Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Desa Wisata Jatimulyo, Refleksi Partisipasi Masyarakat Mendukung Keberlanjutan

21 Desember 2023   16:50 Diperbarui: 28 Desember 2023   06:18 1893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekowisata Sungai Mudal (foto: dokumentasi pribadi)

Tidak lama lagi, akan tiba waktu liburan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Yogyakarta akan selalu menjadi pilihan favorit untuk berlibur. Nah, bagi yang berencana untuk berlibur ke Yogyakarta, daya tarik wisata yang satu ini bisa menjadi pilihan, yaitu Desa Wisata Jatimulyo.

Ya, tidak pernah bosan rasanya untuk bercerita tentang desa wisata.

Desa Wisata Jatimulyo berada di Kabupaten Kulon Progo. Keanekaragaman daya tarik wisata alam di Kabupaten Kulon Progo menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Yogyakarta.

Keberadaan bandara Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo semakin membuat kawasan ini dikenal sebagai destinasi wisata.

Daya Tarik Desa Wisata Jatimulyo

Desa Wisata Jatimulyo berada di Kecamatan Girimulyo. Dari sisi geografis, daerah ini lebih dekat dengan Kabupaten Purworejo, sekitar 18 km. Pesona alam dan kekayaan budaya merupakan daya tarik utama desa ini.

Ketika menginjakkan kaki di desa ini, suasana sejuk dapat dirasakan, hal ini tak terlepas dari letaknya yang berada di ketinggian 500-800 meter di atas permukaan laut di kawasan Pegunungan Menoreh.

Apa saja yang bisa dilakukan oleh wisatawan saat berkunjung ke Desa Wisata Jatimulyo?

Bila suka dengan sedikit tantangan, bisa melakukan aktivitas susur Gua Kiskendo. Gua Kiskendo memiliki kedalaman 1,5 km dimana terdapat ornamen stalaktit dan stalagmit yang sangat menakjubkan. Di pintu masuk gua terdapat relief cerita Ramayana, selain ini konon gua ini masih terkait dengan legenda Kerajaan Kiskendo. Saat melakukan aktivitas susur gua, terdapat pemandu wisata yang mendampingi untuk bercerita dan mengarahkan.

Relief cerita Ramayana (foto: dokumentasi pribadi)
Relief cerita Ramayana (foto: dokumentasi pribadi)

Susur Gua Kiskendo (foto: dokumentasi pribadi)
Susur Gua Kiskendo (foto: dokumentasi pribadi)
Trekking ke Air Terjun Kembang Soka. Dahulu di tempat ini banyak terdapat pohon Soka sehingga masyarakat menamakan air terjun ini Kembang Soka. Agar dapat menikmati keelokan air terjun, wisatawan harus berjalan kaki menuju lembah setelah memasuki pintu masuk, kemudian akan menemukan jembatan kayu yang melintasi langsung di depan air terjun. Saat mengunjungi air terjun ini kondisi fisik yang prima diperlukan, karena untuk kembali ke pintu masuk, wisatawan perlu mendaki anak tangga.

Pintu masuk Air Terjun Kembangsoka (foto: dokumentasi pribadi)
Pintu masuk Air Terjun Kembangsoka (foto: dokumentasi pribadi)

Air Terjun Kembangsoka (foto: dokumentasi pribadi)
Air Terjun Kembangsoka (foto: dokumentasi pribadi)

Ekowisata Sungai Mudal adalah daya tarik wisata lainnya yang bisa dikunjungi. Mudal merupakan sebuah sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun dan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat sekitar. Nama "mudal" sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang memiliki arti "keluar." Di sini wisatawan dapat bermain air, berkemah, mencoba flying fox, sepeda gantung (zip bike), atau sekedar bersantai.

