Lokasi desa wisata yang berada di jalur pelintasan pesisir pantai utara Pulau Belitung menjadikannya strategis untuk berwisata pantai dan mangrove. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain ngeremis, nyulo, atau nyungkor yaitu mencari kerang dan hewan laut berukuran kecil di pantai dengan cara tradisional setempat, menanam bibit mangrove hingga melakukan olahraga pantai.
Wisata budaya juga menjadi daya tarik di desa wisata ini. Kesenian tradisional berupa seni tari dan musik gambus dilestarikan melalui Sanggar Tari Aik Rusa Berehun.
Tradisi dan kearifan lokal masyarakat juga menjadi atraksi menarik Desa Wisata Kreatif Terong, salah satunya adalah makan bedulang.
Makan  bedulang memiliki arti ‘makan menggunakan dulang’ yaitu prosesi makan bersama sajian makanan yang terdapat dalam satu wadah yang dapat menjadi pengikat tali silaturahmi. Masyarakat Melayu Belitong menyepakati bahwa saat makan bedulang harus duduk secara bersila, filosofinya adalah menunjukkan kesetaraan dan kebersamaan.
Satu bedulang disajikan lewat sebuah nampan yang ditutup tudung saji dan disajikan untuk empat orang. Di dalamnya terdapat lima hingga enam piring yang berisi berbagai macam lauk pauk yang mengitari mangkuk yang berisi makanan berkuah.
Bukan hanya wisata alam dan budaya, wisata edukasi juga ditawarkan lewat wisata Aik Rusa’ Berehun. Aik Rusa’ Berehun mengkreasikan paket wisata dengan tema edukasi antara lain memancing. Wisatawan diajarkan cara memancing ikan dan hasil tangkapannya dapat dibawa pulang atau dimasak untuk dinikmati di lokasi.
Selain memancing, cukup banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan diantaranya belajar menari tradisional, belajar menganyam, cooking class, hingga melukis di caping. Muatan edukasi lokal seperti ini diharapkan dapat membawa nilai tambah dari kegiatan wisata secara dua arah, baik kepada wisatawan yang datang, maupun kepada pengelola aktivitas wisata.
Kreativitas
Pembangunan pariwisata relevan yang berbasis pada masyarakat secara ideal berkaitan erat dengan proses transformasi kreatif untuk menghadirkan pembaruan dalam mewujudkan ide-ide yang ada, sesuai dengan kondisi geografis, demografis, maupun kearifan budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.
Lahan kosong bekas tambang yang diubah menjadi desa wisata dengan karakter lokal ini memperlihatkan bahwa sesuatu yang sebelumnya menjadi ancaman mampu diubah untuk membawa  kesejahteraan bagi masyarakat.