Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan bagian dari kurikulum pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia dan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa.
Kegiatan PBL bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama menempuh studi di perkuliahan, juga mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dengan pendekatan yang ada di bidang kesehatan masyarakat yang bersifat multidisipliner.Â
PBL juga merupakan proses belajar mengajar mahasiswa di luar perkuliahan yang dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengenal dan memahami segala permasalahan di bidang kesehatan yang terjadi di masyarakat dan mengetahui instansi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Â
Kegiatan PBL dilakukan dengan melibatkan institusi yang berorientasi langsung pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun institusi yang dapat memberi kontribusi dalam bidang kesehatan.Â
PBL ini terdiri dari 3 t tahapan mengikuti siklus perencanaan dan evaluasi yaitu PBL I, II dan PBL III. Kegiatan PBL I merupakan inti dari PBL yang lain karena merupakan fondasi awal di dalam menyusun program berikutnya.Â
Kegagalan atau ketidakmaksimalan kegiatan PBL I akan mencerminkan pelaksanaan PBL II dan III. Selanjutnya, PBL II akan menitikberatkan pada prioritas masalah dan intervensi program dan PBL III adalah untuk evaluasi program hasil kegiatan PBL dan melakukan perbaikan-perbaikan jika  dianggap perlu.
PBL III dilaksanakan pada tanggal 29-5 Desember 2021. Kegiatan PBL III ini digelar dengan menempatkan mahasiswa di lokasi tempat tinggal masing-masing untuk mengembangkan program kesehatan masyarakat di tempat tinggalnya. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan intervensi ini dilaksanakan di Kelurahan Samaenre, Kecamatan Sinjai tengah, Kabupaten sinjai.Â
Adapun kegiatan yang dilakukan pada PBL III ini yaitu melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi dari kegiatan ini adalah dengan membagikan post test kepada masyarakat serta melihat seberapa jauh pengetahuan masyarakat setelah dilakukan kegiatan program pada PBL II kemarin terlaksana atau tidak.Â
Penyuluhan kepada masyarakat setempat dengan metode kuantitatif yaitu kuesioner dan metode kualitatif yaitu mengamati dengan memperhatikan kesesuaian antar jawaban responden dengan realita yang dapat dilihat. Untuk itulah, sebelum kegiatan PBL III ini berlangsung peserta PBL III diberi arahan oleh pengelola dan pembimbing. Â
Saat ini masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia umumnya disebabkan karena masih rendahnya tingkat social ekonomi masyarakat yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri (Self Care).Â
Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat. Dampaknya adalah menurunnya status kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan yang turut mendukung upaya pencapaian target SDGs dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) untuk memotret derajat kesehatan di suatu masyarakat.Â
Kehadiran mahasiswa di tengah tengah masyarakat diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan pemahaman keagamaan kepada masyarakat.Â
Selain itu, diharapkan mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kesehatan masyarakat.
ejadian pandemic Covid 19 yang terjadi di seluruh dunia memunculkan inisiatif Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk turut berperan serta aktif dalam pencegahan penyebaran Covid 19 di Indonesia. Salah satu peran aktif FKM UMI adalah dengan mengusung PBL tematik pada tahun ini yaitu " Penguatan Kesehatan Keluarga melalui Intervensi Program Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Covid 19", .Penguatan kesehatan masyarakat menjadi prioritas khususnya penguatan kesehatan keluarga sebagai lingkup terkecil yang diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan suatu wilayah maupun lingkup global. Dalam upaya memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat berbasis komunitas ditengah pandemi COVID-19, PBL III digelar dengan menempatkan mahasiswa di lokasi tempat tinggal masing-masing untuk mengembangkan program kesehatan masyarakat di tempat tinggalnya.Â
Kelurahan Samenre merupakan salah satu diantara Kelurahan yang ada di kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Secara administrasi Desa Samaenre terbagi menjadi 4 Dusun yaitu Lingkungan Lonra 1, Lingkungan Lonra 2, Lingkungan Bongkong, Lingkungan Takuro. Dalam kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 3 yang menjadi sasaran deskriptif saya adalah Lingkungan Lonra 1 yang merupakan salah satu bagian dari Kelurahan Samenre Kabupaten Sinjai.Â
Di Lingkungan Lonra 1 Kelurahan Samenre Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai Tengah RT 1 terdapat 43 KK, dengan jumlah penduduk seluruhnya orang dengan jumlah laki--laki sebanyak 79 orang dan jumlah perempuan sebanyak 79 orang (Data Sekunder 2019 Desa Samenre ). Adapun KK yang berhasil kami data sebanyak 30 KK, dengan jumlah penduduk 609 orang dengan jumlah laki-laki 43 orang dan jumlah perempuan 50 orang. Jadi, jumlah KK yang tidak dapat kami selesaikan sebanyak 13 KK karena keterbatasan waktu.
Faktor sosial budaya di Kelurahan Samaenre tentunya memiliki karakterstik sosial budaya yang membedakannya dengan masyarakat perkotaan. Seperti pada nilai solidaritas masyarakat Kelurahan Samaenre yang lebih tinggi serta keramahan masyarakat yang dapat bekerja sama dalam berpartisipasi pada kegiatan PBL ini.Â
Budaya di Kelurahan samaenre dapat dikatakan cukup berkembang karena budaya disini sudah tidak terlalu memperhatikan tradisi nenek moyang.Â
Di Kelurahan Samaenre himbauan Pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan sepertinya kurang diterapkan karena tuntutan ekonomi dan kurangnya pemahaman edukasi tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemic Covid-19. Namun, Wabah Covid-19 membuat masyarakat menjadi takut untuk terbuka tentang riwayat penyakit yang dimana masyarakat lebih menggunakan penyembuhan dari obat herbal daripada ke Puskesmas.Â
Dalam upaya memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat berbasis komunitas ditengah pandemi COVID-19, PBL III digelar dengan menempatkan mahasiswa di lokasi tempat tinggal masing-masing untuk mengembangkan program kesehatan masyarakat di tempat tinggalnya.Â
Berdasarkan hal tersebut, maka topik masalah yang akan saya angkat dalam program intervensi ini yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Sanitasi Air Bersih dengan Cuci Tangan Selama Pandemi COVID-19. Pelaksanaan intervensi ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
-Intervensi I (Pengadaan Tempat Cuci tangan dan Praktik Cuci Tangan yang Benar) Â Tujuannya untuk Meningkatkan pemahaman kesadaran Masyarakat tentang pentingnya tempat cuci tangan dan menerapkan cara cuci tangan yang baik dan benar untuk mencegah terjadinya penyakit atau virus yang bisa saja kena ke masyrakat apalagi disaat pandemic ini. Â Â
Dengan Metode pelaksanaan penyediaan tempat cuci tangan yaitu dilaksakan setelah mendapatkan izin dari ketua RT setempat dan di pasang di titik -- titik wilayah yang sering dikunjungi oleh banyak orang. Adapun hasil dari Terpasangnya tempat cuci tangan di wilayah yang sering dikunjungi oleh banyak orang untuk menyadarkan masyarakat bahwa cuci tangan itu penting di saat Pandemi Covid-19.Â
Pelaksanan intervensi yang dilakukan disaat pandemic virus corona (covid-19) saat ini salah satunya yaitu penyediaan tempat cuci tangan serta mencuci tangan menggunakan sabun atau CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Kegiatan tersebut dilakukan setelah mendapatkan izin dari ketua RT setempat, tempat cuci tangan kemudian di simpan di titik-titik tertentu yang sering dikunjungi masyarakat. Hal tersebut bisa meyakinkan bahwa penyediaan tempat cuci tangan tersebut bisa digunakan oleh banyak masyarakat.Â
Berdasarkan hasil evaluasi pada saat pembagian tempat cuci tangan dan tata cara cuci tangan yang baik dan benar menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya tempat cuci tangan dan tata cara cuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun dengan 6 langkah, setelah melakukan kegiatan karena beberapa masyarakat masih menggagap sepele cuci tangan tersebut setelah melakukan sesuatu di saat pandemic ini, kepada masyarakat di Kelurahan Samaenre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai.
-Intervensi II (Penyuluhan Sanitasi Air Bersih) Â Tujuannya untuk Kegiatan Meningkatkan pemahaman kesadaran Masyarakat tentang pentingnya penggunaan air bersih dengan memasaknya sebelum digunakan serta cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari. Metode Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan Sanitasi Air Bersih dilaksakan dengan memberikan materi langsung kepada masyarakat Kelurahan Samaenre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Dimana jumlah sasaran adalah 15 orang.Â
Adapun materi yang diberikan yaitu pengertian sanitasi air bersih, macam-macam sanitasi air bersih, manfaat sanitasi air bersih, penyakit yang diakibatkan jika tidak menggunakan air bersih dan sumber yang diperoleh air bersih. Sebelum dan sesudah penyuluhan, para peserta terlebih dahulu diberikan pre-test dan setelah penyuluhan diberikan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sanitasi air bersih. Â Â
Penyuluhan sanitasi air bersih dilaksanakan di Balai Pertemuan Kelurahan Samaenre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan pada Hari Jum'at tanggal 18 Juni 2021. Tujuan kegiatan dari penyuluhan tentang sanitasi air bersih yaitu untuk Meningkatkan pemahaman kesadaran Masyarakat tentang pentingnya penggunaan air bersih dengan memasaknya sebelum digunakan serta cuci tangan dalam kegiatan sehari-hari.Â
Penyuluhan tersebut dilakukan dengan jumlah peserta kurang lebih 15 orang. Adapun materi yang diberikan yaitu pengertian sanitasi air bersih, macam-macam sanitasi air bersih, manfaat sanitasi air bersih, penyakit yang diakibatkan jika tidak menggunakan air bersih dan sumber yang diperoleh air bersih.Â
Sebelum dan sesudah penyuluhan, para peserta terlebih dahulu diberikan pre-test dan setelah penyuluhan diberikan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sanitasi air bersih.Â
Berdasarkan hasil evaluasi pre dan post test pengetahuan tentang Sanitasi Air Bersih menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan setelah melakukan Penyuluhan tentang Sanitasi Air Bersih karena materi yang diberikan dapat ditangkap lebih cepat dan bagaimana warga tersebut bertindak mengenai air bersih yang akan mereka gunakan sehingga terjadi peningkatan pada pre & post test serta perubahan sikap dan pengetahuannya.
Berdasarkan hasil penentuan intervensi masalah, maka kami melakukan evaluasi sebagai berikut:
 1. Pada Intervensi fisik Pengadaan tempat Cuci Tangan dan Praktek Cuci Tangan Yang Benar yang dilakukan pada saat PBL II kemarin terjadi peningkatan pada perilaku masyarakat yang lebih memperhatikan kesehatan serta kebersihan di tengah pandemi seperti saat ini, mereka jadi lebih sering mencuci tangan sebelum maupun sesudah menggunakan air mengalir dan 6 langkah cuci tangan yang benar setelah di fasilitasi.
2. Pada Intervensi non-fisik  Penyuluhan Tentang Sanitasi Air Bersih  yang digunakan masyarakat dilakukan pada saat PBL II kemarin terjadi peningkatan. masyarakat menjadi sadar bahwa air yang di konsumsi berpengaruh besar pada kesehatan maka dari itu mereka beralih ke air galon atau memasak air sebelum mereka konsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H