Pintu masuk Ekowisata Sungai Mudal (foto: dokumentasi pribadi)
Pintu masuk Ekowisata Sungai Mudal (foto: dokumentasi pribadi)

Bermain air di Ekowisata Sungai Mudal (foto: dokumentasi pribadi)
Bermain air di Ekowisata Sungai Mudal (foto: dokumentasi pribadi)
Salah satu daya tarik menarik lainnya adalah kegiatan bird watching dan pembelajaran pengolahan kopi. Pengelola Desa Wisata Jatimulyo menjalin kerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi yang memiliki fokus pada pelestarian lingkungan, terutama terkait dengan konservasi burung. Wisatawan akan mengunjungi Omah Naungan Kopi Sulingan sebagai meeting point sebelum memulai aktivitas. Dengan sedikit keberuntungan, beberapa jenis burung seperti burung Sulingan dan cucak jenggot dapat ditemui selama kegiatan pengamatan. Setelah melakukan pengamatan, wisatawan dapat mengikuti workshop pengolahan kopi yang akan diajarkan tentang tahapan pengolahan pasca panen hingga biji kopi siap untuk diseduh.

Mengamati burung dari dekat (foto: dokumentasi pribadi)
Mengamati burung dari dekat (foto: dokumentasi pribadi)
Menikmati kopi sulingan (foto: dokumentasi pribadi)
Menikmati kopi sulingan (foto: dokumentasi pribadi)
Desa Wisata Jatimulyo menyajikan beragam daya tarik wisata yang dapat dinikmati, termasuk pengalaman menyaksikan kehidupan sehari-hari masyarakat desa dan menikmati suasana pedesaan.

Desa Wisata yang Mengusung Pariwisata Berkelanjutan

Desa Wisata Jatimulyo aktif memajukan sektor pariwisata melalui penerapan praktik-praktik pariwisata berkelanjutan. Upaya ini akhirnya menghasilkan pencapaian Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2021. Sertifikasi ini bertujuan untuk mewujudkan pariwisata yang lestari dan memberikan kesejahteraan. 

Pengembangan pariwisata yang berfokus pada keberlanjutan dianggap mampu meningkatkan daya saing sektor pariwisata di Indonesia, sekaligus menciptakan lapangan kerja.

Pembentukan Desa Wisata Jatimulyo bermula dari adanya inisiasi dari Kementerian Pariwisata pada tahun 2008 yang secara nasional menganjurkan untuk membentuk desa wisata karena melihat potensi yang dimiliki oleh Desa Jatimulyo. Kemudian pada Juli 2008 dibentuklah Desa Wisata Jatimulyo.

Dalam proses pengembangan Desa Wisata Jatimulyo, partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu fokus utama. Awalnya, dilakukan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat dan warga lainnya untuk membahas pembentukan Desa Wisata Jatimulyo. Secara bertahap, masyarakat mulai mengidentifikasi potensi-potensi yang ada untuk dijadikan daya tarik wisata. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan Desa Wisata Jatimulyo, semangat pembangunan sektor pariwisata di desa tersebut tetap tidak tergoyahkan.

Proses pengembangan Desa Wisata Jatimulyo melibatkan tokoh penggerak yang memiliki peran lokal champion, seperti Suisno. Suisno bersama dengan masyarakat turut serta dalam berbagai tahap, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan seluruh kegiatan pariwisata di Desa Wisata Jatimulyo. Peranannya mencakup berbagai aspek, termasuk partisipasi dalam pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang kemudian diajarkan kepada masyarakat desa.

Desa Wisata Jatimulyo Cerminan Partisipasi Masyarakat

Menutup tulisan ini, Desa Wisata Jatimulyo tak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik di Yogyakarta, tetapi juga sebuah contoh desa wisata dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan. Keberhasilan memperoleh Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan menjadi bukti komitmen Desa Wisata Jatimulyo dalam mewujudkan pariwisata yang lestari dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Desa ini menjadi cerminan bagaimana partisipasi masyarakat dapat membentuk sebuah destinasi wisata yang berkelanjutan dan memikat. Dengan demikian, Desa Wisata Jatimulyo bukan hanya destinasi liburan yang menarik, tetapi juga inspirasi bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di berbagai daerah. 

Semoga pengalaman dan kesuksesan Desa Wisata Jatimulyo dapat terus menjadi panutan bagi upaya menjaga keindahan alam dan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata di masa mendatang.

Selamat berlibur.

Referensi:

Desa Wisata Jatimulyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun