Destinasi hari pertama adalah Camp Tanjung Harapan, salah satu camp di Taman Nasional Tanjung Puting yang dibuka untuk umum dengan tujuan wisata atau rekreasi. Saat tiba di Camp Tanjung Harapan, trekking singkat di hutan Kalimantan kurang lebih 1 km, kami diajak menyaksikan pemberian makanan tambahan bagi orangutan yang ada di area tersebut.Â
Pemberian makanan bagi orangutan ini bukanlah makanan utama, melainkan makanan tambahan (supplementary feeding) secara terbatas yang menjadi kebijakan dari Orangutan Foundation International (OFI) sebagai mitra pemerintah dalam mengelola Taman Nasional Tanjung Puting, dengan berbagai pertimbangan (kondisi hutan, ketersediaan makanan alami, dan proses rehabilitasi orangutan).Â
Selesai dari feeding area, kami kemudian diberikan kesempatan menanam pohon-pohon endemik Kalimantan di camp ini, simbol kontribusi bagi hutan Kalimantan sekaligus legacy atas nama kami masing-masing.
Selama perjalanan hari ini, kami menikmati keindahan menyusuri Sungai Sekonyer, salah satu sungai utama tempat lalu lalang kelotok menuju Taman Nasional Tanjung Puting. Kami menyaksikan eksotisme panorama dan fauna di sekitar sungai termasuk bekantan yaitu monyet endemik Kalimantan. Kami kemudian menutup hari ini dengan bermalam di Rimba Ecolodge, Sekonyer.
Hari Kedua
Pagi hari yang cerah, kami menikmati sarapan di kelotok, lalu dilanjutkan menyusuri Sungai Sekonyer untuk menuju ke destinasi kedua, Camp Pondok Tanggui. Di sepanjang perjalanan selama lebih kurang 1,5 jam kami menyaksikan keindahan panorama pagi di hutan hujan tropis Kalimantan, salah satu yang tertua di dunia (bersama hutan hujan tropis Amazon dan Daintree di Australia).
Pondok Tanggui menjadi feeding camp kedua setelah Tanjung Harapan. Aktivitas di tempat ini identik dengan sebelumnya yaitu menyaksikan pemberian makanan tambahan bagi orangutan yang dilakukan oleh para rangers dari Orangutan Foundation International (OFI), namun dengan suasana yang berbeda dari jadwal pemberian makanan, topografi area, hingga ekosistem hutan sekitarnya.Â
Sebagai catatan penting, supplementary feeding bagi orangutan diberikan hanya 1 kali sehari dengan jumlah makanan terbatas dan bukan dengan tujuan utama aktivitas wisata melainkan bagian dari kelanjutan proses pelepasliaran orangutan. Wisatawan diijinkan menyaksikan kegiatan ini secara terbatas dengan maksud agar lebih mudah menyaksikan lebih banyak orangutan.