Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quick Count, Jerman, dan Argentina

11 Juli 2014   17:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:39 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai hari ini masih banyak yang belum percaya bahwa Jerman menggalahkan Brasil dalam semifinal piala dunia 2014 dengan skor telak 7 – 1.  Skor yang merupakan salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah piala dunia.

Demikian halnya untuk Brasil, kekalahan ini juga merupakan skor terburuk dalam sejarah tim nasional. Brasil yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat sebagai pemenang piala dunia 2014 ternyata tumbang.
Terhadap kekalahan telak itu banyak yang berkilah kalo saja Neymar bermain maka hasilnya akan berbeda. Bisa jadi ya, namun Brasil bukanlah tim yang miskin pemain berkualitas. Pemain timnas Brasil dalam piala dunia 2014 adalah pemain-pemain yang menonjol dalam berbagai kompetisi sepakbola di liga-liga Eropa.

Kira-kira satu jam setelah pertandingan antara Brasil melawan Jerman selesai, Tempat Pemunggutan Suara yang tak jauh dari rumah saya dibuka. Namun sekitar jam 8.30 saya baru pergi ke TPS, karena harus bergantian menjaga anak yang belum bangun. Sesampai di TPS saya langsung masuk dan diberi nomor urut, walau tak ada orang lain yang hendak mencoblos, saya mendapat nomor urut 23.

Dibanding dengan saat pemilu legislatif dimana saya juga pergi pada jam yang hampir saya untuk mencoblos, saat itu saya mendapat nomor urut 81 dan perlu menunggu beberapa saat untuk mencoblos karena terjadi antrian. Pemilu presiden kali ini TPS terasa sepi, tak nampak gerombolan pemilih di depan pintu masuk.

Setelah mencoblos, saya berkeliling ke banyak TPS dan situasinya tidak jauh berbeda. Kemudian sekitar jam 12.00 saya singgah ke TPS yang menurut saya paling unik. TPS yang letaknya tak jauh dari rumah saya itu bertema piala dunia. Di bagian dalam dindingnya berhias gambar-gambar piala dunia, langit-langitnya dihiasi dengan gantungan bendera-bendera negara peserta piala dunia. Petugas di TPS itu semua berseragam jersey negara peserta piala dunia 2014.

Saat berbincang dengan seorang kawan di TPS itu, dia mengatakan pemilu presiden kali ini sepi karena tidak ada yang membagi-mbagi amplop kepada pemilih. Makanya pemilih ogah-ogahan. Bisa jadi pernyataan itu benar,namun bisa jadi juga salah. Yang benar adalah pemilu presiden kali ini bertepatan dengan hari puasa dan semifinal piala dunia 2014. Dan karena hari pemunggutan suara adalah hari libur maka kemungkinan banyak yang lebih memilih meneruskan tidur setelah sahur dan menonton pertandingan antara Jerman versus Brasil yang berakhir tragis itu.

Setelah perhitungan suara, saya pulang karena mulai limbung akibat tidak tidur seharian. Saya sempat menyaksikan quick count di beberapa stasiun TV sampai jumlah suara yang masuk kira-kira 18%. Setelah itu saya tertidur di depan televisi dan terbangun sekitar jam 7 malam. Quick count telah usai dan di layar televisi terpampang hasil final. Dan konon kedua pasangan capres dan cawapres sudah mengadakan konperensi pers untuk menanggapi hasil quick count itu. Keduanya mengklaim kemenangan karena memakai patokan hasil quick count dari lembaga survey yang berbeda.

Pemunggutan suara di TPS yang berlangsung aman-aman saja, tak nampak ada gerak gerik yang mencurigakan, bau pelanggaran juga tidak terlalu terasa dan kalaupun dicari kekurangannya adalah kebanyakan TPS tidak memasang DPT. Kemudian suasana itu berubah ketika quick count selesai diumumkan. Suasana nampaknya menjadi tegang, karena stasiun-stasiun TV menyiarkan hasil yang berbeda. Distasiun TV tertentu, beberapa lembaga survey memenangkan kandidat tertentu, sebalikknya di TV lainnya lembaga survey memenangkan calon lainnya.

Dan meski quick count selalu saja dipersoalkan, tapi bagi para pendukung, tim dan juga kandidat, quick count juga selalu dipakai untuk merayakan kemenangan secara lebih cepat ketimbang menunggu hasil dari KPU yang perlu waktu 2 minggu lagi.Sayang tingkat presisi masing-masing lembaga survey berbeda-beda, namun sebetulnya tidak mengapa asal yang diumumkan sebagai pemenang quick count adalah pasangan yang sama. Namun kali ini tidak, presisinya beda-beda dan yang diumumkan sebagai pemenang berbeda pula.

Di luar kebiasaan, Presiden SBY yang biasanya lambat merespon sesuatu, kali ini bergerak cepat. Kedua capres dan cawapres dipanggil olehnya. Dan Presiden SBY segera melakukan konperensi pers untuk memberi himbauan baik kepada pasangan capres/cawapres, tim sukses, simpatisan, pendukung dan masyarakat banyak untuk tidak berlebihan merayakan kemenangan yang bisa memancing pertentangan antar dua kubu.

Hanya saja di media sosial keramaian terus saja terjadi. Muncul berbagai macam klaim dan olok-olok. Kemenangan 7 – 1 dari timnas Jerman atas Brasil misalnya ditafsir sebagai pertanda bahwa presiden ke 7 adalah kandidat nomor 1. Kemudian muncul pula gambar dimana dua kandidat presiden yang bersaing berdampingan dengan jersey seragam timnas Jerman dan Brasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun