Sebagai contoh, seseorang yang terlalu banyak melihat adegan romantisme di serial televisi secara tidak sadar akan membentuk persepsi standar romantisme yang diharapkan pada pasanganya.
Jika pasanganya terus menerus tidak dapat memenuhi harapanya maka besar kemungkinan perasaanya terkikirs karena rasa kecewa dengan harapan tersebut.Â
Kita mengharapkan pasangan kita menjadi untuk menjadi pendengar yang baik, seorang yg romantis, teman cerita, dan segudang peran yang disematkan kepadanya.Â
Kenyataannya, sebagai manusia kita merasa mudah shut down very quickly jika harapan tersebut tidak tercapai, sehingga isu kesepian ini semakin hari semakin meluas.Â
Memahami kualitas hubunganÂ
Sebagai manusia salah satu rasa aman yang dapat terbentuk adalah memenuhi kebutuhan afeksi dengan membangun hubungan dua arah. Kita perlu mengetahui adanya circle of relationship, yang mana dapat membantu kita untuk berinteraksi agar kesepian tidak mudah menyerang.Â
Circle of relationship ini membedakan lingkaran relasi sosial kita. Relasi pertama dan terdekat adalah diri sendiri dengan Tuhan atau God Spot yang menandakan bahwa hubungan terdekat dalam mengatasi kesepian adalah memahami hakekat penciptaan kita di dunia. Setelahnya ada lingkaran keluarga, sahabat, general friends, co-workers hingga stranger.Â
Setiap circle tersebut pasti menimbulkan kenyamanan yang berbeda sehingga untuk melalui rasa sepi kita tidak dapat bergantung pada satu circle yang sama.Â
Menjalin hubungan dengan orang lain tidak semua dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri. Kita tidak dapat hanya menggantukan satu dua hubungan sebagai sumber pelepas kesepian.Â
Keterbukaan sikap dari diri sendiri sangat diperlukan untuk bisa bertahan agar kesepian tidak semakin berlarut.Â
Kita tetap bisa terhubung dengan siapa saja tanpa merasa takut ditinggalkan karena bergantung, antara lain dengan mulai membangun hubungan dari lingkaran terdekat dengan Tuhan, orang lain, bahkan dengan sebuah tanaman atau seekor hewan tanpa ada perasaan bergantung dengan sesuatu yang fana.