Wilayah ini dipilih sebagai pembangunan museum karena pada saat Perang Dunia II, pasukan Sekutu melakukan pendaratan armada perang di wilayah tersebut dan di lokasi ini juga terjadi upacara penyerahan atas kekalahan Jepang terhadap Sekutu.
Saat memasuki museum, pengunjung dapat melihat maket kawasan museum dan juga storyline perjalanan Perang Dunia II. Selanjutnya pengunjung dapat berkeliling menyaksikan beragam koleksi museum seperti miniatur kapal perang, peralatan makan, peralatan medis, senjata, seragam, serta koleksi foto.
Berjalan mengelilingi Museum Perang Dunia II, memberi pengunjung gambaran langsung tentang banyak hal yang berkaitan dengan peristiwa sejarah saat itu.
Di kawasan yang sama dibangun juga Museum dan Monumen Trikora (Tri Komando Rakyat). Trikora adalah operasi tempur yang dibentuk oleh Presiden Soekarno untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda. Museum Trikora dibangun di Pulau Morotai dikarenakan dalam pembebasan Irian Barat, para tentara Indonesia diberangkatkan dari Bandara Pitu Morotai yang adalah peninggalan dari tentara Sekutu semasa Perang Dunia II.
Kurang Terawat
Mengutip artikel yang ditulis oleh M. Rahmat Syafruddin pada tanggal 12 Agustus 2022 lalu, disampaikan bahwa Museum Perang Dunia II dan Museum Trikora saat ini kurang terawat dengan baik. Hal ini sangatlah disayangkan.
Museum Perang Dunia II dan Museum Trikora kiranya dapat menjadi perhatian, baik itu dari Pemerintah Daerah maupun Pusat, karena keberadaan museum mampu menyampaikan cerita sejarah perjuangan yang terjadi di Pulau Morotai. Kisah heroik di Pulau Morotai menjadi bagian dari perjalanan sejarah Indonesia yang harus dirawat bersama.
Referensi:
RRI (25 Maret 2019). “Melihat Berbagai Peninggalan di Museum Perang Dunia II di Morotai”. rri.co.id. Diakses pada 16 Agustus 2022.
Syafruddin, M. R. (12 Agustus 2022). “Museum PD II dan Trikora Tak Diurus Pemda Pulau Morotai”. kalesang.id. Diakses pada 16 Agustus 2022.