Pulau Lombok selain menjadi destinasi wisata alam yang menawan, juga menggoda lidah para wisatawan dengan kekayaan kuliner yang lezat dan beragam.Â
Salah satu kuliner tradisional yang menjadi kebanggaan dari Pulau Lombok adalah sate rembiga. Hidangan ini bukan hanya sekadar santapan lezat, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Asal Usul Sate Rembiga
Sate rembiga menunjukkan warisan bersejarahnya yang berawal dari masa pemerintahan Kerajaan Pejanggik di Lombok, yang berlangsung pada abad ke-14 hingga ke-17. Asal mula hidangan ini berasal dari daerah Rembiga, sebuah desa kecil di Kecamatan Selaparang Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kata "rembiga" diyakini berasal dari kata "rembug", yang konon terkait dengan istana sebagai tempat pertemuan bagi kalangan kerajaan dan keluarga besar. Meskipun awalnya sate rembiga disajikan khusus untuk para raja dan bangsawan, seiring berjalannya waktu, hidangan ini semakin dikenal dan populer di kalangan masyarakat umum.
Keahlian dalam pembuatan sate diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menjadikannya salah satu hidangan favorit di kalangan masyarakat Lombok.
Keunikan Rasa Sate Rembiga
Sate rembiga memperlihatkan keunikan dalam pemilihan bahan-bahannya. Bahan utamanya adalah daging sapi yang harus mengalami proses marinasi selama sekitar dua jam sebelum dibakar. Daging sapi ini dapat dimarinasi dengan garam dan lada, atau beberapa orang di Lombok bahkan menggunakan nanas.
Ciri khas sate rembiga terletak pada perpaduan bumbu dan rempah. Setiap suapan memberikan sensasi gurih dan kekayaan rempah yang menghasilkan cita rasa khas. Keunikan lainnya adalah sate ini tidak disajikan dengan saus sambal khas, baik itu sambal kacang maupun matah. Karena sudah memiliki cita rasa bumbu yang tajam, sate ini tidak perlu lagi dinikmati bersama sambal, melainkan langsung dinikmati dengan nasi atau lontong.
Nilai Budaya dalam Sate Rembiga
Sate rembiga merupakan cerminan dari warisan budaya masyarakat Lombok. Para pedagang sate rembiga yang telah berkecimpung dalam bisnis ini selama bertahun-tahun menyatakan bahwa dalam setiap tahap, mulai dari proses pembuatan hingga mengonsumsi sate rembiga, terdapat nilai-nilai budaya yang dipegang teguh dari generasi ke generasi.
Sebagai contoh, cara pemilihan dan pembersihan daging menjadi aspek penting dalam proses ini. Memilih daging yang layak untuk dijadikan sate dengan memperhatikan bentuk dan struktur daging, menjadi kunci kualitas rasa yang khas pada sate rembiga.
Tidak hanya itu, sate rembiga juga menjadi hidangan khas dalam acara-acara istimewa seperti pernikahan, keluarga, dan upacara adat. Hal ini menunjukkan bahwa hidangan ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar menjadi santapan harian.
Menikmati Sate Rembiga di Lombok
Jika sedang berwisata atau mengunjungi Lombok, mencicipi sate rembiga adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Tengok saja di sepanjang Jalan Dr. Wahidin, Mataram, banyak yang menjajakan sate rembiga dengan cita rasa otentik dan harga yang terjangkau.
Dengan sate rembiga, kuliner Lombok tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga memperkenalkan pada kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lokal.
Salam kuliner.
Referensi:
Sejarah Satai Rembiga Khas Lombok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H