Mohon tunggu...
Yusuf Iskandar
Yusuf Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki hobi memancing dan bersosialisasi dengan orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Keberagaman dalam Kasus Perundungan Anak Beragama Non- Muslim pada Lingkungan Mayoritas Muslim di Indonesia.

19 Juli 2024   14:27 Diperbarui: 19 Juli 2024   14:29 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menghadapi kasus perundungan anan anak non-muslim ini memerlukan beberapa solusi yang baik untuk mengatasinya, solusi yang dipakai harus dengan pendekatan pendekatan yang berkelanjutan. Berikut dibawah ini akan di jelaskan beberapa solusi untuk menghadapi konflik perundungan terhadap anak non-muslim.

Seperti yang kita telah ketahui, telah dibahas di atas apa saja faktor faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan. Seperti : kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya pendidikan keberagaman, pengaruh lingkungan, dan juga stigma negatif pada agama lain. Untuk itu kita akan memaparkan beberapa solusi pencegahan dan pendekatan untuk mencegah bahkan menghilangkan perundungan terhadap anak anak non muslim

1.Pengawasan dan pendidikan orang tua kepada anak

Orang tua adalah pemegang kendali atas anaknya sendiri, orang tua harus memberikan pengawasan serta pendidikan yang efektif kepada anaknya masing masing. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik dan benar dalam menyikapi keberagaman agama di lingkungannya sendiri. Sejatinya anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya tersebut, oleh karna itu untuk stiap orang tua diharapkan memberikan contoh yang baik dan benar, seperti: memberikan contoh untuk saling menghormati sesama umat beragama, dan juga memberi kan pengetahuan untuk tentang sikap toleransi antar umat beragama lain.

2.Memberikan pendidikan toleransi dan keberagaman

Di dalam sistem pendidikan seharusnya memasukan nilai-nilai tentang sikap toleran dan menghormati perbedaan dalam durikulum pembelajaran. Dan berikan program-program yang menekankan pada pengetahuan seberapa pentingnya keberagaman, untuk membantu anak anak dalam memahami keberagaman yang ada di negri tercinta ini.

3.Dukungan psikologis

Anak-anak yang menjadi korban perundungan sangat memerlukan pengawasan yang ekstra dan juga harus mendapatkan dukungan dukungan psikologis untuk mengatasi rasa trauma mereka. Dengan ini untuk tempat tempat terapis psikologis agar dimudahkan aksesnya, agar para korban dapat menyampaikan hal-hal yang mereka pendam selama konflik perundungan.

Mungkin ini adalah beberapa solusi untuk memulihkan dampak dampak dari konflik perundungan anak-anak karna sejatinya anak-anak merupakan makhlik sosial yang lemah dan rentan. Oleh karna itu, kita para orang-orang dewasa diharapkan dapat mengawasi serta mengayomi dan jika perlu diberitahu, bahwa apa yang mereka lakukan, tidak semestinya dilakukan. Dan kita sebagai makhluk makhluk sosial, diharapkan dapat memberikan contoh yang baik juga, karna anak-anak melihat kita sebagai contoh.

Dengan keberagaman ini kita harus saling menjaga dan menghargai. Dalam menghadapi konflik ini, kita harus sama sama berusaha, hal ini tidak bisa kita lakukan secara sendirian, kita harus sama sama menghadapinya. Baik dari pemerintah, masyarakat, dan juga lembaga-lembaga pendidikan. Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis dan hidup sosial dengan aman sejahtera. Kita dapat menciptakan linngkungan yang lebih baik dari sebelumnya, tanpa memandang latar belakang teman temannya yang beragama diluar islam atau non-muslim. Toleransi dan sikap saling menghormati adalah kunci untuk terbentuknya masyarakat yang harmonis dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun