Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Pemilu Mas Romo 06 : #TerbuktiBenar

21 Januari 2014   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam Jum’at kerap dianggap malam keramat, saat dimana para lelembut dan segala macam hal sejenisnya keluar dari ruang persembunyian. Aura mistis lebih terasa apabila Jum’atnya adalah Kliwon. Pada malam itu di tempat tertentu lazim tercium bau kemenyan yang dibakar. Kuburan pun banyak yang ramai karena didatangi orang untuk tirakat, melek, menunggu ilham tetapi bisa juga nomor undian.

Nah, beberapa waktu lalu, KPK juga mempertahankan hari Jum’at yang disebut oleh publik sebagai hari Jum’at Keramat. Pada hari itu berkali-kali ada kejadian, seorang yang dinyatakan sebagai tersangka korupsi dan diperiksa bakal ditahan. Yang terakhir merasakan Jum’at Keramat adalah AU, politisi muda yang santun namun dilengserkan dari kedudukan sebagai ketua partai penguasa lantaran tersangkut kasus korupsi.

Dijebloskannya AU menjadi babak lanjut dari babak belurnya partai yang sejak didirikan langsung meraih simpati publik dan tak perlu menunggu lama hingga dalam pemilu-pemilu berikutnya meraup banyak suara, bahkan berhasil menjadi pemenang pemilu. Satu persatutokoh partai yang mengatakan tidak dalam terhadap korupsi dalam iklannya itu ternyata rontok akibat dinyatakan sebagai tersangka tindak pidana korupsi oleh KPK.

“Kasihan ini partai, pemilu 2014 pasti bakal terjun bebas”, ujar Mas Romo.

Partai apa tuh Mas?” tanya kawan Mas Romo yang malas sekolah sejak kecil sehingga gagal baca tulis.

“Partai D, partainya pak presiden kita”, jawab Mas Romo memberi kode.

“Oh ..iya..betul Mas. Terjun bebas memang. Begitu kata survey”

“Wah kamu kok tahu survey segala”, tanya Mas Romo heran.

“Saya cuma nonton berita di TV kok Mas. Tapi apa betul ya ... mantan ketuanya yang dulu bilang mau digantung di Monas kalau korupsi itu, memang benar-benar korupsi ya Mas?”

Pertanyaan kawan Mas Romo itu sulit dijawab. Pada dasarnya kalau seseorang sudah ditetapkan sebagai tersangka tentu saja sudah ada bukti-bukti yang meyakinkan. Menjadikan seseorang sebagai tersangka dengan bukti yang tidak kuat tentu saja berisiko, apalagi yang menetapkan adalah lembaga yang dikenal punya integritas yang cukup baik dalam urusan menjebloskan koruptor ke penjara.

Belum juga Mas Romo menjawab pertanyaan, kawan yang lain sudah mengajukan pertanyaan yang berbau pernyataan.

“Menurut saya sih ini politik Mas, jadi sepertinya tidak benar kalau sang mantan ketua itu korupsi. Nggak ada tampangnya untuk ikut-ikutan korupsi lah, ya kan Mas Romo?”

“Soal itu saya tidak tahu, tapi mana ada korupsi di negeri kita ini yang tak ada hubungannya dengan politik. Saya hanya nggak setuju kalau korupsi apa tidak itu dikait-kaitkan dengan tampang. Banyak orang yang tampangnya baik-baik tapi kelakuannya buruk sekali. Banyak orang terhormat tapi ternyata kelakuannya tidak terpuji sama sekali”, ujar Mas Romo.

“Betul Mas, dia ini memang suka sekali lihat buku dari covernya saja, dari chasing belaka”, sahut kawan lain menyalahkan kawan yang satunya.

“Kalau disebut sebagai permainan politik, ini tentu saja taruhannya besar sekali. Baik dari yang disingkirkan maupun yang menyingkirkan. Kedua-duanya sama-sama bisa hancur”, ujar Mas Romo.

“Terangnya bagaimana Mas Romo”

“Ya, kalau benar partai itu hendak menyingkirkan sang mantan ketua yang konon tak direstui oleh pemilik partai, maka menyingkirkan sang mantan dengan cara seperti ini tentu saja juga menghancur leburkan citra partainya sendiri”, jawab Mas Romo.

“Setuju Mas. Korupsi kan sesuatu yang paling di benci di negeri kita, meski banyak yang melakukannya. Bahkan yang ingin korupsi menghilang, pun kerap kali tak bisa lepas dari perilaku koruptif”

“Makanya kalau dikaitkan dengan pemilu, andai penahanan AU itu dikaitkan dengan politik, maka jelas pelakunya tengah menjebak dirinya sendiri, jikalau permainan itu benar adanya”, sahut Mas Romo.

“Jadi bagaimana kita menyikapinya?”

“Ya gampang saja, bahwa KPK memang benar punya hak untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka tindak pidana korupsi dengan sekurangnya dua bukti. Dan seseorang yang telah ditetapkan sebagai tersangka bisa saja ditahan oleh KPK. Jadi sikap kita ya sebaiknya mengamini saja bahwa apa yang dilakukan oleh KPK itu terbukti benar”, kata Mas Romo panjang lebar.

“Maksud Mas Romo, AU itu koruptor?”

“Ya jangan begitu, status itu nanti akan disematkan oleh keputusan pengadilan. Yang terbukti benar adalah ya dia ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian ditahan”, ujar Mas Romo.

“Ya, iyalah Mas ... masak tersangka dan penahanan cuma guyonan. Lagian siapa yang mau dijadikan tersangka dan tahanan jadi-jadian?” sahut kawan Mas Romo sambil tertawa.

“Jadi nggak salah kan kalau saya mengatakan memang terbukti benar?” tanya Mas Romo tanpa jawaban dari kawan-kawannya.

“Jadi kawan-kawan ini sudah larut malam, marilah kita pulang, sebelum terbukti benar sebagian besar dari kita tidak dibukakan pintu oleh istri di rumah!”

Pondok Wiraguna, 16 Januari 2014

@yustinus_esha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun