Mohon tunggu...
Yusuf Tegar Sharon Parrangan
Yusuf Tegar Sharon Parrangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Hanya orang biasa yang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kecerdasan Buatan atau AI Perlahan Menggantikan Pekerjaan Manusia

17 Oktober 2022   09:01 Diperbarui: 17 Oktober 2022   09:06 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pengertian Artificial Intelligence (AI)

Kalian tahu tidak kalau saat ini ada yang namanya teknologi kecerdasan buatan atau yang kita kenal dengan Artificial Intelligence (AI). Nah pengertian dan contoh dari AI ini akan kita bahas dalam artikel ini. 

Teknologi kecerdasan buatan atau istilah yang kita kenal AI (Artificial Intelligence) saat ini sudah cukup berkembang dan bisa ditemui di banyak tempat.  Kecerdasan buatan atau AI ini bisa ditemui dalam berbagai bidang yang ada di masyarakat, salah satu contohnya di kehidupan bermedia kita saat ini. 

Contoh dari Artificial Intelligence atau AI yang bisa kita rasakan adalah asisten virtual Google dan juga Siri. Yang perlu kalian tahu, kecerdasan buatan disini ini tidak seperti Jarvis atau Friday yang ada di film Iron Man yang mana langsung berhubungan dengan satu individu atau robot yang ada di dalam tubuh kita. 

Kecerdasan buatan atau AI ini lebih dari itu, AI bisa diterapkan di berbagai hal dengan menekankan pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya respon manusia.

Hampir sebagian besar perangkat lunak (perangkat komputer ataupun teknologi modern yang berkembang) yang dimiliki oleh masyarakat telah menerapkan kecerdasan buatan. AI diperkirakan akan terus berkembang menyesuaikan zaman dan juga kemungkinan besar kecerdasan buatan ini tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. 

Menurut Bullock, 2019 (dalam Fauzan, h. 31, 2020) Kecerdasan buatan atau AI bisa dibuat menjadi pelengkap dari para manusia dalam rangka mengurangi tingkat pengambilan keputusan yang berdasarkan keyakinan pribadi manusia.

Dalam penelitiannya Bullock mengatakan bahwa kecerdasan buatan atau AI mendominasi dalam permasalahan yang membutuhkan kemampuan analisa tinggi dengan batasan tingkat kompleksitas yang rendah. Bullock juga mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran lebih dalam (deep learning) kecerdasan buatan bisa menyelesaikan sebuah permasalahan ataupun tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi. Hal ini karena manusia terkadang memiliki batasan tersendiri dalam sebuah pembelajaran atau pengetahuan yang berbeda dari tiap individu.

2. Jenis dan Konsep AI

Sebenarnya ada berapa jenis dari kecerdasan buatan atau AI ini? Menurut Jamaaluddin dan Sulistyowati, I (2021) ada lima cabang ilmu dari kecerdasan buatan, diantaranya:

  • Natural Language Processing (NLP)

NLP lebih mengarah ke interaksi atau komunikasi antara komputer dan juga bahasa asli manusia. Contohnya komputer dapat melakukan ekstraksi informasi dari segala input yang memiliki dan berhubungan dengan bahasa.

  • Computer Vision

Computer Vision merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari fokus yang berkaitan dengan kepresisian dalam pemrosesan gambar. Perangkat lunak atau mesin ini menggunakan vision yang didalamnya menerapkan teknologi inspeksi otomatis berbasis gambar. Computer Vision ini sangat erat dengan membangun arti dari gambar menuju objek fisik. Jadi cabang ini juga di gabungkan dengan AI secara umum akan menjadi Visual Intelligent System.

  • Sistem Navigasi Robotika

Sedangkan cabang ini mempelajari rancangan suatu robot dalam dunia perindustrian. Diperkirakan di tahun-tahun yang akan datang fungsi manusia dalam dunia industri akan digantikan dengan robot. Robot hasil dari cabang ini memiliki istilah lain seperti Computer Vision dan Machine Vision (hal penting dalam pengembangan robot komunikasi). 

