Menghadiri Lestari Summit 2024 sebagai Kompasianer adalah pengalaman yang sangat membanggakan bagi saya.
Event ini mengusung tema “Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making", dan diadakan di Hotel Raffles Jakarta. Lestari Summit 2024 bukan hanya sekedar forum diskusi; ini adalah sebuah komitmen untuk mewujudkan keberlanjutan.
Mengunjungi Booth
Setelah registrasi, saya melihat sebuah booth di depan ballroom dan memutuskan untuk mendekatinya. Booth tersebut adalah KEHATI yaitu sebuah Yayasan yang berdiri pada 12 Januari 1994 atas inisiasi oleh beberapa tokoh yang dipimpin oleh Prof. Dr. Emil Salim.
Saat membaca program strategis KEHATI, terdapat program tentang ekosistem kelautan, yang fokusnya adalah ekowisata, salah satu bidang yang menjadi minat saya.
Saya senang sekali saat mendapatkan buku dengan judul Perspektif Keanekaragaman Hayati yang ditulis oleh Rony Megawanto.
Sambil menunggu acara dimulai, saya sempat membuka-buka buku ini, dan saya membaca tentang nature-based solutions (NbS).
Nature-based solutions (NbS) adalah tindakan yang bukan saja melindungi tetapi juga memulihkan ekosistem alami atau ekosistem termodifikasi secara berkelanjutan yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Yayasan KEHATI menerapkan NbS di Pandansari Brebes, yang berada di daerah Pantai Utara. Masyarakat mengalami tantangan terkait abrasi pantai akibat perubahan kawasan mangrove menjadi tambak udang. Yayasan KEHATI berhasil merehabilitasi mangrove yang kemudian mengubahnya menjadi kawasan ekowisata. Saat ini dikenal dengan nama Desa Wisata Mangrove Pandansari.
Kemudian saya tertarik dengan display yang terdapat tulisan, “I think we’re ready for a commitment.”
Lalu seseorang menghampiri saya dengan ramah dan menjelaskan bahwa produk-produk yang ditampilkan adalah souvenir dari Lestari Summit 2024. Jadi peserta mendapatkan tas ramah lingkungan, lerak yaitu sabun pembersih yang 100% alami, dan memilih apakah akan mengambil tumbler atau kotak makan sebagai bentuk komitmen praktik keberlanjutan. Pilihan saya adalah tumbler, karena desainnya yang menarik.
Mengikuti Sesi
Melihat pada rundown acara, terdapat tokoh-tokoh inspiratif yang akan bicara pada panel diskusi.
Sebelum sesi dimulai, saya bertemu dengan Mas Nurulloh, COO Kompasiana. Saya sangat senang akhirnya bisa berkenalan langsung dengan beliau. Semoga ke depannya saya bisa ikut serta dalam event-event yang diselenggarakan oleh Kompasiana.
Acara dibuka oleh CEO KG Media Bapak Andy Budiman. Saya mencatat bahwa Lestari Summit 2024 fokus pada empat bidang yaitu inklusivitas, praktik lokal, kebijakan, dan transisi.
Inklusivitas adalah setiap suara memiliki peran yang penting. Lalu praktik lokal menyoroti bahwa setiap daerah memiliki keunikan. Selanjutnya adalah kebijakan. Beliau menyampaikan bahwa pembuat kebijakan kiranya dapat membuat kebijakan yang bukan hanya melindungi planet tetapi juga memberikan manfaat. Dan yang terakhir adalah transisi. Bapak Andy Budiman menyampaikan bahwa “Keberlanjutan adalah perjalanan ke masa depan yang lebih baik dan lestari.”
Saya mengamati bahwa penyelenggaraan Lestari Summit 2024 menerapkan prinsip sustainable event.
Sustainable event adalah sebuah pendekatan dalam perencanaan dan pelaksanaan acara, yang bukan hanya berfokus pada aspek komersial tetapi juga berupaya untuk meminimalkan dampak negatif dari penyelenggaraan.
Penerapan prinsip ini terlihat jelas, misalnya tidak menggunakan botol plastik untuk minuman, menyediakan ID card tanpa bahan plastik, memilih produk lokal sebagai souvenir untuk mendukung ekonomi lokal hingga mengukur jejak karbon dari penyelenggaraan acara.
Pendekatan ini menunjukkan komitmen nyata Lestari Summit 2024 terhadap keberlanjutan, menjadikannya bukan sekadar acara, tetapi juga sebuah contoh konkret bagaimana sebuah event dapat dilaksanakan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Meskipun saya tidak mengikuti seluruh rangkaian acara Lestari Summit 2024 hingga selesai, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari acara ini.
Pertama, tentang komitmen. Tindakan kecil yang tampaknya sepele, seperti membawa tumbler pribadi, sebenarnya adalah bentuk nyata dari komitmen terhadap keberlanjutan. Ini menunjukkan bahwa setiap langkah kecil yang diambil dalam kehidupan sehari-hari memiliki arti penting dalam mendukung keberlanjutan.
Kedua adalah konsistensi. Komitmen membutuhkan konsistensi, untuk memastikan bahwa komitmen tersebut benar-benar terlaksana. Komitmen yang kuat harus diiringi dengan tindakan yang berkelanjutan dan konsisten.
Ketiga adalah berdampak. Salah satu hal yang paling penting dari upaya keberlanjutan adalah dampak yang dihasilkan. Setiap usaha yang dilakukan untuk mendukung keberlanjutan, sekecil apapun, akan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan.
Jadi, mari kita berbuat apa yang bisa kita lakukan untuk membentuk masa depan yang lebih cerah.
Salam lestari.