Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Serunya "Mountain Tour" dengan Kereta Api Wisata Ambarawa – Bedono

28 Oktober 2016   10:08 Diperbarui: 28 Oktober 2016   15:22 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berakhir di Stasiun Bedono (dok.pribadi)


Kamis, 27 Oktober 2016 kemarin, manajemen PT KAI meluncurkan kereta wisata rute baru dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Bedono di Kabupaten Semarang. Rute ini terbilang unik karena hanya ada dua tempat di Indonesia: di Ambawa ini dan di Padang, Sumatera Barat (di dunia hanya ada di 3 tempat: Indonesia, India, dan Swiss). Keunikannya terletak pada rel kereta yang bergerigi. Rel bergerigi digunakan pada jalur menanjak. Stasiun Ambarawa yang berada pada ketinggian 474,40 meter sementara Stasiun Bedono pada ketinggian 711 dpl, jadi konturnya memang menanjak.

Pintu masuk Museum KA Ambarawa (dok.pribadi)
Pintu masuk Museum KA Ambarawa (dok.pribadi)
Rel bergerigi (dok.pribadi)
Rel bergerigi (dok.pribadi)
Lokomotif yang dijalankan menggunakan tenaga uap, jadi merupakan sensasi tersendiri menumpang kereta uap ini dengan loko seri B 25 03. Kebetulan, PT KAI masih memiliki dua lokomotif uap yang mendukung sistem rel bergerigi, yakni Lokomotif B 2502 dan B 2503 buatan Jerman pada tahun 1902 yang kini dikembangkan untuk kereta wisata.

dok.pribadi
dok.pribadi
Lok uap B 25 03 buatan Jerman (dok.pribadi)
Lok uap B 25 03 buatan Jerman (dok.pribadi)
Peluncuran Kereta Wisata Ambarawa - Bedono (dok.pribadi)
Peluncuran Kereta Wisata Ambarawa - Bedono (dok.pribadi)
Untuk sementara ini, joyride dengan kereta uap ini hanya melayani paket domestik secara kolektif mengingat mahalnya harga operasional yang mencapai 15 juta rupiah per paket. Kemarin sempat mendengar juga dari Kepala Stasiun Ambarawa, Rahmayandi Chaniago, kemungkinan tarif ini bisa dinaikkan hingga 25 juta rupiah. Wow.

Ada sebuah tulisan menarik di dalam rangkaian kereta yang sempat saya abadikan: It takes only one hour, but the memory of your railway mountain tour will last forever. Hhmm, rasanya benar juga. Baru sekali ini saya mengikuti mountain tour menggunakan loko uap. Ada rasa terkenang kembali ke masa lampau membayangkan bagaimana orang-orang di masa itu bepergian menggunakan kereta uap dengan waktu tempuh yang tidak sebentar.

dok.pribadi
dok.pribadi
Pemandangan hijau asri yang terhampar di sepanjang perjalanan membuat kita menyadari betapa kaya negeri kita. Rasa penat dan stres hilang seketika. Wisata minat khusus ini memiliki potensi besar bagi orang-orang dalam kesehariannya terlibat dengan kehidupan yang hiruk-pikuk terutama dari perkotaan.

Berakhir di Stasiun Bedono (dok.pribadi)
Berakhir di Stasiun Bedono (dok.pribadi)
Peluncuran jalur wisata baru dan kereta pustaka ini juga dalam rangka memperingati Hari Museum Indonesia yang jatuh 12 Oktober kemarin yang mengambil tema Museum: Wajah Peradaban Kita. Tentu saja, kita masih menyadari bahwa kondisi museum di Indonesia berada dalam keadaan yang kurang optimal dan miskin peminat. Masih perlu upaya keras agar wajah peradaban kita bisa direpresentasikan dalam kehadiran museum.

Berkostum unik (dok.pribadi)
Berkostum unik (dok.pribadi)
Kini, Museum Kereta Api di Stasiun Ambarawa masih terus berbenah agar menarik pengunjung. Sudah bisa disaksikan bahwa kondisi museum saat ini bersih, rapi, dan nyaman. Operasional loko uap dengan paket mountain tour-nya diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah pengunjung sekaligus menawarkan wisata edukasi khususnya sejarah perkeretaapian di Indonesia. Monggo yang berminat mampir ke Museum Kereta Ambarawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun