Sholat Jumat dilaksanakan pada pukul 12.45 siang. Jadi memang waktu menunggu sholat cukup lama, karena kotbah Jumat disampaikan dalam 3 (tiga) bahasa, yaitu Inggris, Turki dan Jepang. Karena saya muslimah, maka saya sholat di ruang bawah yang posisinya berada di bawah persis ruang utama masjid.
Menjelang jam 11.30, ruang bawah juga sudah dipenuhi jamaah muslimah. Saya amati ada beragam komunitas muslimah sedunia, termasuk orang Jepang sendiri, yang mengikuti sholat Jumat. Memang suasananya sangat berbeda dengan masjid di Indonesia dimana jamaah perempuan biasanya memakai mukena. Disini, yang penting aurat tertutup sehingga sah sholatnya.
Mimbar di dalam masjid (dok.pri)
Ada yang unik ketika selesai sholat Jumat, dimana pihak Masjid Camii menyediakan makan siang yang dibagikan gratis kepada jamaah. Kebetulan siang itu menunya semacam nasi pilaaf, hidangan yang konon berasal dari Persia kuno, yaitu masakan nasi yang gurih (karena ditumis dengan kaldu daging) dengan kacang lentil. Makan siang dikemas dalam mangkok plastik dan disajikan di meja besar yang berada di ruang bawah, di belakang ruang sholat jamaah muslimah. Makan siang ini biasanya dinikmati langsung di lokasi bagi yang menginginkannya. Tentu saja tidak mengambil makan siang juga tidak masalah, terutama bila sudah terburu-buru perlu masuk bekerja lagi. Bila tidak ingin repot makan terburu-buru, ada pilihan membeli roti dan kue yang dijual di kedai.
Kedai yang menjual beragam makanan halal dan suvenir khas Turki (dok.pri)
(semacam) nasi pilaaf (dok.pri)
Adalah sebuah kesan tersendiri, menikmati sholat Jumat di negeri orang, negeri dengan populasi muslim yang cukup sedikit.......Jadi, monggo yang masih berada di Tokyo, bisa merapat ke Masjid Camii...mumpung hari Jumat....:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya