Namun masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dari pengelola, diantaranya pengembangan kapasitas sumber daya manusia, penyediaan fasilitas umum seperti toilet, pengelolaan sampah, dan digitalisasi. Sumber daya manusia memiliki peran kunci dalam pengelolaan desa wisata. Kompetensi dan profesionalitas dibutuhkan agar desa wisata mampu bersaing sebagai daya tarik wisata unggulan di wilayahnya. Kemudian terkait fasilitas umum, yaitu toilet, Desa Wisata Kebongagung masih harus melakukan perbaikan baik dari kuantitas maupun kualitas toilet. Kondisi toilet sangat memengaruhi kenyamanan wisatawan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang dalam hal penambahan jumlah dan pemeliharaan kebersihan toilet di kawasan Desa Wisata Kebonagung.
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah tentang pengelolaan sampah. Kualitas kebersihan lingkungan adalah penunjang daya tarik wisata yang pada akhirnya membuat wisatawan betah selama melakukan kunjungan. Pandemi saat ini mengubah banyak hal, salah satunya adalah akselerasi proses digitalisasi di berbagai sektor termasuk pariwisata, tak terkecuali bagi desa wisata. Digitalisasi secara lebih luas kiranya dapat diterapkan di Desa Wisata Kebonagung sehingga mampu mengoptimalkan tata kelola desa wisata, mengembangkan inovasi produk wisata serta meningkatkan layanan kepada wisatawan.
Sertifikasi desa wisata berkelanjutan bukanlah akhir dari berbagai upaya yang telah dilakukan, namun ini adalah sebuah perjalanan. Perjalanan untuk selalu menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pengembangan pariwisata. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H