Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memberi Hadiah Istimewa sebagai Tanda Kasih

1 Juli 2022   13:30 Diperbarui: 1 Juli 2022   13:34 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan kelulusan (foto: dokumentasi Andrew Fonnadi)

Topik pilihan “hadiah naik kelas untuk guru” mungkin kurang pas bagi saya yang mengajar di tingkat perguruan tinggi. Namun sebagai pendidik, saya ingin berbagi terkait topik ini.

Rasanya menjadi sebuah “kelaziman” saat kenaikan tingkat maupun di akhir masa studi, para orang tua memberikan hadiah kepada para tenaga pendidik. Pemberian hadiah bukanlah kewajiban, ini adalah bentuk apresiasi.

Banyak yang menanyakan apakah perlu memberikan hadiah baik itu kepada guru ataupun tenaga pendidik lainnya? Nanti jika diberikan hadiah apakah akan ada perlakuan khusus?

Mari kita melihat ini dari kedua sisi.

Bila dilihat dari sisi orang tua, memberikan hadiah merupakan ungkapan terima kasih atas bimbingan dari tenaga pendidik yang tidak kenal lelah bagi putra-putrinya. Wujud hadiah bisa beragam, namun hendaknya tidak memberatkan karena niatnya adalah untuk berbagi kegembiraan. Jadi jika pertanyaannya apakah perlu, bila dari sisi orang tua merasa itu perlu sebagai ungkapan terima kasih, ya sah saja. 

Sedangkan dari sisi pendidik, pemberian hadiah tidak memengaruhi penilaian akhir akademik yang telah diperoleh oleh siswa tersebut. Hadiah juga tidak membuat kami sebagai tenaga pendidik bersikap subjektif. Tidak tepat rasanya jika menerima sesuatu pemberian yang diketahui atau diduga berhubungan secara tidak sah dengan profesi sebagai pendidik.

Saya yakin banyak para tenaga pendidik baik itu guru maupun dosen, tidak mengharapkan apapun saat siswa merayakan keberhasilan studinya. Rasa syukur dan bangga di wajah orang tua serta keluarga terkasih saat menyaksikan putra-putrinya menyelesaikan pendidikan dengan baik, itu sudah merupakan suatu “hadiah”.

Bagi siswa yang berada di tingkat perguruan tinggi, kondisinya berbeda. Orang tua tidak secara rutin bertemu dengan para tenaga pendidik. Siswa yang lebih banyak berinteraksi langsung dan pada akhir masa studi mereka, tidak sedikit ucapan terima kasih yang terkirim melalui pesan singkat yang seringkali membuat saya terharu. Salah satu anak didik saya menulis seperti ini:

Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk pengajaran, pendidikan, pengetahuan, dan penggemblengan dari Ibu selama saya menempuh pendidikan. Semoga Ibu semakin diberkati Tuhan, sukses selalu buat Ibu..”

Buat saya, ini adalah “hadiah” yang tidak ternilai harganya, ucapan dan doa yang tulus menjadi motivasi saya untuk terus semangat mendidik generasi masa depan dalam meraih cita-citanya.

Merayakan kelulusan (foto: dokumentasi Andrew Fonnadi)
Merayakan kelulusan (foto: dokumentasi Andrew Fonnadi)

Jadi, memberikan hadiah baik itu bagi guru atau siapapun merupakan wujud terima kasih. Hadiah yang diberikan bukanlah melulu berupa uang maupun barang, namun tuturan dan rangkaian doa yang datang dari hati pun menjadi hadiah istimewa. 

Ini adalah pewujudan kasih yang luar biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun