Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekolah Pengolahan Sampah Ar Raihan, untuk Bantul yang Lebih Baik

27 Juli 2019   14:15 Diperbarui: 28 Juli 2019   12:25 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Bantul Meresmikan Peluncuran Sekolah Pengolahan Sampah - dokpri

"Lebih baik menyalakan lilin daripada menyalahkan kegelapan".

Adalah sebuah terobosan yang luar biasa dari sebuah yayasan pendidikan di kawasan Trirenggo Bantul DIY untuk meluncurkan program Sekolah Pengolahan Sampah Ar Raihan di tengah situasi kebingungan akibat daya dukung TPA Piyungan yang sudah overload beberapa tahun terakhir ini. Ide atau gagasan Sekolah Pengolahan Sampah berasal dari Dra Nike Triwahyuningsih, MP., seorang staf pengajar dari Institut Pertanian Yogyakarta selain beliau ini adalah salah satu aktivis yang peduli dengan pengolahan sampah di DIY yang tergabung dalam Jogja Green and Clean serta anggota Jejaring Pengelola Sampah Mandiri JPSM Amor Kabupaten Bantul. Gagasan Sekolah Sampah sudah dipresentasikan oleh Bu Nike di depan BPH Yayasan Ar Raihan sejak Desember 2018.

Sekolah pengolahan sampah ini seolah menjadi angin segar baru, menjadi sebuah solusi yang mendasar pada level hulu pengelolaan sampah sebelum residu sampah berakhir di TPA.

Sesuai amanah Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pasal 40 tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, maka Yayasan Ar Raihan  mengejawantahkan pasal tersebut melalui sekolah sampah ini.

Menurut Pembina Yayasan Ar Raihan H Agus Efendi, SE, berangkat dari pemikiran yang sederhana, bahwa Yayasan Ar Raihan yang menaungi sejumlah kurang lebih 1200 siswa, belum termasuk guru, karyawan dan orang tua murid, dimana di sekolah tersebut setiap hari menyediakan catering maka menjadi konsekuensi logis bila mereka menjadi salah satu produsen sampah dengan jumlah cukup besar.

Sehingga kemudian menjadi keprihatinan tersendiri, mau dikemanakan sampah sebanyak itu.

Pemikiran ini yang kemudian menggerakkan yayasan tersebut untuk membangun kolaborasi dengan stakeholder lain yang peduli dengan pengelolaan sampah dan memutuskan untuk launching sekolah tersebut hari ini, 27 Juli 2019 di Kompleks Kampus 2 Yayasan Ar Raihan Trirenggo Bantul.

Proses panjang telah cukup dilakukan sehingga konsep sekolah pengelolaan sampah ini cukup matang dan strategis sehingga tak salah bila kemudian yang meresmikan adalah Bupati Bantul sendiri, Drs. H. Suharsono.

Sebagaimana yang disampaikan Pembina Yayasan, maksud dan tujuan dari pendirian Sekolah Pengeloaan Sampah ini adalah :

  • Menumbuhkan kepedulian terhadap sampah sejak dini, yang dilakukan dengan himbauan, nasehat, contoh, poster lomba kebersihan dan praktek dan tentu saja dengan meminimalisir produksi sampah.
  • Menumbuhkan dan meningkatkan tanggungjawab civitas akademika Ar Raihan dalam menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan sekolah.
  • Menumbuhkan persepsi positif terhadap sampah, dengan cara mengurangi penggunaan bahan-bahan yang menimbulkan sampah yang sulit terurai, memanfaatkan kembali sampah yang ada.
  • Mendayagunakan sampah dengan mengolahnya dengan kreatif, memilah sampah berdasar karakteristiknya sehingga cara-cara ini mendatangkan keuntungan ekonomi.
  • Tersedianya tempat sampah yang memadai sehingga sampah bisa segera disimpan dalam tempat sesuai peruntukannya.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain :

(1) Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, (2) Pembiasaan tanggungjawab pada sampah yang ditimbulkan dari aktivitasnya, (3) Sedekah sampah tiap hari Jumat, (4) Pengolahan sampah menjadi barang bernilai, (5) Operasi semut setiap kali melakukan aktivitas, (6) Penyediaan tempat sampah dan sarana lain yang memadai, (7) Pelatihan, (8) Studi komparasi tentang pengolahan sampah, (9) Gerakan mengurangi sampah dan (10) Bentuk lain yang dibuat unit-unit Ar Raihan.

Yayasan Ar Raihan juga mengimplementasikan "green curriculum' yang disesuikan dengan kurikulum pengajaran yang saat ini diterapkan, yaitu K13; melakukan uji coba untuk murid beserta orang tua, guru dan karyawan untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam pengolahan sampah dan mengemas paket-paket berbayar yang bisa diikuti semua anggota masyarakat.

Sekolah Pengolahan Sampah Ar Raihan telah mendapat Sertifikat Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM No. AHU-0002476.AH.01.07 Tahun 2019 tentang pengesahan pendirian Badan Hukum Perkumpulan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri Ar Raihan Bantul.

Bupati Bantul mendapat souvenir tas wanita cantik dari panitia, tas dibuat dari kertas zaak semen yang dihiasi batik tangan - dokpri
Bupati Bantul mendapat souvenir tas wanita cantik dari panitia, tas dibuat dari kertas zaak semen yang dihiasi batik tangan - dokpri

Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati Bantul menyampaikan aspirasi dan penghargaan kepada Yayasan Ar Raihan karena inovasi sekolah sampah ini koheren dengan program Pemkab Bantul untuk menuju "Bantul Bebas Sampah".

Program ini mempunyai harapan bahwa semua sampah di Bantul telah terkelola pada tahun 2025 nanti, dimana semua warga diwajibkan melakukan pengurangan timbulan sampah dari sumbernya.

Pemkab Bantul memiliki semangat "Makaryo Mbangun nDeso" di lingkungan ASN, OPD dan instansi terkait lainnya untuk melayani dan melakukan gerakan meminimalisir timbulan sampah ini dengan menerapkan konsep reward and punishment.

Salah satu contohnya adalah bahwa dokumen SPJ staf ASN tidak akan ditandatangai apabila dalam sebuah forum mereka gagal memberikan contoh dalam mengurangi jumlah timbulan sampah (misalnya menyediakan piring kecil untuk snack ringan alih-alih menggunakan kardus kemasan).

0 Advanced issues found▲

 

Berfoto bersama Bu Nike - paling kiri - penggagas Sekolah Pengolahan Sampah dan segenap pengurus yayasan - dokpri
Berfoto bersama Bu Nike - paling kiri - penggagas Sekolah Pengolahan Sampah dan segenap pengurus yayasan - dokpri

Demikianlah gagasan sederhana tapi mendasar dari sebuah yayasan pendidikan di Bantul, tentu saja dengan harapan, inovasi-inovasi seperti ini akan menginspirasi wilayah-wilayah lain sehingga problem pengeloaan sampah bisa selesai di hulu dan mengurangi beban lingkungan. Sampah adalah persoalan bersama sehingga kita harus rela melepas ego sektoral masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun