah Teknik Sipil, Teknik Pengairan dan Teknik Geodesi, pengukuran topografi atau muka bumi diajarkan dalam mata kuliah Ilmu Ukur Tanah (IUT) dan Geodesi.

Konsep Penanganan Banjir Berdasarkan Elevasi Kontur Bumi adalah murni ide Penulis Artikel, sebagai praktisi Tenaga Ahli Sumber Daya Air selama bekerja pada Perusahaan Konsultan Teknik.

Ide konsep ini muncul dari adanya istilah "banjir kiriman" yang biasanya terjadi pada kawasan permukiman dengan elevasi kontur muka bumi yang paling rendah. Begitulah hukum sunatullah, air mengalir menuju tempat terendah.

Konsep ini memberikan rasa keadilan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan elevasi kontur terendah, karena pengendalian banjir dimulai dari kawasan dengan elevasi kontur tertinggi secara bertahap hingga elevasi kontur terendah.

Artinya pengendalian banjir, baik dari sisi sedimen maupun aliran air permukaan (run off) melalui pengurangan volume sedimen dan volume debit aliran permukaan (run off).

Penyebab utama terjadinya banjir adalah penggundulan hutan (deforestasi) di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), karena eksplorasi, eksploitasi Sumber Daya Alam atau kegiatan pembangunan sebagai konsekuensi pengembangan sebuah kota.

Degradasi hutan di kawasan DAS mengakibatkan tingkat erosi dan angkutan sedimen (sedimen transport) serta debit aliran air permukaan (run off) makin besar. Longsoran tanah yang terjadi juga menyebabkan makin besarnya volume angkutan sedimen.

Ada 2 komponen penting penyebab utama terjadinya banjir akibat aktivitas penggundulan hutan di kawasan DAS, yaitu:
1. Sedimen
2. Aliran air permukaan (run off)

Pergerakan angkutan sedimen dan aliran air permukaan (run off) mengikuti elevasi kontur muka bumi, yaitu dari elevasi kontur tertinggi menuju ke elevasi kontur terendah.

Aliran air permukaan (run off) ini membawa sedimen, di mana di tempat-tempat tertentu akan mengalami proses sedimentasi. Sedimentasi inilah yang menyebabkan kapasitas tampungan air dan aliran air di situ, rawa-rawa, danau, embung, bendungan, saluran drainase dan sungai berkurang cukup nyata (significant).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun