Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Praktik Perilaku Berkelanjutan Ketika Berwisata

23 Januari 2024   09:30 Diperbarui: 24 Januari 2024   20:26 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa destinasi wisata di Indonesia yang memiliki sertifikasi keberlanjutan (foto: dokumentasi pribadi)

Bila ditanyakan apa hobi saya, jawaban pertama yang akan saya sampaikan adalah,

Berwisata.”

Ya, kegemaran berwisata telah mengantarkan saya untuk menjelajahi banyak destinasi, menikmati keindahan alam, dan mempelajari lebih dalam keragaman budaya Indonesia.

Berwisata bukan hanya sekadar jalan-jalan, ini adalah kesempatan untuk memahami, menghargai, dan menjaga keberlanjutan alam. Di era dimana kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat, perilaku yang mendukung keberlanjutan saat berwisata menjadi aksi relevan untuk diimplementasikan.

Saya semakin sadar akan dampak lingkungan dari kegiatan perjalanan dan mencari cara untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan (sustainable). Sebagai wisatawan yang bertanggung jawab, saya melakukan praktik-praktik berikut ini ketika berwisata. 

Membawa botol minum isi ulang dan tas belanja ramah lingkungan 

Saya selalu memastikan membawa botol minum dan tas belanja ramah lingkungan saat berwisata, menjadikannya kebiasaan kecil yang mendukung keberlanjutan bumi kita. Dengan begitu saya bukan hanya sekedar mengurangi konsumsi plastik, tetapi juga aktif berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.

Membawa botol isi ulang dan tas belanja ramah lingkungan saat berwisata (foto: dokumentasi pribadi)
Membawa botol isi ulang dan tas belanja ramah lingkungan saat berwisata (foto: dokumentasi pribadi)
Bila kita mencermati data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2022, 18,7 persen timbunan sampah di Indonesia didominasi oleh sampah plastik. Sampah plastik seperti botol-botol plastik dan kantong plastik adalah jenis sampah yang paling banyak ditemukan di destinasi wisata.

Dengan membawa botol minum dan tas belanja ramah lingkungan maka secara langung kita ambil bagian dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan contoh positif tentang bagaimana keputusan kecil ini dapat memiliki dampak besar dalam mendukung keberlanjutan destinasi wisata. Bukan hanya itu saja, membawa botol air dan tas belanja adalah langkah konkret menuju pemanfaatan energi berkelanjutan.

Menggunakan produk ramah lingkungan 

Banyak wisatawan yang saat berwisata membawa produk ramah lingkungan dalam tas perjalanan atau travel kit. Saya pun mencoba untuk mempraktikkannya dengan membawa produk berkelanjutan seperti sabun mandi yang berbahan organik dan peralatan perawatan pribadi lainnya yang ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun