Saya tak tahu harus mengatakan apa untuk membesarkan hatinya. Namun belum sempat merangkai kata, kawan saya itu mengatakan kalau dia tahu sejak awal proses pencalonan itu akan berjalan seperti ini dia tidak akan maju. “Tobat saya menjadi caleg”.
Saya iyakan saja kata-kata teman itu, walau dalam hati sebetulnya saya ingin membantah. Jadi caleg itu seperti candu, sekali nyaleg biasanya akan kembali mencalonkan diri sampai jadi. Dan sebetulnya kawan saya itu, bukan kali ini saja dia mencalonkan diri. Dan terbukti mesti tak jadi toh dia kembali mencalonkan diri dan tetap tidak jadi.
Selamat datang di lembar sejarah caleg abadi.
Pondok Wiraguna, 14 April 2014
@yustinus_esha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H