Mohon tunggu...
Yusuf Iskandar
Yusuf Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki hobi memancing dan bersosialisasi dengan orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Keberagaman dalam Kasus Perundungan Anak Beragama Non- Muslim pada Lingkungan Mayoritas Muslim di Indonesia.

19 Juli 2024   14:27 Diperbarui: 19 Juli 2024   14:29 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya Indonesia merupakan Negara yang dikenal dengan banyaknya keberagaman budaya, keberagaman suku, ras dan juga keberagaman agama. Harusnya kita bangga dengan banyaknya keberagaman-keberagaman ini. Namun pada faktanya keberagaman ini sering kali menimbulkan konnflik dan juga tantangan sendiri, yang utamanya pada taraf sosial.

Dan kita ketahui juga bahwa di Negara Indonesia agama islam merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat-masyarakat Indonesia. Dan Negara Indonesia telah menjamin kepada masyrakatnya untuk kebebasan beragama yang dinutnya. Namun pada perbedaan keyakinan ini sering kali menjadi sumber dari konflik baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu konflik yang seringkali muncul adalah kasus perundungan anak beragama non-muslim pada lingkungan masyarakat beragama muslim. Anak-anak yang merupakan masyarakat yang paling rentan, sering kali menjadi korban dari perundungan antar umat beragama ini, seperti ejekan hingga tindakan kekerasan fisik dan psikologisnya.

Faktor terjadinya perundungan

Mungkin memang terjadinya konflik perundungan antar anak anak ini adalah masalah dari keberagaman agama di Indonesia, dan berikut adalah faktor faktor yang menyebabkan perundungan terhadap anak anak non-muslim di Indonesia ini :

1.Kurangnya pengawasan orang tua

Salah satu hal yang paling penting dari kasus-kasus konflik yang menjadikan anak sebagai pelaku maupun korban itu tersendiri, adalah kurangnya pengawasan dari kedua orang tuanya. Orang tua yang merupakan guru pertama bagi anak anaknya, seharusnya memberikan pelajaran pelajaran dari dasar tentang menghormati keberagaman keberagaman di Indonesia ini, karna pada dasarnya dari orang tua mereka lahh pemahaman pemahaman ini dapat di resapi oleh anak anak mereka.

2.Kurangnya pendidikan keberagaman

Kurangnya penekanan pendidikan di Indonesia tentang keberagaman dan toleransi bisa menjadi faktor dari adanya konflik perundungan yang dilakukan oleh anak anak di bawah umur yang memiliki perbedaan keyakinan agama. Karna pengetahuan menghargai perbedaan itu sangat penting untuk diajarkan sejak dini kepada anak anak.

3.Pengaruh lingkungan

Lingkungan yang kurang baik dapat menjadi faktor dari konflik perundungan yang dilakukan oleh anak anak di usia dini. Yang kita ketahui bersama bahwa anak-anak akan mencontoh dari perilaku-perilaku orang dewasa yang dilihatnya. Lingkungan yang tidak mencerminkan penghormatan dan toleransi antar umat beragama.

Harusnya sebagai orang tua dan orang yang lebih dewasa mencerminkan contoh yang baik dalam menghadapi toleransi dan perbedaan kepada anak-anak yang masih dini. Karna itu akan mempengaruhi pandangan baik kepada anak anak tersebut.

4.Stigma negatif kepada agama yang lain

Stigma negative dan prasangka buruk terhadap agama agama lain dapat memperburuk dan memperkeruh pandangan anak kepada agama agama di luar agama islam atau non-muslim. Anak anak yang memeilikin keyakinan yang berbeda dan minoritas di kalangan masyarakat dan teman temannya sering kali menjadi target dari konflik perundungan. Karna pandangan yng buruk terhadapa agama minoritas ini agama minoritas seringkali dianggap berbeda dan bernilai negatif sehingga anaka anak itu menjadi sasaran dari menjadi sasaran perundungan antar anak yang memliliki perbedaan keyakinan.

Dampak dari perundungan anak

Tindakan perundungan terhadap anak anak non-muslim dapat menimbulkan dampak dampak yang negative, yang dapat membuat banyak anak anak korban perundungan mengalami hal hal yang tidak mengenakan, berikut adalah beberapa dampak yang akan dirasakan oleh anak anak korban dari konflik perundungan:

1.Trauma terhadap psikologisnya

Anak anak menjadi korban perundungan sering kali mengalami trauma pada kejadian yang telah menimpanya. Banyak dari anak anak merasa tidak nyaman, anak anak mempunyai rasa trauma psikologis dari korban perundungan dapat berdampak pada kesehatan danjuga mentalnya. Dan tidak jarang anak anak yang mengalama rasa traumatis ini biasanya berdampak hingga jangka panjang, dan tidak mudah untuk memulihkan kembali kesehatan mental mereka

2.Menurunnya prestasi akademik

Perundungan yang tejadi pada anak anak usia dini, sangan amat berpengaruh dengan prestasi dan konsentrasi akademik mereka. Tidak sedikit anak korban perundungan perbedaan keyakinan memiliki prestasi yang kurang mencukupi dan juga rendah. Dengan menjadikan mereka korban perundungan, konsentrasi pembelajaran mereka menurun, sehingga mereka menjadi terhambat dalam mendapati prestasi akademik yang baik dan gemilamg

3.Menjadi anti sosial

Anak anak yang menjadi korban perundungan sering kali susah sekali menarik dirinya dalam zona nyaman mereka, mereka sulit untuk membangun sosial yang baik. Mereka merasa terasingi sehungga sulit untuk bersosialisasi dengan teman temannya. Tidak jarang mereka merasa sulit untuk membangun pertemanan yang sehat dan baik.

Solusi untuk menghadapi konflik perundungan terhadap anak anak non-muslim

Untuk menghadapi kasus perundungan anan anak non-muslim ini memerlukan beberapa solusi yang baik untuk mengatasinya, solusi yang dipakai harus dengan pendekatan pendekatan yang berkelanjutan. Berikut dibawah ini akan di jelaskan beberapa solusi untuk menghadapi konflik perundungan terhadap anak non-muslim.

Seperti yang kita telah ketahui, telah dibahas di atas apa saja faktor faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan. Seperti : kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya pendidikan keberagaman, pengaruh lingkungan, dan juga stigma negatif pada agama lain. Untuk itu kita akan memaparkan beberapa solusi pencegahan dan pendekatan untuk mencegah bahkan menghilangkan perundungan terhadap anak anak non muslim

1.Pengawasan dan pendidikan orang tua kepada anak

Orang tua adalah pemegang kendali atas anaknya sendiri, orang tua harus memberikan pengawasan serta pendidikan yang efektif kepada anaknya masing masing. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik dan benar dalam menyikapi keberagaman agama di lingkungannya sendiri. Sejatinya anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya tersebut, oleh karna itu untuk stiap orang tua diharapkan memberikan contoh yang baik dan benar, seperti: memberikan contoh untuk saling menghormati sesama umat beragama, dan juga memberi kan pengetahuan untuk tentang sikap toleransi antar umat beragama lain.

2.Memberikan pendidikan toleransi dan keberagaman

Di dalam sistem pendidikan seharusnya memasukan nilai-nilai tentang sikap toleran dan menghormati perbedaan dalam durikulum pembelajaran. Dan berikan program-program yang menekankan pada pengetahuan seberapa pentingnya keberagaman, untuk membantu anak anak dalam memahami keberagaman yang ada di negri tercinta ini.

3.Dukungan psikologis

Anak-anak yang menjadi korban perundungan sangat memerlukan pengawasan yang ekstra dan juga harus mendapatkan dukungan dukungan psikologis untuk mengatasi rasa trauma mereka. Dengan ini untuk tempat tempat terapis psikologis agar dimudahkan aksesnya, agar para korban dapat menyampaikan hal-hal yang mereka pendam selama konflik perundungan.

Mungkin ini adalah beberapa solusi untuk memulihkan dampak dampak dari konflik perundungan anak-anak karna sejatinya anak-anak merupakan makhlik sosial yang lemah dan rentan. Oleh karna itu, kita para orang-orang dewasa diharapkan dapat mengawasi serta mengayomi dan jika perlu diberitahu, bahwa apa yang mereka lakukan, tidak semestinya dilakukan. Dan kita sebagai makhluk makhluk sosial, diharapkan dapat memberikan contoh yang baik juga, karna anak-anak melihat kita sebagai contoh.

Dengan keberagaman ini kita harus saling menjaga dan menghargai. Dalam menghadapi konflik ini, kita harus sama sama berusaha, hal ini tidak bisa kita lakukan secara sendirian, kita harus sama sama menghadapinya. Baik dari pemerintah, masyarakat, dan juga lembaga-lembaga pendidikan. Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis dan hidup sosial dengan aman sejahtera. Kita dapat menciptakan linngkungan yang lebih baik dari sebelumnya, tanpa memandang latar belakang teman temannya yang beragama diluar islam atau non-muslim. Toleransi dan sikap saling menghormati adalah kunci untuk terbentuknya masyarakat yang harmonis dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun