CNN menggambarkan soto ayam sebagai hidangan Indonesia yang paling lezat dan mampu membangkitkan selera makan. Hidangan ini memadukan berbagai jenis rempah-rempah dan bahan lainnya yang memberikan aroma dan rasa yang kompleks, serta dilengkapi dengan telur rebus yang menambah kelezatan dari soto ayam.
Soto sebagai Kuliner Nusantara
Soto telah menyebar dan memiliki jenis dengan ciri khas rasa yang berbeda-beda tergantung pada selera di setiap daerah. Pelaku usaha kuliner soto mengombinasikan bahan-bahan yang merefleksikan kekhasan lokal, ini menambah kekayaan rasa.Â
Keragaman bahan memengaruhi cita rasa soto dan hal ini dipengaruhi dari berbagai budaya, bukan hanya budaya Tionghoa yang diyakini menjadi asal kehadiran soto. Sebut saja penggunaan tauco dalam tauto Pekalongan menandakan adanya pengaruh budaya kuliner India. Sementara itu, terdapat juga pengaruh dari Barat dalam menikmati soto yaitu digunakannya bahan seperti tomat, seledri, kol, dan kentang yang diolah menjadi perkedel.
Soto sebagai kuliner di daerah Jawa dinikmati dengan kerupuk, emping, koya, aneka gorengan, dan taburan bawang merah goreng. Sungguh terasa nikmat.
Variasi dalam penamaan soto pun terjadi di setiap daerah. Contohnya, di daerah Banyumas, Jawa Tengah, istilah soto sering disebut sebagai sroto, dan di Sulawesi Selatan, masyarakat setempat menyebutnya dengan coto.
Coto Makassar termasuk soto yang sangat populer di Sulawesi Selatan. Coto Makassar tidak dimakan dengan nasi namun dinikmati dengan buras. Buras biasanya dikemas dalam daun pisang, mirip dengan ketupat.
Soto memiliki nilai historis dan makna simbolik yang dalam. Keanekaragaman jenis dan varian soto ibarat Bhinneka Tunggal Ika, mencerminkan rasa persatuan Indonesia.
Semangkuk soto merepresentasikan sebuah akulturasi budaya sehingga sangat tepat jika kuliner satu ini disebut sebagai representasi kuliner Nusantara.
Salam kuliner.
Referensi: