Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Kelimutu, Tugas Ranger dan Traveler

17 April 2023   15:45 Diperbarui: 17 April 2023   15:45 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan larangan (foto: dokumentasi pribadi)

Sebelum mengunjungi Taman Nasional Kelimutu, saya mempelajari terlebih dahulu segala hal tentang tempat ini seperti misalnya waktu kunjungan yang tepat dan aturan yang berlaku.

Untuk Taman Nasional Kelimutu, waktu terbaik untuk mengunjungi adalah selama musim kemarau antara bulan April hingga September. Selama musim ini, cuaca cenderung kering serta cerah sehingga memudahkan perjalanan dan juga memungkinkan wisatawan untuk menikmati pemandangan matahari terbit di Danau Kelimutu dengan lebih baik.

Danau Kelimutu yang menjadi daya tarik utama di Taman Nasional Kelimutu, dinding danaunya rawan longsor. Oleh karena itu pengelola taman nasional yaitu Balai Taman Nasional Kelimutu memberikan perimeter dan memasang papan larangan untuk mendekati danau.

Papan larangan (foto: dokumentasi pribadi)
Papan larangan (foto: dokumentasi pribadi)
Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian danau dan keselamatan wisatawan. Misalnya wisatawan tidak sembarangan melempar sampah ke danau dan juga menghindari ancaman longsoran batu. Saya sebagai responsible traveler mematuhi aturan ini.

Selain itu saya tidak membuang sampah sembarangan. Pihak pengelola telah menyediakan tempat sampah agar wisatawan membuang sampah pada tempatnya. Wisatawan yang datang juga diminta untuk tidak mengganggu satwa dan tidak merusak tanaman yang ada.

Perilaku membawa botol air yang dapat diisi ulang dan membawa tas ramah lingkungan sangatlah membantu dalam menjaga lingkungan serta mengurangi limbah. Selama melakukan perjalanan, saya menghindari penggunaan plastik atau styrofoam box jika memungkinkan.

Di mana pun kita berada, penting untuk menghormati komunitas lokal dan cara hidup mereka. Sebagai responsible traveler, saya selalu berpakaian dengan pantas, meminta ijin sebelum mengambil foto suatu lokasi, dan mendukung bisnis lokal dengan membeli oleh-oleh buatan lokal serta makan di rumah makan lokal.

Oleh-oleh buatan lokal (foto: dokumentasi pribadi)
Oleh-oleh buatan lokal (foto: dokumentasi pribadi)
Saya menyadari bahwa dengan melakukan hal-hal tersebut di atas dapat membantu agar kawasan ini tetap lestari dan tentunya berkelanjutan.

Mempertahankan kelestarian alam tergantung pada modal sosial yang menjadi faktor paling krusial. Modal sosial merujuk pada sumber daya yang dimiliki oleh komunitas dalam bentuk norma atau nilai-nilai yang memfasilitasi kerja sama dan interaksi yang harmonis serta mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif.

Taman Nasional Kelimutu begitu berharga, baik dari sisi kekayaan alam maupun budayanya. Karena itu, haruslah dijaga. 

Untunglah, Pemerintah menetapkan status kawasan ini sebagai taman nasional yang dilindungi. Petugas khusus, yang biasa kita kenal sebagai ranger taman nasional, memiliki tanggung jawab yang tidak ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun