Melalui terapi dan dukungan sosial yang memadai, anak akan mengembangkan rasa percaya diri yang lebih kuat, memperbaiki kualitas hubungan sosial, dan mengatasi kecemasan serta gejala emosional lainnya. Dalam jangka panjang, anak diharapkan mampu menghadapi tekanan sosial dengan lebih baik, menemukan kepuasan pribadi, dan hidup tanpa terbebani oleh perbandingan. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan anak dapat pulih sepenuhnya dari dampak negatif perbandingan sosial. Â Penerapan pendekatan penguatan positif akan mempercepat proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidupnya secara menyeluruh.
Kesimpulannya bahwa membandingkan anak dengan teman atau saudara dengan tujuan memotivasi sering kali memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental dan perkembangan psikologis anak. Praktik ini dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya diri, kecemasan, stres, hingga depresi, terutama ketika perbandingan sosial yang dilakukan bersifat negatif (Festinger, 1954). Anak yang sering dibandingkan cenderung merasa tidak memadai, mengalami kesulitan menjalin hubungan sosial, dan mengembangkan pola pikir perfeksionis yang tidak sehat (Harter, 1999; Frost et al., 1990). Selain itu, harapan tinggi orang tua, tekanan sosial, serta pengaruh media sosial turut menjadi faktor pemicu perbandingan sosial yang merugikan (Grolnick & Pomerantz, 2009; Chou & Edge, 2012).
Sebaliknya, pendekatan yang lebih positif, seperti memberikan dukungan emosional, apresiasi terhadap upaya anak, dan membantu anak membangun kepercayaan diri, terbukti lebih efektif dalam mendukung pertumbuhan psikologis yang sehat (Markus & Kitayama, 1991). Terapi kognitif-perilaku (CBT) dan bimbingan konseling juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi dampak negatif perbandingan sosial (Dijkstra & Barelds, 2010). Orang tua perlu memahami bahwa perbandingan yang berlebihan bukanlah alat motivasi yang efektif, melainkan dapat menjadi sumber tekanan emosional yang besar bagi anak (Triandis, 1995). Dengan mengedepankan empati dan penguatan positif, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara optimal.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Baumeister, R. F., Smart, L., & Boden, J. M. (2003). The dark side of high self-esteem: Self and social outcomes. Psychological Review, 130(1), 34--52.
Chou, H. G., & Edge, N. (2012). "They are happier and having better lives than I am": The impact of using Facebook on perceptions of others' lives. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 15(2), 117--121.
Dijkstra, P., & Barelds, D. P. H. (2010). Comparing the self to others: Social comparison motives in interpersonal relationships. Personality and Individual Differences, 49(8), 861--866.
Festinger, L. (1954). A theory of social comparison processes. Human Relations, 7(2), 117--140.
Frost, R. O., Marten, P., Lahart, C., & Rosenblate, R. (1990). The dimensions of perfectionism. Cognitive Therapy and Research, 14(5), 449--468.