Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menggairahkan Potensi Pariwisata Nusa Tenggara Timur Melalui Konektivitas Udara

15 Januari 2024   13:10 Diperbarui: 15 Januari 2024   18:19 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Adat Prai Ijing di Kabupaten Sumba Barat, NTT (Foto: Dokumentasi pribadi)

Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu surganya keindahan alam Indonesia, memiliki potensi pariwisata yang melimpah. Salah satu daya tarik utama yang mempopulerkan wilayah NTT adalah keberadaan hewan komodo di Taman Nasional (TN) Komodo dan Labuan Bajo. Bahkan kemudian Labuan Bajo ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sejak tahun 2019.

NTT memiliki lima pulau besar dikenal dengan nama 'Flobamorata' yang terdiri atas Pulau Flores, Sumba, Timor, Alor, dan Lembata.

Tantangan Konektivitas Udara di NTT

Wilayah NTT adalah provinsi kepulauan yang membutuhkan konektivitas udara dalam pengembangan pariwisata. Salah satu tantangan utama dalam meningkatkan konektivitas udara di NTT adalah terkait dengan infrastruktur, khususnya bandar udara. 

Terdapat 15 bandar udara di NTT, namun belum semua bandar udara dapat menampung pesawat jenis Airbus atau Boeing.

Keadaan ini berdampak pada ketersediaan maskapai penerbangan yang dapat melayani rute penerbangan di NTT, dan akhirnya menyebabkan harga tiket pesawat antarkabupaten/kota di NTT menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan penerbangan antarprovinsi. 

Maskapai penerbangan lebih memilih melayani rute Kupang-Maumere atau Kupang-Labuan Bajo karena antara lain alasannya adalah bisa didarati pesawat jenis Airbus atau Boeing.

Hanya satu maskapai yang beroperasi untuk penerbangan antarkabupaten/kota di NTT menggunakan pesawat tipe ATR. Tarif penerbangan dengan tipe pesawat ATR jauh lebih mahal dibandingkan dengan pesawat jenis Airbus atau Boeing yang digunakan untuk penerbangan antarprovinsi dari NTT ke provinsi lain.

Faktor yang menyebabkan hal ini antara lain karena kurang optimalnya utilisasi pesawat ATR dalam melayani wilayah perintis, serta harga bahan bakar pesawat avtur yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga avtur di bandara besar.

Dukungan Seluruh Pemangku Kepentingan

Konektivitas udara adalah salah satu unsur penting dalam pengembangan pariwisata karena mayoritas wisatawan menggunakan transportasi udara saat melakukan perjalanan.

Adanya bandara hub untuk kawasan NTT menjadi hal yang krusial. Keberadaan bandara hub untuk kawasan NTT akan mempermudah aksesibilitas ke berbagai daerah tujuan di NTT. Selain itu, bandara hub ini juga dapat menjadi pintu gerbang bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam dan keanekaragaman budaya NTT.

Pemilihan bandara hub harus mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan dukungan dari pemerintah setempat. Bandar Udara El Tari Kupang dapat dioptimalkan sebagai bandara hub.

Bandar Udara El Tari Kupang memiliki posisi strategis sebagai titik akhir wilayah Indonesia bagian selatan dan timur serta berada di ibu kota provinsi NTT. Bandar Udara El Tari Kupang diharapkan dapat melayani rute penerbangan internasional dan meningkatkan rute penerbangan domestik, termasuk layanan ke bandara-bandara di wilayah NTT seperti Kabupaten Ende, Alor, Sumba, dan daerah-daerah lainnya.

Bandar Udara El Tari Kupang, NTT (Foto: dokumentasi pribadi)
Bandar Udara El Tari Kupang, NTT (Foto: dokumentasi pribadi)

Dalam mengatasi tantangan konektivitas udara di NTT, keterlibatan pemerintah dan semua pihak yang terkait sangat penting. Dukungan kebijakan, insentif investasi, dan kerja sama antarinstansi dapat membantu memperbaiki kondisi ini. 

Peningkatan kerja sama dengan maskapai penerbangan sebagai komunitas aviasi dengan memfasilitasi rute penerbangan langsung ke NTT akan menjadi dorongan besar bagi industri pariwisata. Hal ini memberikan kemudahan bukan hanya bagi wisatawan untuk mengeksplor berbagai tujuan di NTT namun juga bagi mobilitas masyarakat.

Perluasan landasan pacu, peningkatan fasilitas penumpang, dan peningkatan teknologi di bandar udara di NTT haruslah menjadi prioritas. Peran pemegang kebijakan sangat penting dalam mempercepat proses pencapaian target konektivitas udara yang optimal di NTT. 

Dukungan penuh dari pemerintah, baik dari tingkat pusat maupun daerah, diperlukan untuk mengatasi berbagai hambatan dan memastikan kelancaran implementasi konektivitas udara.

Dampak Pembangunan Konektivitas Udara di NTT

Pembangunan konektivitas udara di NTT nantinya tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi pariwisata, tetapi juga dapat menjadi percontohan bagi konektivitas udara nasional. Sebagai negara kepulauan, daerah-daerah lain di Indonesia dapat ’melihat’ NTT sebagai contoh dalam mengatasi kendala geografis dan infrastruktur.

Meningkatkan konektivitas udara di NTT adalah langkah strategis untuk menggairahkan potensi pariwisata di provinsi ini. Pembangunan konektivitas udara di NTT akan memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi wisatawan sehingga lebih mudah mencapai destinasi wisata di NTT. Hal ini membuka peluang bagi peningkatan kunjungan wisatawan, yang pada gilirannya memberikan dorongan ekonomi yang positif.

Konektivitas udara juga memberikan kesempatan untuk mempromosikan dan melestarikan keberagaman budaya serta keindahan alam NTT. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam sektor pariwisata turut berkontribusi pada keberlanjutan dan pelestarian warisan budaya.

Kelompok tenun ikat di Kabupaten Sikka, NTT (foto: dokumentasi pribadi)
Kelompok tenun ikat di Kabupaten Sikka, NTT (foto: dokumentasi pribadi)

Dengan demikian, pembangunan konektivitas udara di NTT tidak hanya berdampak pada pertumbuhan sektor pariwisata, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal dan pembangunan infrastruktur. 

Langkah-langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di NTT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun