Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mama, Sosok Istimewa yang Menginspirasi

19 Desember 2022   08:30 Diperbarui: 19 Desember 2022   08:50 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersosialisasi dengan teman-teman (foto: dokumentasi pribadi)

Mama adalah sosok perempuan hebat dan kuat dalam keluarga kami. Perjuangan Mama untuk melahirkan saya tidaklah mudah. Saya adalah bayi sungsang, dengan posisi kedua kaki berada di bawah dan kepala di atas, yang dilahirkan secara normal. Bila saya membayangkan saat itu, sungguh perjuangan yang sangat berat.

Mama merupakan seorang ibu rumah tangga. Profesi ibu rumah tangga adalah profesi yang mulia. Mama mendedikasikan waktunya untuk mendampingi anggota keluarga dan memastikan segala kebutuhan terpenuhi. Dalam hal pendidikan, Mama selalu mengutamakan yang terbaik bagi anak-anaknya dan mendorong untuk dapat mencapai pendidikan setinggi-tingginya. Saat saya memutuskan untuk studi lanjut, Mama sangat merestui dan bangga.

Mama mendampingi saat wisuda (foto: dokumentasi pribadi)
Mama mendampingi saat wisuda (foto: dokumentasi pribadi)
Buat keluarga, Mama sangatlah sabar dan telaten. Beliau berperan penting dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Bila ada diantara anggota keluarga yang harus dirawat di rumah sakit, Mamalah yang akan menghabiskan waktu-waktu yang panjang untuk menjaga dan selalu berada di dekat kami yang sedang sakit.

Mama adalah pribadi yang sangat aktif. Beliau mengambil beragam kursus, salah satunya adalah kursus salon kecantikan. Berkat keterampilannya ini bahkan Mama sempat membuka salon di rumah, dan pelanggannya adalah tetangga di sekitar lingkungan rumah. Hingga kini beberapa peralatan salon tersebut masih tersimpan rapi di rumah.

Kursus lain yang diikuti Mama adalah kursus kerajinan tangan seperti membuat sulam kristik dan tas rajut. Mama juga pandai menjahit, keterampilan menjahitnya didapatkan semasa sekolah. Rasanya senang saat mengenakan baju hasil kreasi Mama.

Mengisi Hari

Saat ini Mama telah berusia 76 tahun. Bersama Papa, Mama memulai harinya dengan mengikuti doa pagi secara daring dengan rekan-rekan persekutuan Gereja. Kemudian Mama ditemani oleh Papa akan berjalan kaki santai sekitar 30 hingga 45 menit untuk menjaga kebugaran.

Berjalan kaki di pagi hari (foto: dokumentasi pribadi)
Berjalan kaki di pagi hari (foto: dokumentasi pribadi)
Selepas berjalan kaki, Mama tidak langsung bersantai. Pekerjaan rumah tangga ringan dikerjakannya bersama dengan Papa karena tidak memiliki asisten rumah tangga, dan kami anak-anaknya tidak lagi tinggal serumah. Memasak, mencuci peralatan makan, hingga menyapu pekarangan rumah lazim dikerjakan oleh Mama. Namun aktivitas-aktivitas rutin tersebut intensitasnya menyesuaikan dengan kondisi fisik Mama saat ini.

Di tengah kesibukan melakukan aktivitas rumah tangga, Mama masih menyempatkan untuk hobinya yaitu berkebun. Kami menyebut Mama ‘bertangan dingin’ untuk urusan bercocok tanam, ini diwarisi dari Eyang kami yang adalah petani.

Mama menanam berbagai macam tanaman, mulai dari tanaman hias, tanaman obat, tanaman sayur hingga tanaman buah. Buah-buahan seperti jambu, rambutan, belimbing, mangga, delima, dan anggur adalah hasil kebun yang puas kami nikmati.

Pohon anggur (foto: dokumentasi pribadi)
Pohon anggur (foto: dokumentasi pribadi)
Belum lagi ragam pisang yang sering kami olah menjadi kolak atau kudapan ringan seperti pisang goreng.

Pisang hasil kebun (foto: dokumentasi pribadi)
Pisang hasil kebun (foto: dokumentasi pribadi)

Tangan dingin Mama juga mampu menanam tanaman yang unik yaitu pare ular (snake groud) di halaman rumah. Pare ini tidak pahit seperti pare pada umumnya, rasanya lebih tawar seperti labu.

Pare ular di halaman rumah (foto: dokumentasi pribadi)
Pare ular di halaman rumah (foto: dokumentasi pribadi)

Semangat tak Lekang Era

Di usia indahnya saat ini, Mama tetap bersemangat menjalani hari-harinya didampingi oleh Papa.

Semangat Mama tak lekang era.

Di samping menjalani hari-hari di rumah, Mama juga aktif di kegiatan Gereja. Suara Mama yang indah menghantarkannya tergabung dalam kelompok paduan suara, bahkan pernah menjadi konduktor paduan suara.

Ikut serta dalam kelompok paduan suara (foto: dokumentasi pribadi)
Ikut serta dalam kelompok paduan suara (foto: dokumentasi pribadi)
Mama, bersama dengan Papa, secara rutin bersosialisasi dengan teman-temannya sesama usia lanjut dalam kegiatan-kegiatan yang rekreatif seperti berolahraga bersama, pergi ke suatu tempat untuk makan atau juga berwisata. Ini sangat membantu untuk menjaga kesehatan fisik serta mental.

Bersosialisasi dengan teman-teman (foto: dokumentasi pribadi)
Bersosialisasi dengan teman-teman (foto: dokumentasi pribadi)

Semua yang Mama lakukan sangatlah menginspirasi.

Usia Mama memang tidak muda lagi, namun beragam aktivitas masih dilakukannya termasuk kegiatan di luar rumah. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan noda hitam pada wajah. Untuk menyamarkannya, Mama perlu untuk menggunakan produk kecantikan agar wajahnya tetap sehat dan cerah, sehingga tidak perlu khawatir lagi saat beraktivitas di luar rumah. 

Di momen Hari Ibu tahun ini, ingin rasanya memberikan Mama hadiah. Sesuatu yang bisa membuat Mama semakin cantik dan tetap menawan. Semoga saja Mama menyukainya.

Selamat Hari Ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun