Kalian tentu saja tau atau tidak asing dengan Warkop DKI. Nah film ini yang membuat anak muda pada waktu itu menggunakan bahasa gaul loh. Pada era Warkop DKI dan Catatan si Boy bisa dibilang sebagai bentuk penyebaran bahasa gaul di tahun 1980an. ABG di masa ini cukup kreatif menciptakan bahasa gaul yang langsung jadi tren. Kita ambi contoh, doski (dia), gokil (gila), bokek (gak punya duit/uang lagi sedikit), doku (duit), pembokat (pembantu), nyimeng (mengganja), ajojing (dansa).
Era 1990
Anak muda tahun 1990-an tidak terlalu banyak membuat kosa kata baru atau bahasa gaul yang digunakan mereka dalam keseharian mereka. Bahasa gaul pada tahun ini adalah penggunaan atau lebih tepatnya penambahan kata diakhir atau diawal sebuah kalimat. seperti dong, yaw, deh, nih, ye, lah dan lain sebagainya. "iya deh, nanti gue datang ke rumah lu" atau "tolongin gua dong" adalah contoh penggunaan bahasa gaul pada tahun itu.
Nah itu tadi beberapa bahasa gaul yang pernah digunakan pada masanya. Bahkan beberapa dari bahasa gaul itu masih digunakan sampai saat ini.Â
Contohnya seperti CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Di Papua juga masih menggunakan istilah atau bahasa gaul beberapa tahun yang lalu seperti KEJORA (KElompok Jomblo GembirA), CCP (Curi-Curi Pandang), dan masih banyak lagi. Kemudian ada slang yang digunakan anak-anak muda pada sekitar tahun 2000-sekarang, atau kalangan anak muda saat ini yang berumur 18-21 tahun. Bahasa kita ini bisa dibilang unik dan lucu.Â
Bagaimana tidak, cus (ayo), rempong (repot), akika (aku) lekong (laki), segambreng (banyak), lebay (berlebihan) jomblo (gak punya pasangan), sutralah (sudahlah) adalah beberapa contoh slang yang digunakan anak muda di awal tahun 2000-sampai sekarang. Kita ambil contoh akika dan lekong, lucu bukan jika kita membacanya?Â
Atau ketika kita mengatakan bahasa gaul saat ini DOI (Dia Orang Istimewa), terlihat keren bukan? Banyak bahasa gaul saat ini yang dicampur dengan bahasa Inggris, seperti friendzone (terjebak di hubungan pertemanan), famous (terkenal), relate (berhubungan), toxic (racun/buruk/tidak baik) dan banyak lagi.
Dari sekian banyak bahasa gaul yang telah kita bahas dan simak tadi, ada banyak yang diambil dari bahasa Indonesia yang benar tapi di plesetkan.Â
Hal ini tentu keren dan lucu untuk anak muda dan beberapa masyarakat lainnya. Akan tetapi penggunaan bahasa gaul yang terus-menerus ini akan membuat bahasa asli kita Bahasa Indonesia terlihat prihatin. Oleh karena itu saya mengajak kita semua menggunakan bahasa gaul secukupnya dan lebih memprioritaskan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Daftar Pustaka
Rahayu, Arum Putri. 2015. "Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran". Dalam Jurnal: Paradigma, Volume 2, Nomor 1, Halaman 1-15.