Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggelorakan Tari Kecak untuk Merayakan Hari Tari Internasional

29 April 2022   08:00 Diperbarui: 29 April 2022   08:03 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Tanggal 29 April dirayakan sebagai Hari Tari Internasional (International Dance Day). Peringatan Hari Tari Internasional tanggal 29 April dipilih karena merupakan hari ulang tahun Jean-Georges Noverre (1727-1810), pencipta tari balet modern. 

Hari Tari Internasional mulai diperingati pada tahun 1982, yang merupakan inisiasi dari Komite Tari di International Theatre Institute (ITI) sebagai mitra utama untuk seni pertunjukan UNESCO.

Bertepatan dengan Hari Tari Internasional ini, akan diulas salah satu tari tradisional Indonesia yang sudah mendunia yaitu Tari Kecak.

Tari Kecak

Tari Kecak diciptakan oleh seniman Bali yaitu Wayan Limbak. Tari Kecak merupakan tarian Bali yang paling unik. Keunikannya adalah saat dibawakan, Tari Kecak tidak diiringi dengan alat musik namun diiringi dengan paduan suara sekitar 70 orang pria. 

Tari Kecak berasal dari tari sakral Sang Hyang. Pada Tari Sang Hyang, seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur untuk menyampaikan sabdanya.

Di tahun 1930-an, Wayan Limbak memperkenalkan tarian ini hingga ke berbagai negara dengan dibantu oleh seorang pelukis dari Jerman bernama Walter Spies, dan mulailah dimasukkan cerita epos Ramayana dalam Tari Kecak.

Tari Kecak menceritakan kepahlawanan Rama untuk menyelamatkan Sita yang diculik oleh Rahwana. Karakter-karakter dalam pertunjukan ini diantaranya adalah Rama (Pangeran dari Kerajaan Ayodya), Sita (istri Rama), Laksamana (adik Rama), Jatayu (sosok burung Garuda), Hanoman (kera putih), dan Rahwana (raja raksasa dari Kerajaan Alengka Pura).

Karakter Hanoman (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Karakter Hanoman (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Salah satu lokasi terbaik untuk menyaksikan Tari Kecak adalah Pura Luhur Uluwatu. Pura Luhur Uluwatu berada di ujung selatan Pulau Bali, letaknya sekitar 21 km dari Bandar Udara Ngurah Rai. 

Pertunjukan Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu dimulai pada pukul 18.00-19.00 WITA. Pengunjung dapat menikmati pertunjukan Tari Kecak dengan latar belakang matahari terbenam dan pemandangan Samudera Hindia.

Matahari Terbenam di Pura Luhur Uluwatu (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Matahari Terbenam di Pura Luhur Uluwatu (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Sinopsis Tari Kecak

Pertunjukan Tari Kecak dilakukan selama kurang lebih satu jam yang dibagi dalam empat adegan.

Pada adegan pertama dimulai dengan masuknya Rama, Sita, dan Laksamana ke dalam arena pertunjukan, kemudian muncul kijang emas. Dalam adegan pertama ini digambarkan Sita yang meminta Rama untuk menangkap kijang emas sehingga Rama meninggalkan Sita bersama dengan Laksamana.

Adegan kedua adalah adegan Sita yang diculik oleh Rahwana yang dibawa ke Alengka Pura. Saat diculik, Sita menjerit minta tolong yang kemudian teriakannya terdengar oleh Jatayu. Namun Jatayu ini tidak berhasil menolong Sita karena sayapnya putus ditebas oleh Rahwana.

Lalu pada adegan ketiga, Rama dan Laksamana tersesat dalam hutan Ayodya Pura sehingga tidak dapat menyelamatkan Sita. Sehingga kemudian meminta tolong kepada Hanoman. Rama menyuruh Hanoman membawa cincin untuk diberikan kepada Sita. Hanoman kemudian menyusup ke Alengka Pura.

Pada adegan keempat diceritakan Hanoman yang memperlihatkan cincin Rama kepada Sita lalu Sita menyerahkan bunga sebagai pesan agar Rama segera menyelamatkannya. Hanoman lalu mengobrak-abrik Alengka Pura, kemudian ditangkap oleh para penjaga, diikat, dan hendak dibakar. Karena kesaktiannya, Hanoman lolos dari maut.

Akhir cerita ini mengisahkan Sri Rama yang berhasil merebut istrinya dengan selamat.

Merawat Jati Diri Bangsa

Tari Kecak sebagai seni tradisional yang menjadi ikon budaya masyarakat Bali, pernah mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) pada tahun 2018 karena berhasil membuat pagelaran Tari Kecak secara kolosal. 

Pertunjukan Tari Kecak menggambarkan cerita yang mendalam dan mampu memberikan makna bagi yang menyaksikan. Pementasan Tari Kecak bukan hanya sebagai bentuk hiburan semata tetapi lebih kepada upaya merawat budaya Bali sebagai budaya lokal untuk merawat jati diri bangsa. 

Jadi di Hari Tari Internasional ini, marilah kita gelorakan tari tradisional Indonesia untuk melestarikan budaya bangsa.

Selamat Hari Tari Internasional.

Sumber:

Sanggar Tari Karang Boma Desa Adat Pecatu. “Tari Kecak”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun