Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bukit Peramun, Keasrian Hutan Berbasis Digital di Belitung

23 Agustus 2022   13:05 Diperbarui: 23 Agustus 2022   15:36 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Peramun Digital Information System (foto: Facebook Bukit Peramun ArSel Community)

Saat berwisata di Bukit Peramun, wisatawan dapat memanfaatkan beragam aplikasi seperti Peramun Hill Virtual Guide dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, Virtual Zoo, KEPO (Kenali Pohon), Spot Foto Virtual, dan Online Maps Navigation. Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fitur-fitur yang dapat menyampaikan informasi tentang jenis dan manfaat pohon serta memberikan gambaran keindahan alam di Bukti Peramun.

Virtual guide (Foto: bca.co.id)
Virtual guide (Foto: bca.co.id)

Bukit Peramun Digital Information System (foto: Facebook Bukit Peramun ArSel Community)
Bukit Peramun Digital Information System (foto: Facebook Bukit Peramun ArSel Community)

Melihat Tarsius

Saat malam hari, wisatawan dapat berkesempatan untuk melihat tarsius (Tarsius bangkanus), primata endemik langka asal Belitung. Masyarakat biasanya menyebut pelilian. Ukuran tubuhnya relatif kecil, memiliki mata yang sangat besar, dan lehernya dapat memutar 180 derajat. Tarsius adalah nokturnal, aktif di malam hari dan tidur di siang hari.

Kegiatan pengamatan tarsius ini didampingi oleh ranger dengan memperhatikan hal-hal seperti waktu pengamatan hanya sekitar 10-15 menit, menjaga jarak minimal 1 meter dari tarsius, tidak boleh menggunakan lampu flash saat memotret, harus menjaga suara karena tarsius sensitif terhadap suara, dan diminta untuk tidak membuat gerakan yang mengejutkan yang dapat membuat tarsius kaget atau bahkan stres.

Pengamatan tarsius di Bukit Peramun (foto: dokumentasi pribadi)
Pengamatan tarsius di Bukit Peramun (foto: dokumentasi pribadi)
Tarsius (foto: dokumentasi pribadi)
Tarsius (foto: dokumentasi pribadi)

Tarsius disebut binatang yang setia karena ia tidak akan mencari pengganti jika pasangannya mati. Jumlah tarsius yang hidup liar di Bukti Peramun diperkirakan tidaklah banyak, hanya tersisa 80 ekor. Untuk menjaga kelestarian tarsius, pengelola membatasi jumlah kunjungan agar tidak mengganggu keberadaan hewan tersebut.

Konsistensi pengelola Bukit Peramun dalam menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan membuahkan perhargaan dalam ajang ISTA (Indonesian Sustainable Tourism Awards) 2019 dari Kementerian Pariwisata sebagai pemenang Green Gold kategori Pelestarian. Bukit Peramun sebagai sebuah daya tarik wisata, menawarkan keindahan alam dan keragaman ekosistem dengan pemanfaatan teknologi digital yang mumpuni sehingga mampu memberikan pengalaman wisata yang lengkap baik dari aspek afektif, kognitif, serta perilaku.

Referensi:

Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK (2021). Buku Saku Fasilitasi Permohonan Hutan Kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun