Mohon tunggu...
Yusuf nur rochmat
Yusuf nur rochmat Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan penulis

Menulis agar abadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SEMA FISIP UNISMA Gelar Seminar Nasional Pemilu

14 Desember 2022   13:25 Diperbarui: 14 Desember 2022   16:13 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SEMA FISIP gelar seminar tentang Pemilihan Umum (Pemilu) dengan tema "Wujudkan Demokrasi Dalam Menghadapi Pemilihan Serentak Tahun 2024 Sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017. Kegiatan tersebut bertempat di gedung B Universitas islam 45 bekasi (UNISMA). (14/12)

Seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Fisip Education And Art (FEAR) ke 11. Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa UNISMA dan umum dengan jumlah 40 peserta yang berpartisipasi hingga selesai.  SEMA FISIP menghadirkan pembicara yang cukup kompeten di bidangnya yakni Chairunnisa Marzoeki, S.Psi (Ketua Bawaslu Kota Bekasi), Ali Syaifa AS, S.Ip., M.sos (Komisioner KPU Kota Bekasi), Dr. H. M. Harun Alrasyid (Warek IV UNISMA Bekasi), Kahfi Adlan Hafiz (Peneliti PERLUDEM) dan Arief Rachman, S.Sos (Independent Human Institute).

Ketua SEMA FISIP Putra Sena Rafianto Perdana menyampaikan melalui sambutannya kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dalam agenda besar FEAR Ke 11 yang merupakan agenda tahunan SEMA FISIP ditahun 2022.

Dekan Fisip Unisma Bekasi Yanto supriyatnoDrs., M,Si menyampaikan bahwa seminar ini merupakan seminar untuk memberikan edukasi untuk memahami tentang pemilu. Pemilu kali ini sangat berbeda dari sebelumnya, yang mana pelaksanaannya digelar secara serentak di indonesia. Harapan yang disampaikan untuk mahasiswa Fisip agar bisa ikut berkontribusi dalam Pemilu.

"Saya berharap mahasiswa fisip untuk ikut serta dan berkontribusi dalam Pemilu", Ucap Dosan Fisip melalui sambutanya.

Reza Nur Pahlepwi sebagai moderator acara menyampaikan, fenomena politik khususnya Pemilu yang memiliki beberapa kekurang dan kelebihan. Pada tahun 2019 lalu Pemilu yang digelar menjadi bahan evaluasi untuk mencapai kesuksesan di Pemilu tahun 2024 mendatang.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pelaksanaan Pemilu ini telah berlangsung telah berlangsung dengan tujuan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Menurut Ali Syaifa saat menyampaikan materi, Demokrasi hadir untuk menjadikan kedaulatan dari ke absolutan kekuasaan yang otoriter dan totaliter. Ali menyampaikan sistem politik salah satunya demokrasi dan Indonesia sendiri menempatkan sistem politik pada demokrasi.

"Pemilu sebagai sarana kedaulatan rakyat, sarana dengan memberikan kesempatan rakyat untuk menentukan pilihan", papar Ali Syaifa saat menyampaian materi.

Selanjutnya, keterlibatan generasi muda dalam pengawasan Pemilu dan Pilkada 2024. Peran Bawaslu dalam pemilu ini untuk memberikan pengawasan berlangsungnya pelaksanaan pemilu dan pilkada. Chairunnisa Marzoeki,menyampaikan tentang generasi muda yang memiliki peran dalam pemilu. Dalam hal tersebut anak muda memiliki keinginan untuk belajar.

"Generasi muda ini hasil menjadi peserta sekaligus pengawas pelaksanaan Pemilu", papar Chairunnisa saat menyampaikan materi.

Selanjutnya, Outlook Pemilu dan demokrasi indonesia tentang pemilu 2024. UU no 10 tahun 2016 tetap berlaku dan revisi UU no 17 tahun 2017 telah dikeluarkan dari prolegnas. Menurut Kahfi Adlan Hafiz menyampaikan Pembatalan revisi uu tersebut dikarenakan blum menemukan urgensi dalam penyelenggaraan Pemilu. Pemilu ini sebagai fokus menyusun, tentu berkaitan erat dengan demokrasi. Pemilu bukan satu satunya indikator demokrasi.

"Data skor kebebasan demokrasi di Indonesia memiliki skor 59 dari 100. Dari Politik Rights memiliki skor 30 dari 100 sedang kan civil liberties memiliki score 29 dari 200. Data ini diambil dari hasil survey freedom house tahun 2021", papar Kahfi saat menyampaikan materi.

Selanjutnya, tantangan demokrasi dimasa transisi salah satunya kekerasan, Money politik, kekerabatan dan janji kesejahteraan. Menurut Harun Alrasyid bahwa hal-hal tersebut yang menjadi faktor tantang demokrasi di masa transisi.

"Saya berharap kepada mahasiswa seminar ini, merupakan media untuk berdiskusi dan belajar untuk membangun generasi yang lebih unggul", ucap Harun di akhir penyampaian materi.

Selanjutnya, pemilu dalam konteks kemasyarakatan untuk melihat pelaksanaan Pemilu di tahun 2024. Menurut Arief Rachman menyampaikan peran dan partisipatif merupakan hal yang penting untuk menentukan pemimpin di kemudian hari. Karena, konsep demokrasi ini masyarakat menitipkan suaranya untuk menentukan arah dan perubahan bangsa Indonesia di pemilu 2024.

"Dalam pesta demokrasi KPU wajib memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang ancaman penyalahgunaan momentum politik dalam hal pemilu", papar Arief saat menyampaikan materi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun