Mohon tunggu...
Yusticia Arif
Yusticia Arif Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga Ombudsman DIY

I Q R O '

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Budaya Berkereta di Jepang

9 Maret 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:57 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta api adalah urat nadi kehidupan di kota-kota di Jepang. Jaringan perkeretaapian terhubung dengan sangat efisien, sehingga berkereta telah menjadi pilihan. Tidak salah, bila Wikipedia menggambarkan stasiun-stasiun di Jepang dengan sebutan bersih dan efisien. Ini adalah bukti bahwa pemerintah Jepang mengakomodasi kepentingan warganya dalam menggunakan transportasi publik. Sebagaimana diketahui, masalah kemacetan hampir menghantui kota-kota besar di dunia. Tanpa komitmen yang kuat dari pemerintah terhadap transportasi publik, persoalan kemacetan hanya akan bertambah parah seiring pertambahan waktu.

[caption id="attachment_401581" align="aligncenter" width="512" caption="Stasiun Tokyo, sudah 1 abad"][/caption]

[caption id="attachment_401596" align="aligncenter" width="432" caption="Petunjuk Wi Fi gratis dalam kereta - KA NEX Narita Express"]

1425873768180981075
1425873768180981075
[/caption]

Pemerintah Jepang adalah salah satu negara yang berkomitmen kuat terhadap transportasi publiknya. Kota sebesar Tokyo, yang merupakan daerah terpadat di Jepang, yang juga merupakan metropolitan terpadat di dunia berdasarkan jumlah penduduknya, belum lagi dari ribuan komuter yang setiap harinya keluar masuk ke Tokyo, menjadi beban tersendiri bagi kota. Maka, kereta api, salah satu moda transportasi massal yang paling efisien adalah pilihan.

[caption id="attachment_401582" align="aligncenter" width="512" caption="Peak hour di Stasiun Gotanda"]

1425872807986915522
1425872807986915522
[/caption]

[caption id="attachment_401597" align="aligncenter" width="512" caption="Antrian penumpang kereta, tertib"]

14258738492060653221
14258738492060653221
[/caption]

[caption id="attachment_401601" align="aligncenter" width="512" caption="Stiker nomer kereta, aturan antrian"]

14258751971999244108
14258751971999244108
[/caption]

Kereta api adalah mode transportasi utama di Tokyo. Hampir semua perlintasan berada di bawah tanah, atau melayang. Perlu diketahui, bahwa keberadaan perlintasan sebidang akan menimbulkan persoalan kemacetan baru, oleh karena itu, di Tokyo, perlintasan sebidang sangat minim, kalau pun ada, tinggal di pinggiran kota yang tidak terlalu padat lalu lintasnya.

[caption id="attachment_401583" align="aligncenter" width="512" caption="Perlintasan sebidang di dekat stasiun Ishikawadai, Ota"]

14258728601672628131
14258728601672628131
[/caption]

Meski jalur kereta masih didominasi Japan Railways (JR), Jepang menerapkan sistem multiple operator (di Indonesia, opertaor KA hanya 1, yaitu PT KAI), semua diwakili dengan warna-warna untuk membedakan dengan yang lain, dengan puluhan jalur yang ditawarkan yang menghubungkan titik-titik strategis di pusat kota, seperti Shinjuku atau Shibuya.

[caption id="attachment_401587" align="aligncenter" width="288" caption="Peta dan papan informasi yang lengkap"]

14258732261168429086
14258732261168429086
[/caption]

Menumpang kereta disini sangat mudah. Petunjuk peta jelas dan lengkap. Petugas kereta, meski tak banyak jumlah personilnya (karena mahalnya tenaga kerja di Jepang)juga sigap membantu penumpang yang kebingungan menemukan line atau jalur kereta yang hendak dituju. Ada juga penyedia informasi kereta yang bersifat on line, misalnya hyperdia.com, tinggal klik stasiun keberangkatan dan tujuan, dalam sekejap, informasi line kereta, estimasi waktu dan total tarif akan segera muncul di layar smartphone kita.

[caption id="attachment_401588" align="aligncenter" width="512" caption="Pasmo, kartu untuk memudahkan berkereta"]

1425873280987634175
1425873280987634175
[/caption]

[caption id="attachment_401589" align="aligncenter" width="512" caption="Mesin tap kartu di Haneda Airport"]

1425873349546573566
1425873349546573566
[/caption]

Dengan menggunakan kartu berlangganan, kita akan lebih mudah dan efisien lagi dalam berkereta. Paling tidak ada 2 jenis kartu langganan yang bisa digunakan, yaitu Pasmo dan Suica. Beda kedua kartu ini adalah : Pasmo bisa digunakan untuk menumpang semua kereta dari semua operator, sementara Suica diterbitkan oleh JR, jadi kita hanya bisa menumpang kereta yang dioperasikan JR saja. Pasmo dan Suica ini seperti system pulsa, jadi bisa kita isi ulang dan kartu berlaku hingga 10 tahun. Sistem pembelian tiket juga sangat mudah. Ada semacam mesin (fare adjustment machine)yang menjual tiket secara otomatis, tinggal klik tombol stasiun tujuan, masukkan uang dan tiket keluar. Barangkali yang menjadi persoalan adalah bahwa bila kita berada di pinggiran kota, kebanyakan petunjuk masih menggunakan huruf Kanji, jadi mesti nanya petugas, tapi tak masalah bila berada di pusat kota, karena papan informasi tersedia dalam bahasa Inggris. Ini kaitannya dengan Jepang yang pada tahun 2020 nanti akan menggelar hajat Olympiade di Tokyo, sehingga mereka juga mempersiapkan diri dengan kedatangan turis.

[caption id="attachment_401590" align="aligncenter" width="512" caption="Mesin pembelian tiket kereta"]

1425873406501183609
1425873406501183609
[/caption]

[caption id="attachment_401591" align="aligncenter" width="512" caption="Time table Shinkansen di stasiun Shinagawa"]

142587347492837871
142587347492837871
[/caption]

[caption id="attachment_401598" align="aligncenter" width="512" caption="Masinis turun kereta, memantau CCTV, memastikan penumpang naik-turun dengan aman"]

14258748211422184963
14258748211422184963
[/caption]

Frekuensi kedatangan dan keberangkatan kereta di Tokyo sangat singkat, dalam catatan saya tidak sampai 5 menit, sudah ada kereta berikutnya, jadi, kita tidak perlu khawatir ketinggalan kereta/terlambat berangkat ke tempat tujuan. Untuk kereta komuter, ada 3 jenisnya : kereta local yang berhenti di tiap stasiun, kereta semi ekspres yang berhenti di beberapa stasiun, dan ada kereta ekspress yang langsung meluncur ke tempat tujuan, sehingga cepat sampai tujuan. (Untuk kereta Shinkansen, juga berlaku pembagian 3 jenis ini : Nozomi, Hikari dan Kodama).

Kereta ekspress ditandai dengan indikator lampu berwarna hijau di bagian depannya. Indikator ini juga terlihat pada layar monitor time table perjalanan kereta, sehingga di papan informasi kedatangan kereta bisa terbaca juga oleh penumpang. Penumpang yang sudah memiliki “jam berkereta” tinggi, biasanya akan segera berpindah ke kereta ekspress bila mereka mengetahuinya, saking efisiennya kehidupan orang Jepang.

[caption id="attachment_401592" align="aligncenter" width="512" caption="Tempat tunggu di stasiun Shibuya, nyaris jarang digunakan"]

14258735331253049046
14258735331253049046
[/caption]

Berbicara tentang efisiensi kehidupan berkereta, di stasiun-stasiun di Tokyo hampir tidak pernah terjadi penumpukan penumpang. Jadi, stasiun selalu kelihatan sepi dan bersih. Sehingga, meski tersedia tempat-tempat duduk (yang tidak banyak jumlahnya), jarang dimanfaatkan.

Kini, platform di hampir semua stasiun dibuat tertutup, tentunya ini demi keamanan, atau dugaan saya mungkin juga untuk mencegah orang bunuh diri dengan menabrakkan ke kereta. Bunuh diri bukanlah persoalan baru di Jepang, kini, bila ada orang yang bunuh diri di stasiun/platform, maka keluarganya akan didenda oleh pemerintah sampai sekitar 2 atau 3 juta JPY. Konon kemudian, yang berniat bunuh diri, biasanya menanggalkan identitas, agar keluarganya tidak terbebani.

[caption id="attachment_401593" align="aligncenter" width="512" caption="Larangan di platform"]

1425873597347485299
1425873597347485299
[/caption]

[caption id="attachment_401595" align="aligncenter" width="480" caption="Platform tertutup "]

1425873688363968940
1425873688363968940
[/caption]

Stasiun-stasiun di Jepang biasanya komprehensif dengan fungsi lain, entah itu dengan fungsi kesehatan, fungsi perbelanjaan, pemerintahan, pelayanan hingga kesenangan. Di Ookayama, distrik Ota,  di atas stasiun ada bangunan rumah sakit, terdengar kontradiktif, tetapi ternyata kedua fungsinya juga berjalan baik-baik saja tanpa konflik. Segala sesuatunya telah diatur sedemikian rupa, sehingga manajemen waktu orang menjadi sangat efisien ketika bepergian.

[caption id="attachment_401599" align="aligncenter" width="512" caption="Stasiun bus, di depan stasiun Kyoto, terdapat juga hotel dan pusat perbelanjaan di stasiun"]

14258748791531574830
14258748791531574830
[/caption]

[caption id="attachment_401600" align="aligncenter" width="512" caption="Coin locker, fasilitas penyimpanan berbayar - kita bisa pulang kerja dan mampir berbelanja tanpa perlu menenteng tas berisi file pekerjaan"]

14258749651012068105
14258749651012068105
[/caption]

Kehidupan berkereta di Jepang adalah representasi negara yang mengakomodasi hajat hidup orang banyak, dan Jepang membuktikan, bahwa mereka bisa mewujudkan transportasi yang berkeadilan.

Salam spoor-spooran.

*Semua foto adalah koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun