Bermain adalah aktivitas rekreasi yang menyenangkan yang dapat dilakukan di waktu luang. Saat ini marak kembali permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak atau bahkan orang dewasa untuk mengenang masa kecilnya atau disebut mainan jadul, yaitu latto latto.Â
Bila berbicara tentang permainan tradisional, bagi generasi 90-an, ingatan kita akan melayang ke memori permainan yang lebih banyak melatih motorik. Ya, karena saat itu belum mengenal teknologi seperti gadget dan aktivitas bermain umumnya dilakukan outdoor bersama teman-teman.
Permainan tradisional dilakukan dengan menggunakan media yang ada di sekitar atau alat sederhana dan bahkan dapat juga bermain tanpa alat, dan permainan ini diturunkan oleh orang tua atau generasi sebelumnya layaknya sebagai warisan.Â
Mengutip dari Achroni, permainan tradisional adalah representasi dari pengetahuan yang disiarkan secara lisan yang terdapat pesan moral dan manfaat. Pesan-pesan dalam permainan tradisional memiliki makna bagi perkembangan kognitif, emosi, dan sosial yang dapat menjadi bekal saat anak beranjak dewasa.
Permainan tradisional yang mencerminkan ciri khas suatu daerah pada akhirnya menjadikannya sebagai sebuah daya tarik untuk mendukung kegiatan wisata.
Permainan Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata
Berkembangnya desa-desa wisata di Indonesia menjadi sarana untuk memperkenalkan permainan tradisional sebagai bagian dari wisata edukasi, yaitu wisata yang memiliki tujuan bermain dan belajar.
Wisatawan yang datang bisa anak-anak dalam rombongan karyawisata sekolah, anak-anak yang datang beserta orangtuanya, atau juga orang dewasa.
Mereka dikenalkan tentang permainan tradisional, membuat mainan tradisional, hingga memainkannya. Desa wisata dapat memadukan permainan tradisional dengan kegiatan jelajah desa dan outbound sehingga kunjungan wisata menjadi lebih seru dan menyenangkan.