  • Game Playing

Dari katanya kita bisa menyimpulkan bahwa cabang ini berhubungan dengan permainan. Maksudnya cabang ilmu ini memiliki karakteristik yang dikendalikan oleh pengguna atau pemakai. Bukan hanya itu saja, karakter lawan juga dikendalikan oleh game secara mandiri serta dari pengguna lain juga. 

  • Sistem Pakar

Kalau tadi ada yang membahas tentang interaksi, fokus kemiripan, dan juga pengendalian oleh pengguna, cabang ini berhubungan dengan problem solving dan belajar menggunakan nalar untuk meniru keahlian tertentu yang akhirnya permasalahan yang awalnya hanya bisa dipecahkan oleh para spesialis, bisa diselesaikan oleh manusia yang tidak ahli dalam bidang tersebut. 

Selain itu, dalam buku yang berjudul Buku Ajar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dijelaskan bahwa ada 3 konsep AI yang mana kurang lebih 20 tahun terakhir telah menghasilkan inovasi yang luar biasa antara Big Data, penelitian medis, dll. 3 konsep tersebut antara lain:

  • Marchine Learning

Konsep ini menjelaskan bagaimana suatu perangkat dapat melakukan belajar secara mandiri dengan adanya bantuan kode yang membuat mesin atau perangkat itu berpikir dan dapat menyelesaikan masalah yang ada. Akan tetapi jika kode yang ada tidak sesuai dengan apa yang perangkat itu pelajari, ada kemungkinan perangkat tersebut tidak bisa menjawab penyelesaian yang terbaik dari suatu masalah. 

Contohnya dalam beberapa smartphone ada yang memiliki fasilitas kalender atau alarm yang dapat mengingatkan penggunanya pada hari spesial tertentu atau penanda yang memang sudah ditandai oleh pengguna smartphone tersebut. 

Pada konsep ini mesin akan melakukan sesuatu hal yang dilakukan oleh manusia. Contohnya dalam ponsel, TV, dan lainnya yang memiliki fasilitas kontrol suara. Contoh lain dari deep learning ini adalah perangkat yang menggunakan data besar dengan data label dan penggunaan jaringan syaraf yang memiliki banyak lapisan, contohnya finger print yang ada di HP ataupun Laptop saat ini.

Jaringan Syaraf Tiruan atau Neural Network merupakan pelaksanaan proses informasi yang menggunakan prinsip sistem syaraf biologis manusia. Maksudnya dalam konsep ini kemampuan otak manusia yang bisa melakukan proses informasi ada juga di dalam sebuah perangkat, dan kemampuan ini merupakan kunci dari "struktur otak" perangkat dalam mengelola informasi. 

Contohnya sejak awal tahun 2000 mesin sudah bisa melakukan pengenalan model tulisan tangan dalam pembayaran CEK, analisis data, pengenalan wajah, dan prediksi cuaca. Artinya perangkat mengelola pemahaman pola atau pengelompokan data melalui pembelajaran.

3. Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia

Pengertian jurnalisme berasal dari kata journal, yang memiliki arti catatan harian mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Jurnal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Saat ini jurnalisme berkembang menjadi dua jenis, jurnalisme online dan jurnalisme multimedia.

  • Jurnalisme Online

Menurut Pavlik (Aryani, 2011), jurnalisme online merupakan contextualized journalism atau jurnalisme kontekstual yang mengintegrasikan tiga fitur komunikasi unik: kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online, dan juga fitur-fitur yang datanya (customizable features). 

  • Jurnalisme Multimedia

Menurut Deuze (dalam Widodo, 2020, Jurnalisme Multimedia) jurnalisme ini bersifat pragmatis-kontemporer dan menurut dia sendiri ada dua cara dalam mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme. Pertama ada presentasi paket berita di website yang menggunakan dua format media atau lebih (tulisan, musik, animasi, termasuk juga elemen interaktif dan hypertextual). 

Dan kedua adalah presentasi paket berita yang terintegrasi (meskipun tidak melulu bersifat simultan). Contohnya seperti website, email, SMS, MMS, radio, televisi, koran, dan segala yang berhubungan dengan media cetak. Konsep nyata dari jurnalisme multimedia sebenarnya adalah penggabungan dari teks, video, foto, audio, dan grafik. Dengan kata lain, multimedia menggabungkan minimal 3 (tiga) jenis media.

4. Hubungan AI dan Jurnalisme

Dengan adanya AI atau kecerdasan buatan, banyak platform berita online yang dibantu dengan adanya teknologi. Media berita seperti CNN dan platform berita lain sudah terjun ke dunia media sosial. Platform yang digunakan juga beragam, ada yang menggunakan Instagram, TikTok, Twitter, dll. Konten-konten yang di-upload oleh media berita ini nantinya akan dibaca dan ditonton oleh pengguna media sosial tersebut. 

Dengan memanfaatkan algoritma atau salah satu bentuk dari kecerdasan buatan (AI), media berita ini bisa menampilkan konten yang disukai oleh konsumennya. 

Apa sih algoritma? Menurut Maulana (2017), algoritma adalah susunan logis dan sistematis dari sebuah perangkat yang ada untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan tertentu. 

Di dalam algoritma ada struktur yang membantu menjabarkan, menyeleksi, dan mengulang isi dari bahan yang sedang dibahas. Contohnya ada seorang pria yang gemar menonton konten dan juga membaca berita tentang dunia olahraga, khususnya olahraga basket. Dengan adanya algoritma, konten yang sering muncul dalam HP ataupun laptop pria tersebut adalah konten yang berkaitan dengan dunia basket. Contoh lainnya, pria tersebut menyukai klub basket tertentu. 

Berita ataupun video yang akan dikonsumsi oleh pria tersebut seputar klub basket itu. Pertanyaannya, apakah konten yang diterima oleh pria tersebut akan seputar basket dan klub basket yang disukainya? Tentu saja tidak, walaupun konten yang disukai pria tersebut adalah basket, akan tetap ada konten lain yang muncul untuk membuat algoritma baru lagi.

5. Perkembangan AI Dalam Jurnalisme di Masa Depan

Perkembangan AI dalam jurnalisme saat ini sudah cukup baik, bahkan di negara-negara maju ada yang sudah menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk memberitakan berita. Di Korea sudah ada pembawa berita secara virtual yang jika tidak teliti bisa saja orang lain mengatakan kalau AI itu adalah manusia. 


Selain di Korea, ada juga AI yang sudah memiliki bentuk fisik seperti yang ada di Inggris. Robot ini menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota parlemen di negara tersebut.


Selain itu, Jepang dan China sudah mengembangkan teknologi dengan batuan AI untuk menulis berita mereka. Wakil Direktur Pemberitaan Zhejiang Daily Press Group Chen Minwei mengatakan bahwa pihak (robot) mereka bisa menghasilkan 15 berita dalam satu hari dengan isi berita 200-300 kata didalamnya. 

Tentu saja hal ini menjadi bahan pertimbangan yang cukup menarik. Hal ini memberikan dua pandangan yang berbeda, ada yang mengatakan kalau dengan adanya perkembangan teknologi AI membantu perusahaan dalam mendapat keuntungan, ada juga yang mengatakan kalau dengan adanya teknologi fisik AI ini perlahan-lahan akan mengganti pekerjaan dari manusia itu sendiri.

cnnindonesia.com
cnnindonesia.com

Hasil Riset yang disampaikan oleh CNN, di tahun 2030 nanti sekitar 23 juta pekerja akan diganti dengan robot yang memiliki kecerdasaan buatan di dalamnya. Selain itu, sekitar 16% jam kerja akan digantikan otomatis dengan robot-robot tadi. Akan tetapi dengan adanya bentuk fisik dari kecerdasan buatan ini, nantinya akan muncul pekerjaan baru di dunia. Bahkan menurut CNN, di Indonesia sendiri akan muncul lebih dari 10 juta jenis pekerjaan baru. Akan tetapi ini masih sebuah hasil riset dari salah satu media berita di Indonesia. 

Jadi dengan adanya kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) bisa saja membantu media berita dalam memberikan konten yang diminati oleh konsumen. Selain itu juga, perusahaan bisa saja dibantu dengan adanya AI di masing-masing perusahaan. Akan tetapi perlu kita ketahui kalau ada terang pasti ada gelap, jika ada kelebihannya pasti ada kekurangan. Walaupun dengan banyak manfaat yang bisa diterima dengan adanya AI ini, pekerjaan manusia perlahan-lahan mulai digantikan dan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun